Minggu Kedua: Pelayan Restaurant Cepat Saji

ilham rinaldi
Sandang Pangan Santai
4 min readJul 20, 2020

“Tanggal merah begini enak namatin game, bray,” Ujar singkat Deka sambil menyalakan PSnya. “Lo mau ngapain Bay? Gak mau ngegame ama gue sini?” Mencoba penasaran dengan apa yang sahabatnya akan lakukan hari ini.

Photo by Sepet on Unsplash

“Skip gue, mau jalan ama temen-temen SMA nih, cabut dulu ye… titip apartemen” Bayu mencoba menjawab seadanya sambil mengikat tali sepatunya.

Deka yang saat itu sedang bermain pun sedikit menoleh ke arah Bayu. “Oh, nanti pas balik nitip beliin martabak yak! Ntar gue gantiin duitnya.”

ntir gii gintiin diitnyi.” Jawab Bayu sambil menirukan meme bocah pramuka yang baru-baru ini ia lihat. Ia lalu bergegas meninggalkan apartemen.

Rabu pagi yang menyenangkan, sepoi-sepoi angin berhembus mesra dari jendela apartemen. Seperti tanggal merah biasanya, Deka menghabiskan waktu dengan bermain PS kegemarannya. Sampai ada beberapa game yang mampu tamat dalam sehari. Hitung-hitung relaksasi pikirnya. Tapi entah kenapa, bermain PS hari ini tidak semenyenangkan biasanya, Deka dihantui harap-harap cemas pengangguran.

Belum selesai menghabiskan satu chapter dalam gamenya, Deka kembali merenungkan nasibnya, dan terus merenung. Tak jarang, itu membuatnya risau, hingga ia memutuskan untuk memesan makanan kesukaannya, McD. Rasanya hampir seluruh fakboi di Nusantara akan memilih McD dibanding junkfood lainnya. Entah kenapa, hal tersebut menjadi rahasia umum, atau mungkin alasan lain Deka memilih McD karena ‘D’ pada McD berarti Deka ~bedumces.

McD-nya pun akhirnya datang, dan langsung disantap tanpa pikir panjang. Ditengah-tengah santapannya, terbesit dalam pikirannya untuk menjadi salah satu karyawan McD. Pikirannya semakin liar tat kala membayangkan kalau dapat shift malam, tentu akan membantunya untuk tetap kerja pada siang hari.

Namun, apa kata dunia kalau seorang Deka menjadi salah satu pelayan McD? Meskipun harus diakui, gajinya lumayan untuk tambahan uang rokok yang sekitar dua jutaan untuk crew[1].

Belum selesai ia menyantap makanannya, ia teringat akan Anita, teman semasa SMA-nya yang pernah menjadi salah satu crew disana. Deka dengan gesitnya mengambil ponsel pintarnya, dan membuka Instagram. Ia langsung mencari nama Anita yang sudah difollow dari lama. Deka pun memulai percakapan dengan beberapa pertanyaan basa-basi sebelum masuk ke intinya.

Dari dua sampai tiga jam chattingan-nya bersama Anita yang berisikan basa-basi dengan respon yang tersedat-sedat, pria dengan rambut bergelombang ini langsung menelpon perempuan bertinggi sepundaknya ini yang baru saja dapat nomornya dari DM barusan.

“Halo Anita, gue telpon aja ya biar cepet, jadi gue mau tanya-tanya ini sih, soal McD…”

“Halo Ka, iya iya… jadi kenapa McD?” Jawab Anita dengan nada agak bingung.

Disitu mereka mulai membecirakan seputar berkas-berkas apa saja yang diperlukan untuk mengajukan lamaran kerja ke McD. Ditutup dengan terima kasih oleh Deka, bergegas ia meninggalkan telpon pintarnya diatas sofa dengan PS yang masih menyala. Ia langsung mengumpulkan berkas-berkas yang diperlukan. Setelah itu, tepat sore itu juga. Pria dengan nada bicara sedikit berat ini mendaratkan CV-nya di McD dekat kantor which is dekat dengan apartemennya juga.

