Minggu Keduabelas: Pejabat Kantor

ilham rinaldi
Sandang Pangan Santai
4 min readSep 27, 2020

Minggu demi minggu berlalu, hari pemecatan Deka semakin dekat. Hingga hari ini belum ada satupun pekerjaan baru yang dapat menggantikan title karyawannya ini. Kamis itu pun menjadi berbeda, disaat rekan kantornya mengucapkan selamat kepadanya.

Photo by Hunters Race on Unsplash

“Selamat ulang tahun Ka…”

“Selamat ulang tahun pak Deka…”

“Happy birthday, bro…”

Nyanyian selamat ulang tahun pun dibawahakan oleh rekan-rekan Deka diiringi dengan kue berhias lilin diatasnya. Usia seperempat abad resmi ia toreh dalam catatan sejarah hidupnya. Tapi nampak berbeda, perayaan itu hanya berlangsung singkat, tepat esok adalah hari terakhirnya bekerja di kantor ini. Pengabdian selama tiga tahun harusnya cukup untuk memulai karir baru di tempat lain. Lamaran demi lamaran yang dilayangkan sepertinya tidak cukup untuk meloloskannya kedalam perusahaan baru.

Braakkkk!! Suara dobrakan pintu tiba-tiba saja terdengar.

Suasana yang mengembirakan kala itu menjadi sedikit mencekam dengan datangnya salah satu direksi perusahaan. Sepertinya ia nampak marah, hal itu dapat dilihat dari gesturnya, dan juga beberapa orang di belakangnya. Banyak sekali dokumen yang dibawa olehnya menuju ruang manajer, ya, manajer yang tidak melanjutkan kontrak Deka.

Belum sepuluh menit berlangsung, nampaknya suasa kantor semakin gaduh. Pak manajer seperti tampak pucat saat digiring oleh Pak direksi keluar kantor entah menuju kemana. Ditemani juga beberapa Manajer dari divisi lainnya, alhasil kantor menjadi sepi dan bebas ‘penjagaan’ dari para pejabat kantor itu.

Semua orang ramai membicarakan kejadian tadi, dengan kejadian itu, setidaknya mampu memalingkan perhatian orang-orang disitu mengenai ulang tahun Deka kamis ini. Ada-ada saja memang.

“Kenapa tuh Pak Anton?” Tanya Steve bingung.

“Gak ngerti gue juga.” Jawab salah satu rekan kantor lainnya.

Deka yang saat itu hanya diam saja beranjak dari tempat dan menuju rooftop gedung. Sambil membawa rokok, pria berkemeja itu mengajak beberapa teman kantor lainnya untuk ikut menuju keatas. Beberapa diantara pun mengalami nasib serupa, tidak adanya perpanjangan kontrak dari kantor, meskipun tanggal berakhirnya berbeda-beda.

“Gue bingung, padahal kerjaan gue aman-aman aja, tapi kenapa karyawan pada mau dipangkas ya.” Ucap salah satu rekan kantor Deka, Ucup.

“Tau tuh, anak baru juga perasaan belom ada juga yang masuk.” Tanggap bingung Steve.

“Apa ada hubungannya sama kejadian tadi ya?” Sahut Angga yang heran melihat kejadian tadi.

“Mungkin…” Leo mencoba menanggapi santai.

Gue juga kaget itu Pak Anton mau dibawa kemana.” David pun ikut nimbrung penasaran.

“Lagian jarang-jarang juga lho ada Pak Budi ke kantor kita.” Ucup mencoba menaruh curiga.

“Cuman gue seneng sih kalau si botak itu diomelin Pak Budi.” Deka mencoba nimbrung dengan percakapan rekan kantornya itu.

Percakapan demi percakapan nampaknya menemani sore itu, dengan sebungkus rokok dan kopi yang membuat suasa semakin nikmat. Sampai akhirnya, satu per satu meninggalkan percakapan dan bergegas untuk pulang.

