Kebebasan Substansial sebagai Nilai Dasar HIMAMIKRO “Archaea”

Aulia Gusning
Sekolah Danlap Archaea 2018
3 min readMay 24, 2018

Berbicara mengenai arti kebebasan sendiri, seringkali kita menafsirkan bahwa kebebasan itu merupakan hal yang indah karena kita dapat melakukan sesuatu dengan leluasa sesuai dengan kehendak kita. Kebebasan sendiri menurut KBBI adalah lepas sama sekali (tidak terhalang, terganggu, dan sebagainya sehingga dapat bergerak, berbicara, berbuat, dan sebagainya dengan leluasa, tidak terikat atau terbatas oleh aturan dan sebagainya, dan merdeka (tidak dijajah, diperintah, atau tidak dipengaruhi).

Namun benarkah terdapat kebebasan secara mutlak sesuai arti dari kebebasan itu sendiri di kehidupan ini?

Setelah berbincang dengan Rektor Tiben ITB, maka saya beserta calon Danlap lainnya menyepakati bahwa sebenarnya di dunia ini tidak ada kebebasan yang benar-benar secara mutlak yang dapat kita miliki. Hal ini terjadi karena kebebasan yang kita inginkan dapat menyalahi atau melewati batas atau norma-norma yang ada di lingkungan sekitar ataupun dapat berbenturan dengan kebebasan orang lain. Faktor pembatas suatu kebebasan sehingga semua orang tidak dapat memiliki kebebasan saat ini adalah daya beli. Semua orang dapat memiliki kebebasan secara mutlak hanya sebatas di pikiran saja namun untuk mewujudkan itu maka kebebasan itu dibatasi dengan daya beli. Contohnya, kita berhak dan bebas menginginkan rumah yang mewah namun untuk mencapainya kita dibatasi oleh faktor daya beli.

Karena tidak ada yang dinamakan kebebasan di dunia ini maka kata kebebasan itu ditambahkan dengan kata substansial yang maksudnya adalah kebebasan yang ada adalah kebebasan yang bertanggung jawab. Yaitu kita diberi ruang gerak yang besar dan kita leluasa untuk menentukan pilihan kita namun masih berada dalam koridor dari norma-norma yang berlaku dan tidak merugikan orang lain. Di dalam sebuah organisasi, kebebasan substansial ini diperlukan karena akan meningkatkan spirit individualitas sehingga dalam sebuah organisasi tersebut akan dibangung oleh individu-individu yang memiliki pemikiran bahkan karakter yang berbeda dan dapat disatukan untuk mendapatkan suatu ide atau gagasan untuk keberjalanan organisasi tersebut lebih baik lagi.

Pada HIMAMIKRO “Archaea” sendiri, kebebasan substansial merupakan salah satu nilai dasar yang dipegang oleh anggotanya. Diharapkan dengan memegang nilai ini maka setiap anggota memiliki spirit individualitas dan berkontribusi untuk bersama-sama memajukan himpunan. Anggota diberikan kebebasan untuk berpikir, bertindak, berpendapat, dan lain-lain agar selalu memacu kreativitas para anggotanya namun dalam pemilihan kebebasan itu diharapkan para anggotanya tetap dalam koridor norma yang ada dan tetap menjaga nama baik Archaea. Kebebasan substansial yang ada di Archaea juga menjadi nilai dasar karena jurusan mikrobiologi memiliki outcome bagi mahasiswanya untuk memiliki mental seperti peneliti, dan salah satu nilai yang harus dimiliki peneliti itu adalah kebebasan substansial. Peneliti itu harus memiliki spirit individualitas, keingintahuan yang tinggi, semangat untuk mencari dan menguji sesuatu.

Untuk melaksanakan kebebasan substansial itu sendiri maka terbagi menjadi dua tahap yaitu yang pertama adalah menganalisa apa saja pilihan yang kita dapat miliki sebagai individu, dan yang kedua adalah memilih pilihan yang paling bertanggung jawab yaitu pilihan yang paling menguntungkan orang lain. Apabila kita dapat menerapkan dua hal ini maka akan didapatkan manfaat yang besar bagi kedua belah pihak, baik anggota maupun himpunan ataupun dapat menjaga hubungan baik sesama anggota. Walaupun sebagai manusia kita memiliki keterbatasan untuk mengetahui seluruh pilihan yang ada namun tugas kita adalah memilih pilihan terbaik yang paling menguntungkan orang lain.

Apabila melihat dari arti kebebasan substansial itu sendiri dan membandingkan dengan keadaan aktual para anggota HIMAMIKRO “Archaea” maka masih banyak anggota yang kurang mencerminkan nilai ini walaupun tidak seluruhnya seperti itu. Contohnya dalam sebuah forum himpunan maka tidak tampak spirit individualitas dari seluruh anggotanya terlihat dari kebanyakan dari anggotanya tidak aktif bertanya ataupun memberikan ide atau solusi bahkan pilihan-pilihan yang mungkin dapat lebih baik melainkan hanya mengikuti pendapat beberapa orang saja dan akhirnya berujung dengan keputusan yang sebenernya secara tidak langsung terbentuk dari seluruh keinginan massa. Inilah yang mesti ditingkatkan dalam Himpunan juga dalam Experience Archaea yang membutuhkan ide atau gagasan dari keseluruhan anggotanya. Selain itu juga bisa dilihat dari bahwa sebagian anggota yang sedikit egois dan tidak memilih pilihan dengan prinsip menguntungkan orang lain dan hal ini dapat merusak hubungan baik antar anggota.

Melihat dari hal tersebut maka yang dapat dilakukan adalah saling berkomunikasi lebih intens lagi dan memberikan pengertian kepada anggota bahwa kehadiran dan keberadaannya sangat berharga di himpunan ini. Kita bisa tetap memberikan dia kepercayaan untuk mengemban tanggung jawab dan kebebasan untuk memilih dan memberikan apresiasi terhadap apa yang ia kerjakan.

--

--