Foto: Pexels

Pertandingan Sepak Bola Imajiner

oleh Sabda Armandio

Saya Golput
Published in
1 min readApr 12, 2019

--

Kebanyakan, kalau tak seluruhnya, tokoh-tokoh kunci dalam politik elektoral tak peduli menjadi hipokrit sebab tujuan utama mereka bukanlah konsisten terhadap nilai-nilai yang mereka percayai, melainkan memaksimalkan kekuatan politik.

Pernyataan-pernyataan yang keluar tidak berangkat dari keyakinan mereka, melainkan dari apa yang mungkin bisa menaikkan daya mereka.

Mereka mencari cara terbaik untuk menjatuhkan lawannya: dari mulai agama hingga garis keturunan hingga penyebab keretakan keluarga, sesuatu yang semestinya tidak lagi digunakan sejak umat manusia menemukan vaksin — dan mereka mengklaim diri mereka relevan dengan zaman sekarang cuma karena mereka bisa bikin akun IG?

Mereka tidak sedang mengajari anda bagaimana demokrasi seharusnya berjalan, apalagi peduli dengan masa depan anda. Mereka membuat kesan bahwa pemilu adalah sebuah pertandingan sepak bola akbar, dan anda memegang posisi penting: pendukung. Mereka meyakinkan anda bahwa ada lapangan yang megah dan terawat, dan ada bola yang memenuhi standar internasional. Mereka menerangkan bahwa ada sebuah aturan yang sportif, mereka bahkan meyakinkan anda bahwa ada wasit yang mengawasi.

Tetapi semua itu sejak awal tak pernah ada. Anda sedang mendukung pertandingan sepak bola imajiner: tak ada lapangan hijau, tak ada bola untuk disepak, tak ada wasit, tak ada peraturan. Kalau sudah begini, anda patut curiga bahwa yang sebetulnya mereka sediakan cuma kekuasaan dan tipu muslihat.

--

--

Saya Golput

Memilih untuk tidak memilih untuk memulai kembali ikhtiar menuju demokrasi yang lebih subtansial.