Docker : Modern Problem Requires Modern Solution

zain ilham
sinadin
Published in
2 min readMay 1, 2019
A Modern Solution

Bayangkan anda seorang developer yang sedang membuat aplikasi yang mungkin bisa menjadi seperti Facebook, Youtube, atau aplikasi yang terkenal lainnya. Agar aplikasi anda bisa digunakan oleh publik, anda membutuhkan perangkat untuk dijadikan host. Pada zaman dahulu kala, hal ini disebut sebagai server, yaitu komputer yang didedikasikan untuk menghosting websites atau web service. Jika tidak mau ribet bisa menggunakan jasa perusahaan hosting seperti 1&1, GoDaddy, atau Geocity.

Kemudian zaman cloud computing dikenalkan. Namun hal ini juga tidak dapat menyelesaikan masalah penggunaan sistem operasi yang berat. Sistem operasi seperti Windows, Linux, dan MacOS ukurannya bisa lebih dari 1 Gigabyte.

Dari situlah datang konsep container sebagai solusi permasalah ini. Docker adalah projek open source yang menyediakan sebuah layanan untuk membangun dan menjalankan sebuah aplikasi berbasis container dengan mudah.

Konsep Dasar

Terdapat tiga konsep dasar yang ada pada docker, yaitu :

  • Docker Image
  • Docker Registry
  • Docker Container

Docker Image

Docker Image Adalah sebuah template yang digunakan sebagai blueprint untuk membuat Docker Container. Bayangkan Docker Image sebagai sebuah class dan Docker Container sebagai sebuah object yang dibuat oleh class tersebut. Docker Image dapat dibuat menggunakan sebuah file yang bernama Dockerfile. Docker file adalah sebuah file yang menentukan langkah-langkah yang diperlukan dalam pembuatan sebuah Docker Image.

Contoh Dockerfile

Docker Registry

Docker Registry adalah sebuah repository untuk menyimpan dan mengambil Docker Image. Bayangkan Docker Registry seperti GitHub/GitLab untuk docker image.

Docker Container

Container adalah hasil dari Docker Image. Docker Container yang akan bisa menjalankan aplikasi kita dengan perintah docker run.

Docker Flow

--

--