[Week 13] Implementasi 8 Golden Rules

Faris Ihsaan
LapakLaut
Published in
3 min readMay 2, 2018

Dalam mengembangkan sebuah aplikasi, tentu saja developer ingin aplikasinya dapat dengan mudah digunakan dengan baik oleh user. Selain itu, developer juga pasti ingin aplikasinya meninggalkan pengalaman yang baik bagi para penggunanya. Untuk mendapatkan kedua hal tersebut, sebenarnya terdapat sebuah aturan/prinsip yang dapat dijadikan pedoman oleh para developer. Aturan tersebut bernama “8 Golden Rules”, yang dirumuskan oleh Ben Schneiderman pada buku “ Designing the User Interface : Strategies for effective human-computer interaction”.

Post kali ini akan membahas satu-persatu aturan yang ada pada “Scneiderman’s Eight Golden Rules”. Untuk memudahkan penjelasannya, tim PPL-A8 akan mencoba mencantumkan beberapa contoh penerapan “Scneiderman’s Eight Golden Rules” pada aplikasi LapakIkan.

Strive for consistency

Konsistensi yang dimaksut adalah kesamaan informasi serta rentetan langkah oleh user pada saat menjalankan fitur serupa pada aplikasi. Bentuk konsistensi yang nyata dapat dilihat pada kesamaan penggunaan icon, tampilan visual, komponen, hingga alur penggunaan aplikasi. Pada aplikasi LapakIkan, salah satu konsistensi yang diterapkan adalah penggunaan floating button sebagai shorcut di beberapa menu utama.

Selain pada menu “Lapak”, rencananya juga akan dibuat floating button pada menu “Beranda” untuk merepresentasikan fitur “Sort & Filter”

Design dialogs to yield closure

Merupakan dialog dari aplikasi yang muncul untuk menandakan bahwa user sudah berada di akhir tahapan dari suatu aksi. Rencananya, aplikasi LapakIkan akan menerapkan aturan ini pada beberapa bagian, seperti:

  1. Adanya dialog pada akhir pengisian form membuat Lapak.
  2. Muncul informasi terkait pencarian yang dilakukan pada search bar.
  3. Adanya dialog pada akhir edit Lapak.

Offer informative feedback

Feedback yang dimaksud bukan berarti harus dialog yang dikirim oleh aplikasi terhadap user secara langsung. Contoh feedback adalah perubahan interface pada aplikasi yang membantu user mengetahui bahwa ia telah berhasil melakukan sebuah aksi. Contoh pada LapakIkan, adalah adanya header khusus saat transisi dari halaman Beranda ke halaman Detail produk.

Prevent errors

Sebisa mungkin, aplikasi di-desain agar user terhindar dari error yang serius. Dengan begitu, experience yang didapat oleh user menjadi lebih baik, karena tidak mengalami error pada saat menggunakan aplikasi. Contoh penggunaannya dapat diterapkan pada button yang diubah menjadi disabled, apabila belum semua input field pada form telah disii.

Permit easy reversal of actions

Poin ini sangat membantu experience yang didapatkan oleh user menjadi lebih baik. Tujuan dari poin ini adalah membuat user tidak takut untuk melakukan sebuah aksi, karena aksi tersebut dapat di-cancel. Salah satu contohnya, adalah pada saat user ingin membuat sebuah Lapak baru pada aplikasi LapakIkan, telah disiapkan tombol Back untuk membatalkan pengisian form buat Lapak baru. Dengan begitu, aplikasi tidak sempat memproses form yang tidak ingin di-submit oleh user.

Keep users in control

Pastikan user yang memegang kontrol dari suatu aplikasi. Dengan begitu, user akan mendapatkan experience bahwa mereka bertanggung jawab terhadap sistem serta sistem dapat merespon dengan baik. Adanya perubahan informasi yang diluar kontrol dari user tentunya bukanlah sesuatu yang diharapkan. Contohnya, daftar Lapak yang ditampilkan pada halaman Beranda hanya berubah apabila user melakukan refresh halaman ataupun menggunakan “Sort & Filter”.

Seek universal usability

Aplikasi yang baik pastinya mudah untuk digunakan oleh user. Lingkup user yang dimaksud juga harus bersifat universal, agar tidak ada kalangan pengguna yang merasa kesulitan dalam menggunakan aplikasi. Untuk memenuhi poin ini, aplikasi LapakIkan menerapkan dropdown pada form untuk membuat lapak. Hal ini bertujuan agar memudahkan nelayan, target user dari LapakIkan, yang notabene kurang begitu akrab dengan aplikasi mobile.

Selain pilihan dropdown tersebut, adanya floating button pada beberapa menu juga dianggap memudahkan target user LapakIkan, karena membuat segmentasi dari shortcut menjadi lebih jelas.

Reduce short-term memory load

Manusia memiliki kapasitas tertentu untuk memproses informasi pada short-term memory. Oleh karena itu, aplikasi dapat membantu kapasitas tersebut dengan menyediakan informasi-informasi tertentu. Contohnya pada aplikasi LapakIkan adalah menu dropdown pada saat pengisian form buat Lapak. Informasi lainnya yang dapat membantu adalah nama, nomor handphone, ataupun e-mail yang pernah dimasukkan oleh user. Apabila user merasa terbantu dengan informasi tersebut, tentu saja experience yang didapatkan juga menjadi lebih baik.

--

--