Kertas Putih Golongan Putih 2019

Saya Golput
SayaGolput
Published in
2 min readApr 13, 2019

Tidak ada pilihan dalam Pemilu 2019.

Sistem politik yang ada tidak memungkinkan munculnya pilihan yang berpihak pada Rakyat. Hanya mereka yang bermodal besar saja yang dapat menentukan pilihan. Mereka ini, para oligark, kongkalikong mengusung calon presiden dan wakil presiden juga calon anggota legislatif dengan transaksi politik dan uang. Setelah berkuasa, mereka bagi-bagi kekuasaan. Pemilu 2019 bukan Pemilu Rakyat. Rakyat memilih tapi tidak pernah menentukan siapa yang dipilih.

Dalam Pilpres 2014, Jokowi terpilih setelah Rakyat menghadang Prabowo yang memiliki catatan kejahatan HAM dan bagian dari orde baru. Jokowi diharapkan menjalankan agenda-agenda progresif dalam janji kampanyenya. Tapi, lima tahun berkuasa, Jokowi ingkar janji. Jokowi justru jadi corong pemodal dalam agenda pembangunan yang dilaksanakan, tak sedikit korban nyawa melayang.

Prabowo jelas bukan pilihan. Dia bagian dari dinasti orde baru, yang berkuasa 32 tahun penuh korupsi dan pelanggaran HAM. Memiliki rekam jejak pelanggaran HAM seperti penghilangan orang secara paksa. Kasusnya tidak pernah diusut oleh negara sehingga bebas mencalonkan diri sejak Pemilu 2009. Selama 5 tahun pemerintahan Jokowi–JK, Prabowo menunjukkan fungsi oposisi yang dijalankan bukan untuk rakyat.

Jokowi maupun Prabowo, dua kekuatan besar bagian dari mafia tambang, perkebunan, sumber daya alam, dan media. Oligark partai dan para jenderal penjahat HAM berada di kedua kubu. Keduanya sama-sama memakai hoax dan politik identitas demi meraih kekuasaan. Sentimen agama, etnis, suku, orientasi seksual, orientasi politik, ideologi, dipakai untuk memecah belah Rakyat.

Apa visi yang mempersatukan Golput?

Mengembalikan kedaulatan ke tangan Rakyat sesuai amanat UUD 1945

Untuk apa Golput?

1. Sebagai gerakan protes atas sistem politik yang tidak berpihak pada Rakyat
2. Sebagai hukuman kepada mereka yang mengkhianati suara Rakyat
3. Sebagai gerakan oposisi Rakyat berlandaskan politik warga
4. Sebagai gerakan transformatif, mendengarkan dan bekerja dengan warga di akar rumput serta melakukan perubahan bersama dari bawah.

Golput muncul karena kedua pilihan yang tersedia akibat sistem politik yang buruk melahirkan kebijakan-kebijakan anti-Rakyat. Siapa pun yang menang, Rakyat tetap kalah. Gerakan Golput tidak berakhir pada 17 April 2019, kami terus memperjuangkan agenda-agenda Rakyat sebagaimana termaktub dalam KERTAS PUTIH GOLONGAN PUTIH 2019 ini.

--

--

Saya Golput
SayaGolput

Memilih untuk tidak memilih untuk memulai kembali ikhtiar menuju demokrasi yang lebih subtansial.