Perspektif Kutang

Alfons
Side A
Published in
2 min readMar 7, 2021

Saya mencoba mengupas sedikit buku #OcehanKutang karya PanchoNgaco (Karol Pancho).

Saya memiliki sedikit kesukaan akan sastra. Tumbuh di pulau Dewata dan berada di kelompok Teater yang sama dengan PanchoNgaco turut mengembangkan rasa suka itu. Tidak banyak yang saya pelajari secara akademis tentang puisi. Tidak banyak juga karya berupa puisi yang saya ingat dan hafal di luar kepala. Mungkin, karena memang seni itu tentang rasa.

Jadi, yang coba saya tulis di sini adalah yang saya rasa.

#OcehanKutang memang mengajak kita merasa dan melihat dari perspektif kutang yang lekat dengan perempuan. Ada perasaan terasing. Ada perasaan pasrah. Ada perasaan takut. Ada juga sisi-sisi romantis. Satu yang cukup kuat, adanya perasaan untuk semakin merdeka sebagai individu. Menjadi individu menurut perspektifnya sendiri tanpa dipusingkan banyak label masyarakat.

Puisi berjudul Perempuan menjadi salah satu favorit saya dan memang layak menjadi semacam umpan di sampul belakang buku untuk memancing pembaca.

Ada juga puisi yang bernuansa deskriptif berjudul Hewan-hewan di Penitipan. Walau mungkin saja ada metafora di sana.

Kumpulan puisi ini mungkin juga merupakan curahan kejujuran. Seperti yang saya rasakan di dalam Doa Malam.

Bagi saya sendiri, membaca buku puisi perlu dicerna secara perlahan. Mungkin, dengan dibaca secara acak setiap pagi. Atau, setiap senja. Tapi, #OcehanKutang menjadi cukilan sajak yang menarik untuk sering dikunjungi. Mungkin di setiap perjumpaan kita bisa merasakan perspektif kutang yang berbeda. Tidak perlu terburu-buru.

Masa prapesan buku ini sudah berakhir 6 Maret kemarin. Semoga, karya ini bisa menjadi penyemangat Karol Pancho untuk terus berkarya. Atau, entah bagaimana caranya untuk memoles kemalasan-nya menjadi rangkaian kata yang tak disangka-sangka.

Saya rasa kumpulan puisi ini juga cocok untuk siapa pun yang ingin mendalami beragam perspektif tentang perempuan.

--

--