Minggu Keenam: Guru Les Privat

ilham rinaldi
Sandang Pangan Santai
5 min readAug 17, 2020

Banyak diantara kita mungkin merasa apabila kembali ke jenjang pendidikan dasar ataupun menengah pertama di usia matang menikah tentu akan mendapatkan nilai sempurna. Bisa juga jadi jokey ujian dan jualan kunci jawaban ujian akhir sekolah. Ini juga yang mensiasati Deka, pria asal Bekasi yang baru saja tidak bisa memperpanjang kontrak kerjanya dalam beberapa bulan kedepan ini tentu perlu memutar otak lebih keras dari biasanya.

Sampai tiba selasa kemarin, ketika adiknya sering bertanya ke kakaknya satu ini setiap menjelang ulangan, khususnya bidang matematika dan bahasa inggris. Tentu semenjak hari itu, ia terpikirkan untuk mencoba membuka les privat spesialis ujian.

Photo by jose aljovin on Unsplash

Seperti biasa, ia meminta pendapat kepada sahabatnya itu. “Eh Bay, gue mau buka les-lesan, gimana menurut lo?” Tanya Deka dengan nada menggebu-gebu.

“Yaudah tinggal buka, kenapa emang?” Balas Bayu cuek.

“Ya engga, meksud gue, lo ada saran apa gitu, saran platform-nya kek, atau masarinnya kek.” Deka membalas dengan wajah nampak kesal.

“Oh, coba aja lo apply jadi pengajar di Ruang Guru, atau ga di IG kan banyak tuhh tinggal lo cari aja sih.” Bayu terlihat mulai mengerti arah pembicaraannya.

“Gamau gue, pengennya indipenden gitu, apa gue coba chat Sirly ya, kan adeknya juga SMP tuh sama kayak adek gue.” Jawab Deka dengan meletakan jari di sisi dahi kanannya.

Sirly, teman Deka semasa SMA dan juga satu kampus dengannya. Ketika SMA, ia tinggal dengan neneknya di Bekasi karena ingin mencari lingkungan baru, hingga akhirnya semasa kuliah kembali tinggal di Jakarta dengan orangtua-nya.

Perempuan berwajah mirip Maudy Ayunda ini pun melanjutkan bekerja di ibu kota lantaran gaji yang lumayan untuk kebutuhan shopping setiap bulan. Tentu saja, Deka mempunyai kontaknya, mulai dari IG, Line, bahkan WA. Karena bukan tak mungkin, mereka dua tahun pernah satu kelas semasa SMA. Jadi tidak asing bila pria berkulit sawo matang itu mengenal Sirly cukup baik, setidaknya tau kalau adiknya menginjak bangku SMP.

Sirly, adek lo bener SMP kan ya?” Begitu isi pesan Deka.

Karena cukup lama mendapatkan balasan, Deka mengisi waktunya dengan mengomentari sahabatnya yang sedang bermain Role Player Game kegemarannya.

“Jangan pake panah bego…” Saut risih Deka.

“Pancing dulu itu zombienya pake botol kaca…” Lanjutnya

“Tuh kan mati si Ellie-nya, gue bilang juga apa…” Terus mengomentari Bayu.

“Bangsat bacot ban — ” Saut Bayu dengan nada kesal.

Tinggg~ suara notifikasi yang memotong perkataan Bayu.

“Akhirnya si Sirly bales, bray” Sahut Deka gembira sambil mengepalkan tangannya keatas.

Sirly: “Adek gw udah SMA kelas dua bego, Ka… emang kenapa lo nanya adek gw?”

Deka: “Anjrit cepet amat yakk, gue kira masih SMP… Oh engga, gue mau nanya tadinya, dia tertarik les privat gitu ga? Gue pengen buka les2an gitu…”

Sirly: “Oh, gatau sihh gw, ntar gw tanyain yaa… btw, tumben banget lo, bukannya lo udah kerja ya?”

Deka: “Iya, ini buat nambah2 duit aja, lagian butuh modal juga kan buat nikah… Ohh iya, gimana kab — “

Kita skip aja yuk bagian ini, karena tujuan utama Deka mulai teralihkan oleh sifat fakboi-nya. Sampai mana tadi?

