Foto: Pexels

Time-Out.

Ketika putaran baru perusakan kehidupan di kepulauan minta cap jari kesepakatan penduduknya, #SayaGolput adalah jawabannya.

Saya Golput
Published in
4 min readApr 12, 2019

--

#SayaGolput itu apa/siapa?

#SayaGolput adalah gerakan simbolik warga-negara Indonesia untuk menolak memilih dalam pemilihan umum rakitan di bawah kendali oligarki nasional dan lokal.

#SayaGolput adalah simbol penolakan tegas terhadap penjajahan atas tanah-air dan warganya. Karena itulah, isi dan misinya melampaui soal menolak untuk memberikan suara dalam pemilihan umum, atau ketidak-puasan pada para kandidat dalam daftar menu pemilihan umum.

#SayaGolput merupakan bagian dari tanggung-jawab kemanusiaan untuk memutus daur perusakan lima-tahunan, yang mengabaikan kedaulatan dan hak warga-negara atas keselamatan hidup dan ruang-kehidupannya. Setiap warga-negara Indonesia yang hendak merebut statusnya sebagai subyek politik dan bersepakat dengan asas gerakan yang hendak menjaga kelestarian kehidupan, menolak kekerasan dan mewujudkan solidaritas dengan sesama yang hidup, dapat menjadi bagian dari #SayaGolput.

Ada Apa dengan Pemilihan Umum?

Alasan memilih untuk tidak memilih bisa sangat beragam. Hari ini telah menjadi pengetahuan umum, bahwa di balik etalase yang memajang kompetisi kedua pasangan calon presiden dan wakil presiden, tersembunyi
jejaring bisnis raksasa yang ternyata menghubungkan kedua pasangan tersebut, melalui mekanisme kongsi saling menguntungkan di antara partai politik dengan bisnis raksasa, jalinan oligarki penentu politik sekaligus penjaga kepentingan korporasi.

Dalam keadaan tersandera oleh kepentingan dagang dan usaha raksasa yang menjadi sponsor politiknya, kecil sekali kemungkinannya bagi siapapun pemenang pemilihan umum nanti, untuk berani membasmi kolusi pejabat-publik dengan korporasi, menghentikan pertumbuhan sektor-sektor industri-industri yang merusak bentang alam pulau atau perairannya, membela kepentingan warga menghadapi ancaman pengusiran oleh rencana investasi, membela keselamatan kelompok-kelompok masyarakat lemah, minoritas, dan bertindak tegas pada ancaman terhadap keselamatan hidup bersama dalam keragaman.

Jadi siapa yang paling berkepentingan atas pemilihan umum sekarang? Warga negara yang diminta suaranya, atau oligarki di balik etalase, yang sesungguhnya mengendalikan mesin politik negara?

Apa Yang Akan Mengemplang Kepala Kita Semua Kalau Demokrasi Palsu Ini Berlanjut?

Mobilisasi kepatuhan dan pengorbanan rakyat Indonesia untuk akumulasi kekayaan sudah dan terus makan korban, 24 jam sehari, tujuh hari seminggu. Mekanisme kekuasaan yang sama juga telah terbukti mangkir ketika golongan yang lemah didiskriminasi dan masalahnya didiamkan. Makin gemuk kandungan bahan mentah atau makin tinggi harga tanah di tempat kita hidup, makin nyata prospek kita akan ikut digusur oleh buldoser.

Pembangunan kota adalah pembongkaran gunung, hutan, dan desa. Berapa banyak listrik, jalan, pabrik, rumah harus dikuasai dan dibangun dihitung untuk memperbesar kekayaan korporasi, bukan untuk mencukupi yang diperlukan warga.

Di hadapan monster kekacauan iklim yang membesar pesat, para pencatut nama rakyat terang-terangan memboikot usaha menahan laju bencana semesta tersebut dengan meneruskan penerbitan ijin-merusak dan membagi tanah besar-besaran buat para raksasa korporasi.

Untuk apa? Antara lain, tambang batubara, minyak dan gas fosil, serta bahan mentah industri lain, juga kebun- kebun penghasil minyak sawit yang menghisap air besar-besaran, pembesaran produksi semen dan listrik kotor. Ekstraksi panas bumi yang sudah terbukti telah memicu gempa besar, bukan kecil-kecilan, di samping mengubah bentang air wilayah operasinya, karena dilakukan justru dengan memanfaatkan lintasan patahan bumi atau gunung berapi, dielu-elukan sebagai energi bersih.