Malamnya pun, masing-masing karyawan mendapatkan pesan lewat grup WA kantor. Isinya menjelaskan pergantian seluruh jajaran manajer kantor, namun, besok para karyawan tetap masuk seperti biasa. Hal ini pun tidak begitu spesial bagi Deka. Dipikirannya hanyalah menjaga muka agar tidak begitu malu saat harusnya kembali jadi pengangguran, sepertinya ia mulai menyadari bahwa usahanya selama ini memang tidak cukup.

Tak lama kemudian, Bayu pun tiba di apartemen dan langsung memberikan hadiah ulang tahun untuk sahabat baiknya itu.

“Habede brooo…!! Nih hadiah buat lo, Gundam seri MG 1/100 Freedom Gundam” Ungkap Bayu yang gembira sambil menjabat tangan sahabatnya itu. “Kenapa lo murung amat.” Lanjutnya bingung.

“Thanks bray, kagak, gue seneng kok, thanks gundamnya, cuman gue bingung besok hari terakhir gue di kantor, terus balik nganggur abis itu.” Jawab Deka dengan alis dan rokok yang masih diselipkan diantara kedua jarinya.

“Seloooww, nanti juga dapet, coba apply di perusahaan gue lagi aja.” Bayu mencoba menenangkan sahabatnya itu.

“Kan pas itu udah, cuman baru tahap satu aja udah ga lolos.” Deka menjawab pesimis sendiri. “Yodah, gue buka dulu nih gundam, thanks bray… emang sahabat terbaik dah lo.” Nampak sedikit senyum dari pria murung itu ke arah sahabatnya.

Kesesokan harinya, hari yang tidak dinanti-nantikan oleh Deka terus berubah menjadi semakin kelam. Sampai pergi ke kantor pun nampak tidak ada gairahnya.

Rekan-rekan kerjanya pun turut memberikan semangat untuknya, bahkan beberapa diantaranya pun memberikan hadiah sebagai ucapan salam perpisahan dan ucapan selamat ulang tahun kepadanya.

Seluruh orang nampak buru-buru kembali duduk di kursinya dikarenakan hadirnya Pak Anton dan para manajer lain. Tentu hal ini mengejutkan karena baru tadi malam ada pesan grup WA yang menyatakan pergantian para manajer. Pak Anton pun berkata didepan seluruh karyawannya: “Terima kasih semuanya, ini merupakan hari terakhir saya dan jajaran manajer lainnya di kantor cabang ini tepatnya di perusahaan ini, selamat tinggal semuanya.”

Usai perkataan bapak berkumis tebal dengan badan cetakan mirip Setya Novanto itu. Dilanjutkan oleh suara yang baru dikenal. “Perkenalkan saya Idris selaku manajer pengganti sementara, yang akan memimpin kelian semua di kantor ini… dan bagi kalian semua yang kontrak kerjanya ingin habis, saya perpanjang selama dua tahun, saya perlu adaptasi.” Sambutan hangat dari Pak Idris dan sontak disambut haru gembira oleh Deka. “SUUUMMPAAHH??! YEEEESSS!!!” Deka yang murung seketika berubah menjadi Deka yang ceria dalam hitungan detik.

Kabarnya, Pak Anton dan manajer lainnya terbukti bekerjasama dalam penggelapan laporan keuangan perusahaan khususnya di cabang tempat Deka bekerja, untuk membersihkan namanya, Pak Anton dan rekan lebih baik mencari karyawan baru daripada harus memperpanjang kontrak sebagian besar karyawan disitu karena takut dijadikan saksi hukum.

Deka yang murung tadi mendadak menjadi bersinar seri, matanya berbinar, dan tawanya begitu lepas melihat kepergian bapak-bapak manajer, maksud saya mantan manajer itu dan melanjutkan karirnya yang tidak diujung tanduk.

TAMAT

Terimakasih sudah membaca, salam hangat,

Ilham

--

--