Kisah Kif Kastana

Alfons
Side A
Published in
2 min readDec 12, 2021

Mempublikasikan kembali ulasan lama di tahun 2016.

Mungkin bisa dibilang cukup terlambat baca buku ini. Kalau tidak salah ingat, dulu buku ini muncul saat ramainya komedian tunggal berpengikut ribuan merilis buku. Sehingga awalnya sempat malas mencarinya karena masih skeptis terhadap buku-buku kumpulan kicauan atau one-liner.

Beberapa tahun lalu sempat baca beberapa bab karena teman saya, Tupang, membeli buku ini. Ternyata lebih berasa novel atau mungkin memoar singkat tentang sebagian fase kehidupan Kif Kastana, tokoh utama buku ini. Saat itu saya cukup tertarik tapi sepertinya sedang membaca buku lain jadi menunda membeli buku ini.

Beberapa hari yang lalu kesampaian juga beli secara online lewat situs bukabuku.com. Mungkin karena terbersit juga untuk lebih sering menulis, untuk menyegarkan diri dan menanda waktu, dan format yang digunakan buku itu saya rasa menarik sekaligus lucu. Dengan plesetan-plesetan nama-nama di berbagai peristiwa hidupnya. Hehe.

Seru juga melihat bagaimana sifat atau kondisi lain dari orang-orang/tokoh yang beberapa saya kenal lewat internet melalui kacamata Kif Kastana, terutama Wong/Motivator masuk Kantor. Sepertinya saya tahu siapa Wong itu dan bahkan sempat membaca beberapa buku-nya. Hehe. Semakin terlihat bahwa di internet seringkali orang-orang terlihat lebih baik, bijak, dan menjual. Mungkin itu juga yang akhir-akhir ini saya rasakan. Sepertinya sudah cukup era mendengar terlalu banyak motivator dan lebih baik memecut diri sendiri untuk lebih giat bekerja. Kata-kata manis seringkali hanya bagus didengar dan kenyataannya hidup terus berjalan dengan berbagai realita dan beragam rasa, tidak hanya manis saja.

Selain itu, sepertinya yang namanya kantor, seasyik apa pun suasananya, tetap saja akan ada masalah yang mungkin memicu ketidakbetahan berbagai pihak. Jadi ya jalani dan hadapi dulu saja, lah. :)

Buku ini membawa saya begitu mengalir mengikuti cerita Kif Kastana menaklukkan ibukota. Sayang sekali jika ternyata buku ini malah tidak laris. Hehe. Mungkin di situ asyiknya, terasa “asli” dan “dekat” dengan kehidupan/perjuangan banyak orang di metropolitan. Walaupun tak terkesan menggurui, buku ini menggambarkan dan mengingatkan saya bahwa semesta bekerja sedemikian rupa dan sering tak terduga. Ada kalanya harus menikmati gelombangnya, ada kalanya harus sedikit melawan dan bermanuver.

Terima kasih, Kif Kastana!

--

--