What I Have Done from Latest 2 Weeks (TDD and Pair Programming)
Halo! Seperti judul yang sudah ditulis, kali ini saya akan menceritakan apa saja yang sudah saya lakukan selama 2 minggu terakhir.
Untuk pekerjaan, task yang saya kerjakan adalah tentang bagaimana bot yang sedang kami buat bisa membantu user sebagai anggota tim pengembang untuk meng-assign task yang ingin mereka ambil dan kerjakan. Bot akan membantu user melalui chat secara personal kepada bot dan meng-assign task ke anggota, bisa ke mereka sendiri atau ke teman satu tim menggunakan command /task_assign. Setelah itu, task yang sudah di assign akan diupdate asignee nya di database dengan username dari Slack (chat online yang kami gunakan) sesuai dengan yang dikirim ke bot.
Kenapa judulnya TDD? Ternyata dengan TDD sendiri, pekerjaan kita jadi lebih mudah. Kalau sudah membuat unit test sebelum membuat kode program, unit test yang sudah kita buat akan membantu kita dalam membuat kode. Istilahnya, unit test sendiri akan menjadi patokan bagaimana program yang kita buat nantinya akan berjalan dan memenuhi ekspektasi kita dan product owner.
Sebelumnya, saya selalu membuat kode tanpa memikirkan bagaimana proses output tersebut dihasilkan oleh kode yang saya buat nantinya. Ketika membuat kode, saya masih belum terbayangbagaimana program saya akan berjalan nantinya. Setelah saya tahu TDD dan bagaimana mengimplementasikannya, saya jadi termudahkan untuk memikirkan bagaimana program saya nantinya bekerja.
Selain merasakan manfaat dari TDD, minggu lalu saya dan teman-teman PPL lainnya melakukan kegiatan Pair Programming.
Apa ya pair programming?
Pair programming is an agile software development technique in which two programmers work together at one workstation. One, the driver, writes code while the other, the observer or navigator (Wikipedia)
Seperti yang disebutkan dari Wikipedia di atas, ya pair programming itu salah satu teknik dari Agile Software Development dimana dua hacker bekerja sama dalam satu task/pekerjaan.
Untuk waktu pengerjaannya, dosen sudah menetapkan 25 menit membuat kode dan 5 menit istirahat. Begitu seterusnya sampai jam mata kuliah selesai. Hasilnya? Cukup lebih baik dibandingkan dengan bekerja sendiri. Di pair programming ini sendiri, kita bisa berdiskusi langsung dengan teman sekelompok dan lebih fokus dibandingkan dengan bekerja sendiri, karena di waktu 25 menit pengerjaan, kita tidak boleh terganggu dengan hal di luar PPL. Dan aturan tersebut membuat saya dan yang lainnya bisa lebih fokus untuk mengerjakan pekerjaan/task saya yang belum selesai.
Itu dulu cerita dari saya. Sampai bertemu di cerita yang lainnya!