Metode Kaderisasi dan Sejarah “Archaea”
Sip, gue bakal ngereview materi SEKPER hari pertama. pada hari pertama ini, pemateri adalah kak Agung Cahyono yang latar belakangnya adalah ketua OSKM ITB 2017. kak agung memaparkan beberapa metode kaderisasi baik yang sifatnya kolot atau inovasi.
karena pada dasarnya metode kaderisasi tidak memiliki aturan yang mengikat. sehingga ada metode yang dipegang oleh kebanyakan himpunan kemahasiswaan yang ada di ITB. mulai dari metode lapangan yang terdiri dari elemen keamanan, medik, mentor, danlap, dan korlap. metode ini berkembang sejak jaman pergerakan mahasiswa untuk menumbangkan rezim pemerintahan orde baru. dimana kemampuan lapangan sangat dibutuhkan dalam setiap demonstrasi. seperti mentor yang bertugas menyampaikan materi isi yang akan disampaikan kepada pemerintah, medik mengobati orang yang mengalamai cidera selama kegitan demonstrasi berlangsung, keamanan menjaga dari aparat serta kemungkinan bahaya, serta danlap/korlap memberikan komando. metode lapangan pula sebenarnya cukup efektif karena terdapat berbagai elemen yang menunjang dalam penyampaian materi. contohnya danlap, danlap dapat digunakan untuk menanamkan nilai atau mendoktrin peserta kaderisasi secara cepat. dengan cara para peserta diberikan forum danlap pada setiap akhir kegiatan sehingga diharapkan peserta kaderisasi akan lelah sehingga lebih mudah untuk didoktrin dengan berbagai materi. metode lapangan juga berutujuan untuk memperkecil gap dengan kaderisasi aktif. namum metode lapangan juga tidak bisa berjalan sendiri dalam pelaksanaannya. karena ada beberapa nilai yang harus dipahami dengan cara berbeda seperti rasa kepedulian dan kerja sama. metode yang digunakan mungkin Based on project, seperti PENGMAS. dimana peserta kaderisasi turun langsung merancang keberjalanan acara kaderisasi.
kak Agung Cahyono juga memberikan materi tentang kenapa ada organisasi yang eksis serta dapat bertahan dalam waktu yang lama. ternyata ada beberapa faktor yang melatar belakanginya. yang hal tersebut dapat kita implementasikan di dalam proses kaderisasi. hal tersebut adalah tokoh, tokoh merupakan seorang yang dapat dijadikan Role Model oleh peserta kaderisasi karena pada dasarnya seorang yang dapat dicontoh dalam kesehariannya, seperti seorang pemimpin yang memiliki integritas serta karakter yang baik. kemudian Ritual, setiap organisasi yang eksis memiliki suatu kebiasaan positif yang secara kontinu dilakukan. terakhir adalah misi, misi sangat penting
dimiliki oleh suatu organisasi karena dengan adanya misi peran setiap individu akan terlihat dalam suatu kegiatan. serta misi juga dapat dijadikan sebagai salah satu sarana untuk meningkatkan semangat juang pada setiap orang agar mencapai misi tersebut.
kemudian pemateri berikutnya kak jayen. di sini kak jayen memberikan materi tentang awal sejarah berdirinya himpunan “Archaea”. menurut gue penting memahami sejarah berdirinya himpunan ini. serta memahami nilai-nilai yang dianutnya karena kita sebagai anggota. okay kembali ke sejarah. awalnya himpunan ini di SITH hanya satu yaitu “Nymphea” dimana terdapat tiga jurusan yang berbeda. yaitu Biologi, Mikrobiologi, dan Rekaya Hayati. karena pada himpunan tersebut memiliki proker yang menitik beratkan kepada keprofesian mikrobiologi. sehingga mahasiswa jurusan mikrobiologi membutuhkan suatu wadah yang sesuai keprofesiannya agar mahasiswa jurusan mikrobiologi dapat mengembangkan dirinya dengan lebih maksimal.
kak jayen juga memberikan materi tentang kaderisasi templete dan kaderisasi inovatif. kaderisasi templete yang dimaksud templete sistem metode lapangan, inovatif sesuatu yang mengandung unsur kebaruan. tetapi dalam menjalani setiap perubahan harus secara bertahap agar dapat dilakukan suatu perbandingan. atau satu variabel saja. sehingga mudah untuk menentukan apakah itu mempengaruhi atau tidak. dibandingka kita mengubah secara keselurahan sistem. pada prinsipnya kita harus melakukan improvement pada setiap kegiatan.