Itu semua adalah nama lain untuk pembangunan hijau berkelanjutan. Asas tidak tertulis dari skenario pembangunan bencana macam itu bersisi tiga. Nomer satu, investasi dan proyeknya harus berjalan. Nomer dua, warga wajib memberikan restunya. Nomer tiga, kalau warga-negara menolak, kembali ke Nomer satu, dengan sogokan, ancaman, atau tindakan kekerasan.

Warga-negara adalah obyek yang dibicarakan dan diperhatikan kesehatannya tapi terus-menerus dirusak jaminan keselamatan hidupnya.

Bercermin pada sejarah sosial kita sendiri, karena jumlah yang diganggu lebih dari 250 juta manusia dan terus tumbuh, usia demokrasi palsu seperti ini tidak mungkin akan mampu bertahan lama-lama. Tetapi akibat-akibat dan deritanya akan terus menghantui dan harus ditanggung warga-negara, perempuan, lelaki, tua-muda, untuk waktu yang sangat panjang.

Apa Visi Yang Mempersatukan #SayaGolput?

Rakyat Indonesia berdaulat atas kehidupan dan ruang-hidupnya.

Apakah yang hendak Dikerjakan #SayaGolput dalam pemilihan umum?

Menolak memberikan suara dalam pemilihan umum Presiden-Wakil Presiden maupun anggota parlemen.

Apakah yang hendak Dikerjakan #SayaGolput setelah Pemilihan Umum Usai?

Mendesakkan dan menyuburkan cara mengurus kehidupan bersama (sistem politik) dan mengurus rumahtangga bersama (sistem ekonomi) yang menomor-satukan kepentingan warga-negara.
• Membesarkan jejaring warga-negara untuk mengawasi berbagai tindakan dan keputusan kantor-kantor aparat negara dan parlemen nasional maupun daerah, dan mendesak koreksi untuk tindakan atau keputusan yang membahayakan nasib rakyat.
• Mengajak dan mempraktikkan penerapan penghormatan setinggi-tingginya pada Hak Asasi Manusia, pemerataan kekayaan, dan pemulihan kerusakan sosial-ekologis.
• Mendesak aparat negara sipil dan bersenjata untuk membuka akses pada informasi yang harus diketahui warga negara.
• Membela dan menguatkan hak warga-negara untuk menolak rencana-rencana proyek, aturan-aturan publik maupun tindakan-tindakan terorganisir lainnya yang mengancam keselamatan golongangolongan paling lemah, dan yang merusak kehidupan bersama.
• Menggalang penolakan dan penyampaian umpan-balik serta peringatan kepada aparat negara sipil maupun bersenjata untuk mengakhiri penggunaan wewenang untuk memaksa warga-negara patuh pada tindakan atas nama negara yang mengusir, menyakiti dan atau membahayakan kehidupan
warga-negara dan ruang-hidupnya.
• Menumbuhkan pengetahuan dan praktik produksi, distribusi, konsumsi tandingan, dan menggalang kesepakatan warga untuk mempertahankan wilayah-wilayah produksi pangan, sumber-sumber air, hutan, gunung, daratan dan perairan pesisir, serta ruang-ruang penopang kehidupan rakyat lainnya dari investasi dan operasi industri yang mengatas-namakan pembangunan nasional.
• Membuka ruang-ruang publik untuk mencegah aparat negara justru mendorong pembesaran konsumsi ruang, energi, bahan-bahan alami yang selama ini ditujukan untuk kepentingan akumulasi kekayaan, bukan untuk mencukupi kebutuhan vital warga negara di setiap pulau.

Sampai Kapan #SayaGolput akan Beroperasi?

#SayaGolput mewakili semangat jaman dari kesadaran politik warga. Masih perlu tidaknya gerakan #SayaGolput sepenuhnya bergantung pada ada-tidaknya koreksi dan perombakan politik yang memungkinkan partisipasi sejati rakyat, serta ketaatan aparat negara sipil dan bersenjata pada hukum,
supremasi sipil dan keadilan.

--

--

Saya Golput
SayaGolput

Memilih untuk tidak memilih untuk memulai kembali ikhtiar menuju demokrasi yang lebih subtansial.