“Nanti akan kami konfirmasi lagi ya, kak!” Jawab mbak petugas McD kala itu yang baru saja menerima berkas lamaran Deka.

“Baik, terima kasih mbak… Boleh minta nomornya ga? Buat tanya-tanya lebih lanjut nanti.” –kalian tau kan kalau ini cuman modus aja?

“Makasih nomornya mba…” Lanjut Deka yang baru saja dapat nomor mbak McD yang parasnya cukup untuk membuat Deka kembali menoleh kearah perempuan itu setelah meninggalkan meja kasir sambil membawa softdrink pesanannya.

Sepulangnya dari McD, tak jauh dari pintu keluar, ia berpapasan dengan Anita, yang tak lain tak bukan adalah teman SMA Deka.

“Lho Nit, lo kok disini?” Tanya Deka penasaran.

“Gue emang udah lama disini kok, sekarang diangkat jadi asisten manajer.” Jawab Anita. “Lo jadi ngelamar di McD? McD sini maksud lo?” Lanjutnya seolah bingung apa yang sedang Deka lakukan.

“Oh engga kok, ini gue abis makan aja.” Deka pun menjawab dengan sedikit menyodorkan softdrink yang sedang dipegangnya. “Bisa ilang harga diri gue kalo Anita tau gue lamar pelayan McD.” Dalam hati pria yang memakai kaos hitam ini.

“Yaudah gue kerja dulu…” Anita merespon dengan kepala yang sedikit mengangguk yang nampak tidak begitu peduli dan kembali melanjutkan pekerjaannya.

Sesampainya di apartemen, nampaknya Deka lupa akan suatu hal, namun ia menghiraukannya berlalu begitu saja. Malamnya, dengan nada yang cukup menggebu, ia menceritakan soal lamaran kerja McD-nya ke sahabatnya itu, Bayu. Tak lupa ia menceritakan soal teman SMA-nya, Anita, yang baru saja ia temui di McD yang sama seputar karirnya yang kian menanjak disana.

Bayu yang baru saja pulang sehabis bermain dengan teman SMA-nya ini pun nampak antusias dengan menampakkan wajah senangnya. “Terus gimana lamaran lo? Bukannya nanti diliat Anita juga?”

“Mati! Iya juga,” Jawab Deka dengan nada panik. “anjrit, gue lupa kalo yang urusin itu si Anita, bangsat! Gimana dong…” Lanjutnya.

Jumat sore, Deka yang kala itu baru saja mematikan komputer kantornya dan bersiap untuk pulang sontak terkejut dengan panggilan telepon dari nomor yang tak ia kenal. “Hallo, ini siapa ya?”.

“Eh Ka, ini gue Anita nelpon pake nomor kantor, barusan gue liat CV lo di McD yang kemaren gue ketemu, gue kira lo gajadi ngelamar disini.” Ternyata itu Anita yang bicara sedikit cepat.

Deka yang panik saat itu mencoba untuk ngeles. “Oh itu, ngg… pantesan kemaren gue cariin map CV gue, ternyata ketinggalan pas gue makan disana. Yaudah nanti gue ambil deh kesana. Thanks Nit, udah ditemuin.”

“Oh gitu, soalnya ada crew yang bilang ada lamaran masuk satu.” Anita menjawab sedikit penasaran.

“Masa si? Orang lain deh kayaknya… Eh, udah dulu ya Nit, masih ada urusan nih.” Deka pun tetap mengelak dengan nada ngeles-nya.

Perempuan dengan tubuh langsing ini mengiyakan saja perkataan Deka. “Oh gitu ya, yaudah Ka, bye…”

Deka hanya termangu dan melanjutkan karirnya yang kian diujung tanduk.

TAMAT

[1] https://id.quora.com/Berapakah-gaji-karyawan-McDonald

Bersambung. Nantikan kelanjutan ceritanya setiap Minggu, jam 7 malam!

--

--