Catatan Perjalanan Copenhagen -Hamburg

Hikmah perjalanan bersama Allah

Faiza Fauziah
Sour and Sugar
2 min readSep 27, 2020

--

Kalau pergi beramai-ramai, kedua dan ketiganya adalah teman-teman. Namun kalau pergi sendirian, yang kedua-nya adalah Allah.

Sebagian orang beranggapan bahwa pergi beramai- ramai menyenangkan. Namun, buat saya pribadi, jika dilakukan setiap saat, justru saya merasa kehilangan kebermaknaan dan kehadiran Allah dari hari-hari yang saya habiskan.

Hari Sabtu lalu saya pergi solo traveling dari Copengahen ke Hamburg PP naik bus. Perjalanan diawali dengan keberangkatan 06.00–12.00, dilanjutkan keliling Hamburg, dan kembali 16.00–22.00.

Dalam rangka apa? Dalam rangka iman lagi low dan butuh hikmah. Tujuan ke mana? mau ke masjid di Hamburg, spot lainnya adalah bonus.

Dan Alhamdulillah, memang skenario Allah kejutan dan halus banget.

  1. Saya mendapatkan free tiket perjalanan — uang kembali. Karena ada perubahan skedul, saya mendapatkan 0 DKK untuk biaya PP bus.
  2. Saat menunggu bus, berkenalan dengan imigran Moroko yang sedang mencari pekerjaan di Copenhagen. Beliau menceritakan beratnya mencari pekerjaan karena isu rasial, dan menjaga diri dari hidup bebas. Selama ini tidurnya terkatung-katung. Ternyata banyak saudara muslim yang hidup struggle banget imigran itu. :(
  3. Sebangku dengan imigran asal Somalia dalam perjalanan bus, dan kita duduk bareng sebangku. Dia tinggal di Copenhagen, sementara suaminya tinggal di Hamburg. Alasan terpisah kota karena berbagai tawaran pekerjaan mengharuskannya membuka kerudung. :(
  4. Sampai Hamburg ketemu masjid yang gede. Masya Allah banget.
  5. Terus lanjut selepas shalat, aku mampir sebentar ke toko kelontong muslim di sana. Sambil nyari cemilan, siapa tau ada yang bisa dibawa pulang sekalian ngisi perut. Nah.. pas ngantri mau bayar kasir. Qadarullah ada orang Indonesia di depanku, lalu secara random dia ngajakin aku ke pengajian. :’) Masya Allah. Duar memang luar biasa rencana Allah tuh, diketemukan dengan orang sepanjang perjalanan ga lepas-lepas dari hikmah. Namun.. karena khawatir pulang kemalaman, akhirnya saya memutuskan untuk hadir di lain waktu.
  6. Sebelum pulang, saya menyempatkan mampir ke pusat kota. Tadinya niat mau mencari oleh-oleh. Taunya ngeliat orang yang membagi makanan burger kepada para gelandangan dan pengemis. Setiap saya melewati para pengemis di jalan, mereka sedang mengunyah dengan lahap burger tersebut. terharu dan merinding banget liatnya… Niat belanja padam, karena sudah cirambay duluan.

— Btw, ini tulisan tahun lalu, cuma baru di postnya sekarang. Tanpa foto, karena semua dokumentasi ada di hard disk

--

--

Faiza Fauziah
Sour and Sugar

Writing about environment, islamic lecture and personal reflection. Currently studying about Islam to find personal placidity.