Singkat cerita, Deka mulai membaca kembali pelajaran semasa SDnya. Kok SD? Iya, ternyata Sirly punya satu adik lagi kelas 6 SD. Deka pun diminta untuk coba datang ke rumahnya yang berjarak kurang lebih sepuluh menit dari kantor, tapi kalau macet bisa hampir satu jam. Untungnya, Deka diminta datang di hari sabtu pagi, saat jalan tidak begitu padat.

Deka:Eh Sir, gue udah depan rumah lo nih…”

Sirly: Tunggu, gw bukain pagernya…”

“Masuk Ka, adek gue didalem tuh.” Ucap perempuan dengan setelan celana pendek dan kaos oblong putihnya. Deka yang melihat paras Sirly nampak hanya bisa tertegun diam.

Bertemulah mereka berdua untuk pertama kali, Wildan namanya. Adik dari perempuan dengan tinggi sekuping Deka ini terkenal biasa saja di sekolah, jadi nampaknya tidak begitu sulit untuk mengaturnya, pikir Deka.

“Jadi gimana Wildan, kita mulai darimana?” Deka mencoba memulai interaksinya.

“Kerjain soal yang ini dong kak, susah…” Suruh Wildan nampaknya mulai terbiasa dengan pria itu.

“Mau minum apa, Ka? Biar gue buatin.” Sirly terlihat sopan dengan teman SMA-nya itu yang meminta dibuatkan es teh saja.

Dua jam kemudian, disaat mengajari hikmat Wildan. Tak jarang pria dengan zodiak gemini ini mencuri pandang kepada Sirly dari arah ruang tamu, karena memang nampak cantik dengan kaos putih yang tembus samar-samar itu.

Tak lama berselang, suara mobil didepan rumah Sirly menyapanya hangat, dan pengemudi didalamnya sontak masuk kedalam rumah sambil disambut pelukan dan ciuman dari perempuan yang daritadi dilieik oleh Deka. Ucapan sayang-sayangan dan tawaran makan pun disodorkan oleh Sirly.

“Macet ya, sayang? Ohiya kenalin ini Deka, dulu temen dari SMAku, sekampus juga dulu. Sekarang ngelesin adekku yang paling bontot nih.” Sirly mencoba memperkenalkan teman dari masa SMA-nya itu.

“Ohh… Orang rumah yang lain bener gak ada kan?” Pacar Sirly itu nampak tak memperdulikan keberadaan Deka.

“Aman kok, ohiya aku lupa bilang kalau lagi pada acara keluarga ke Bandung dua hari, aku bilang aja gamau ikut soalnya jagain si Wildan yang mau belajar UTS juga buat senen nanti, terus yaudah gitu deh.” Sirly mencoba menjelaskan dengan ringkas “Ayo yang kedalem aja.” Lanjutnya sambil menggandeng tangan kekasihnya yang memiliki badan sterek itu.

Mereka berdua pun berjalan masuk meninggalkan Deka dan adiknya yang tengah belajar entah ingin berbuat apa. Terdengar suara-suara kecil yang sedikit mengganggu Deka, mungkin sedikit erangan, atau sedikit desahan kecil. Tak lama juga ada suara tutup pintu yang tak lain dari arah kamar Sirly. Hingga menjelang sore, karena tak ingin menggangu, pria malang ini mencoba chat ke Sirly.

Deka: “Sir, udah sore, gue mau balik nih, adek lo juga lancar-lancar aja kok ini.”

Keluarlah sosok pria, pacar dari Sirly menyambut kepulangan Deka sambil berkata: “Kata Sirly gapapa pulang aja, terus dia nitipin amplop ini, bro. Makasih udah mau ngajarin calon adek ipar gue.”

“Ini amplop buat calon adek ipar lo aja…” Deka mencoba memancing amarah kekasih Sirly itu. “Ini Wildan, buat kamu, dari kakak.” Deka merasa agak sebal dengan gelagat kekasih Sirly ini mencoba mengepalkan tangannya tanda ngajak berkelahi.

Tak terima dengan gestur badan menantang, pacar Sirly pun mendaratkan pukulan di pipi kanan Deka DUAAAKKK!!

Deka babak belur dan melanjutkan karirnya yang kian diujung tanduk.

Bersambung. Nantikan kelanjutan ceritanya setiap Minggu, jam 7 malam!

--

--