Analogi Kepemimpinan dalam Dunia Kerja

Debut Medio Okta Mustari
SiCepat Ekspres Tech
3 min readAug 18, 2021

Pengertian dan Unsur-Unsurnya

Kepemimpinan adalah suatu kegiatan mempengaruhi orang lain agar orang tersebut mau bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

a. Menurut George Terry,

Kepemimpinan adalah kegiatan untuk mempengaruhi orang lain agar mau bekerja dengan suka rela untuk mencapai tujuan kelompok.

b. Menurut Cyriel O’Donnell,

kepemimpinan adalah mempengaruhi orang lain agar ikut serta dalam mencapai tujuan umum.

Dari dua pengertian tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan terdiri atas :

  1. Mempengaruhi orang lain agar mau melakukan sesuatu.
  2. Untuk mencapai tujuan pimpinan.
  3. Untuk memperoleh manfaat bersama.

Sehingga jika dilihat pada konteks kepemimpinan hal yang saling terkait adalah adanya:

  1. kader penggerak,
  2. peserta yang digerakkan,
  3. komunikasi,
  4. tujuan organisasi,
  5. manfaat yang tidak hanya dinikmati oleh sebagian anggota.

LEVEL

Kepemimpinan dibagi menjadi beberapa level sebagai berikut :

1. Level Top Leader/Top Management

Pimpinan puncak, misalnya, direktur utama. Melakukan tugas yang bersifat konseptual. Misalnya, melakukan perencanaan yang akan dilakukan seluruh anggota.

2. Level Middle Leader/Middle Management

Golongan menengah, misalnya, staf produksi, manajer keuangan. Melakukan tugas konseptual sebagai penjabaran dari top management, juga melakukan pekerjaan tersebut.

3. Lower Leader/Lower Management

Golongan bawah, misalnya, supervisor, mandor dan pelaksana teknis.

GAYA KEPEMIMPINAN

Gaya Kepemimpinan Demokratis

Kepemimpinan demokratis menempatkan manusia sebagai faktor utama dan terpenting dalam setiap kelompok/organisasi. Gaya kepemimpinan demokratis diwujudkan dengan dominasi perilaku sebagai pelindung dan penyelamat dan perilaku yang cenderung memajukan dan mengembangkan organisasi/kelompok. Di samping itu diwujudkan juga melalui perilaku kepemimpinan sebagai pelaksana (eksekutif).

Kepemimpinan dengan gaya demokratis dalam mengambil keputusan sangat mementingkan musyawarah, yang diwujudkan pada setiap jenjang dan di dalam unit masing-masing. Dengan demikian dalam pelaksanaan setiap keputusan tidak dirasakan sebagai kegiatan yang dipaksakan, justru sebaliknya semua merasa terdorong mensukseskannya sebagai tanggung jawab bersama. Setiap anggota kelompok/organisasi merasa perlu aktif bukan untuk kepentingan sendiri atau beberapa orang tertentu, tetapi untuk kepentingan bersama.

Aktivitas dirasakan sebagai kebutuhan dalam mewujudkan partisipasi, yang berdampak pada perkembangan dan kemajuan kelompok/organisasi secara keseluruhan. Tidak ada perasaan tertekan dan takut, namun pemimpin selalu dihormati dan disegani secara wajar.

Gaya Kepemimpinan Otoriter

Kepemimpinan otoriter merupakan gaya kepemimpinan yang paling tua dikenal manusia. Oleh karena itu gaya kepemimpinan ini menempatkan kekuasaan di tangan satu orang atau sekelompok kecil orang yang di antara mereka tetap ada seorang yang paling berkuasa. Pemimpin bertindak sebagai penguasa tunggal. Orang-orang yang dipimpin yang jumlahnya lebih banyak, merupakan pihak yang dikuasai, yang disebut bawahan atau anak buah. Kedudukan bawahan semata-mata sebagai pelaksana keputusan, perintah, dan bahkan kehendak pimpinan. Pemimpin memandang dirinya lebih, dalam segala hal dibandingkan dengan bawahannya.

Kepemimpinan dengan gaya otoriter banyak ditemui dalam pemerintahan Kerajaan Absolut, sehingga ucapan raja berlaku sebagai undang-undang atau ketentuan hukum yang mengikat. Di samping itu sering pula terlihat gaya dalam kepemimpinan pemerintahan diktator sebagaimana terjadi di masa Nazi Jerman dengan Hitler sebagai pemimpin yang otoriter.

Gaya Kepemimpinan Bebas dan Gaya Kepemimpinan Pelengkap

Gaya atau perilaku kepemimpinan yang termasuk dalam tipe kepemimpinan bebas ini antara lain

  1. Kepemimpinan Agitator
    Tipe kepemimpinan ini diwarnai dengan kegiatan pemimpin dalam bentuk tekanan, adu domba, memperuncing perselisihan, menimbulkan dan memperbesar perpecahan/pertentangan dan lain-lain dengan maksud untuk memperoleh keuntungan bagi dirinya sendiri. Agitasi yang dilakukan terhadap orang luar atau organisasi lain, adalah untuk mendapatkan keuntungan bagi organisasinya dan bahkan untuk kepentingan pemimpin sendiri
  2. Kepemimpinan Simbol
    Tipe kepemimpinan ini menempatkan seorang pemimpin sekedar sebagai lambang atau simbol, tanpa menjalankan kegiatan kepemimpinan yang sebenarnya.

Mengutip perkataan Tom Peters: “True leaders create leaders”.
berikut beberapa analogi teori kepemimpinan, yang sering kita jumpai dalam dunia kerja.

TEORI SIANG DAN MALAM
Ketika ada seorang pemimpin yang sangat dominan, ia adalah matahari di siang hari. Menenggelamkan cahaya bintang, tak satupun calon pemimpin yang nampak. Ketika matahari redup di sore hari.. bintang-bintang mulai bertebaran, tengah malam sang bintang dengan cahayanya masing-masing bersinar amat terang.

TEORI BULAN PURNAMA
Sungguh elok adalah sang Bulan Purnama.. cahayanya yang terang benderang tidak menjadikan bintang kehilangan makna. Ia mampu berbagi ruang, sehingga langit makin semarak. Jadilah Bulan, dengan tetap memberi ruang pada bintang untuk tetap bersinar.

Pada hakikat nya setiap manusia adalah pemimpin bagi dirinya sendiri dan memiliki kebutuhan untuk naik kelas. Maka dari itu sudah seharusnya kita persiapkan diri untuk dapat menjadi pemimpin yang baik bagi para calon pemimpin di masa depan.

Image Credit: Ilustrasi leadership from Moneter.id

--

--