Perubahan Iklim Ancam Kehidupan Manusia

Bergeraklah sebelum semuanya terlambat

Bayu Prastio
SELA
4 min readJan 13, 2020

--

Photo by William Bossen on Unsplash

Tidak butuh waktu lama dunia ini akan kontras berubah. Kita hanya punya waktu sekitar 10 tahun lagi kepada kerusakan termasuk yang besar sepanjang sejarah. Antara 2030–2050, WHO memperkirakan sebanyak 250.000 orang bisa meninggal karena perubahan iklim. Selain itu Bank Dunia memperkirakan ada lebih dari 100 juta orang bisa mengalami kemiskinan ekstrem pada 2030 akibat perubahan iklim. Tantangan berat manusia akan datang dalam waktu dekat.

Sebelum kita membahas dampak perubahan iklim lebih jauh, baiknya kita memahami dulu soal Perubahan iklim. Dalam United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) menyebutkan perubahan iklim adalah perubahan yang terjadi pada iklim disebabkan baik secara langsung maupun tidak oleh aktivitas manusia sehingga mengubah komposisi dari atsmosfer global (komposisi berupa Gas Rumah Kaca yang terdiri dari Karbon Dioksida, Metana, Nitrogen dan lainnya) serta variabilitas iklim alami pada periode waktu yang dapat diperbandingkan.

Sebenarnya Gas Rumah Kaca (GRK) dibutuhkan oleh bumi untuk membuat suhu lebih hangat. Namun ketika jumlah GRK semakin meningkat maka akan mempertebal lapisan atsmosfer dan menimbulkan peningkatan suhu (pemanasan global).

Kenaikan temperatur bumi merupakan awal mula dari dampak-dampak lainnya. Dalam lima tahun terakhir suhu bumi meningkat lebih hangat 1,1–1,2 derajat celsius dibanding sebelum dimulainya revolusi industri.

Suhu itu akan semakin meningkat ketika GRK tidak bisa kita kendalikan dan terus berlanjut tanpa ada upaya serius sampai diperkirakan tahun 2100 suhu global akan meningkat lebih dari 2–5 derajat celsius. Sedangkan di Indonesia berpotensi mengalami kenaikan temperatur sebesar 0,5–3,92 derajat celsius (Dirjen PPI-KLHK, 2016).

Memang rasanya masih lama, namun itu bukan berarti dampak yang ditimbulkan tidak akan berlangsung pada tahun-tahun sebelum 2100. Seperti yang disampaikan di atas, pada 2030 saja dampak perubahan iklim ini bisa jadi penyebab kematian ratusan ribu orang dan menimbulkan angka kemiskinan ekstrem 100 juta orang.

Mitigasi Perubahan Iklim

Sebenarnya dunia tidak diam saja dalam mengatasi perubahan iklim, sejak tahun 1992 pembahasan tentang perubahan iklim sudah dilakukan oleh banyak negara yang dinaungi Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Saat itu diadakan KTT Bumi di Rio De Janeiro, Brazil. Konferensi itu telah menghasilkan konvensi kerangka kerja PBB tentang perubahan ikllm (United Nation Framework Convention On Climate Change, UNFCCC). Pembentukan UNFCCC bertujuan untuk menstabilkan konsentrasi emisi GRK pada tingkat aman dan tidak membahayakan sistem iklim dunia. UNFCCC ini juga diefektifkan dengan melakukan Pertemuan Para Pihak (Conference Of the Parties, COP) beberapa kali. Hingga sekarang COP sudah berlangsung selama 25 kali (COP25) yang dilakukan di Madrid, Spanyol.

COP25 menjadi salah satu pertemuan dengan hasil mengecewakan. Negara-negara yang mengikuti pertemuan tidak menyepakati untuk meningkatkan angka target penurunan emisi global. Hal itu menandakan bahwa perubahan iklim tidak akan diatasi lebih serius lagi mungkin sampai COP berikutnya. Padahal perubahan iklim sangat berhubungan dengan risiko terjadinya peristiwa cuaca ekstrem, krisis air, krisis pangan, dan bencana alam di seluruh dunia (World Economic Forum, 2019). Maka dari itu, dampak perubahan iklim akan sangat nyata terasa oleh manusia bahkan makhluk hidup lainnya. Termasuk banjir yang terjadi di Indonesia awal tahun 2020 merupakan salah satu dampak buruk perubahan iklim.

Negara-negara yang menyumbangkan emisi terbesar, seperti Amerika Serikat, China, Brasil, India dan termasuk negara Indonesia tidak serius untuk memacu penurunan emisi lewat kontribusi nasional (NCDs) yang dimulai Tahun 2020 (Kompas, 26 Desember 2019). Perlu diketahui, emisi GRK tahunan global saat ini sudah sektitar 50 miliar ton CO2 ekuivalen.

Perubahan iklim hanya bisa diselesaikan ketika semua manusia menyadari dan berusaha mengurangi emisi. Masyarakat bisa mulai membudayakan berjalan kaki atau bersepeda ketika melakukan perjalanan jarak dekat. Kita harus mulai bijak dalam kehidupan sehari-hari dalam mengurangi produksi emisi. Kebiasaan masyarakat juga berdampak signifikan untuk mengurangi emisi GRK. Namun itu masih belum cukup, Produksi dari 2/3 emisi di dunia disebabkan pembakaran bahan bakar fosil yang sebagian besarnya digunakan untuk pembangunan, terutama sektor industri dan pertanian. Sementara Indonesia merupakan peringkat ke-3 penghasil emisi dalam sektor kehutanan, yang disebabkan oleh penebangan pohon secara masif (deforestasi).

Maka perubahan iklim tidak akan bisa dicegah ketika pemerintah tidak ikut serius mengantisipasi produksi emisi yang begitu besar. Masih banyak pertambangan, penebangan hutan untuk alih fungsi lahan dan juga tidak ketatnya regulasi kendaraan berpolusi benar-benar sangat berdampak bagi dunia. Selain itu, kita juga tahu hutan Kalimantan kerap mengalami kebakaran yang tidak lain adalah ulah manusia. Mereka membakar hutan untuk selanjutnya dibuat kebun kelapa sawit atau bentuk alih fungsi lahan lainnya agar pembukaan lahan tidak terlalu menghabiskan banyak uang.

Jika ini diteruskan, Perubahan iklim akan terus mebanyangi keberlangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya. Bukan hanya menyangkut kita yang saat ini masih menempati bumi. Ini menyangkut kehidupan manusia di abad-abad selanjutnya. Keputusan kita sekarang sangat menentukan nasib bagaimana masa depan bisa berjalan. Jika tidak, maka tidak perlu menunggu waktu lama, situasi lingkungan kita akan mulai berubah, krisis pangan akan marak, dan manusia akan mengalami masalah yang termasuk besar sepanjang sejarah.

Referensi:

DJPPI (Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim)., 2016: Perubahan Iklim, Perjanjian Paris, dan Nationally Determined Contribution, Jakarta.

PEACE., 2007: Indonesia dan Perubahan Iklim: Status terkini kebijakannya, Jakarta.

Kompas (2019, 18 Januari). 2030 Ratusan Ribu Orang Akan Meninggal Karena Perubahan Iklim: https://sains.kompas.com/read/2019/01/18/170400123/2030-ratusan-ribu-orang-akan-meninggal-karena-perubahan-iklim.

--

--