Mantan CEO menjadi Mendikbud

Medkominfo Skhole
Wartos Skhole-ITB Mengajar
4 min readDec 21, 2019

“Wah, Bayar SPP pake gopay?”

“Cashback 30%”

“Maksimal cashback 30 ribu”

Pernah denger atau liat kalimat diatas? Nah, semua kalimat itu bermula saat Nadiem Makarim menyerang, saat ia diangkat menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (dah pada tau kan? Nge-hits loh)

Gimana ya tanggapan warga negara indonesia dengan terpilihnya Nadiem Makarim? Check this out #asik.

Pertama, driver gojek. Parai mitra perusahaan decacorn ini seolah terbagi menjadi dua kubu, yang tidak mendukung Nadiem menjadi menteri dan yang mendukung. “Nadiem Makarim boleh besar dengan berderet gelar akademik dan valuasi Gojeknya yang triliunan rupiah, namun dibalik itu, jutaan para mitra ojek onlinenya berdarah-darah dilapangan dan jauh dari sejahtera dari segi pendapatan, intinya ojol mitranya belum happy”, kata Ketua Presidium Nasional Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) Indonesia, Igun Wicaksono. Namun, ada yang membantah hal tersebut, yaitu salah satu Driver Online yang merupakan Ketua Forum Komunitas Driver Online Indonesia (FKDOI) Cang Rahman “Beliau sebagai leader inovator dalam memprakarsai ojek online dan tidak hanya di Indonesia tapi juga tingkat dunia dan saya merasa bahwa pernyataan belum tersejahterakan para mitra itu subjektif dari driver dan tergantung sudut pandang masing masing”. Cang rahman merasa bahwa pengalaman-pengalaman dan latar belakang Nadiem Makarim tentunya akan dapat membantu Nadiem dalam memajukan bangsa Indonesia.

Layaknya mitra gojek, para pengamat politik maupun sesama politikus Indonesia pun mempunyai tanggapan yang bervariasi. “Sekarang dengan ditunjuknya Nadiem sebagai Mendikbud, saya sebagai politisi muda tentu akan berharap Nadiem sukses dan menunjukkan bahwa anak muda juga bisa sukses menjadi Menteri,” ungkap Fathul politikus PKS. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemendikbud, Ir. Totok Suprayitno, Ph.D. juga turut berpendapat, latar belakang teknologi dari seorang Nadiem Makarim terkadang menimbulkan dugaan masyarakat bahwa akan terjadi teknologisasi dari pendidikan. Tetapi bukan itu yang harusnya menjadi fokus utama fakta Mendikbud baru ini, tapi justru pada pengembangan SDM yang dapat menjawab tantangan teknologi masa kini.

Banyak pihak yang bertanya-tanya mengapa Nadiem Makarim menjadi Mendikbud padahal latar belakang Nadiem bukanlah dari sektor pendidikan. Joko Widodo menjelaskan bahwa Nadiem Makarim memiliki modal yang kuat dalam bidang teknologi terbukti Nadiem Makarim bisa mendirikan perusahaan berbasis teknologi yaitu Gojek. Hal itu yang dipandang oleh Jokowi dapat menjadi modal untuk menerapkan standar pendidikan di Indonesia yang sama dan merata.

Presiden Joko Widodo mengungkap alasan memilih pendiri gojek, “Saat ini Indonesia berada di era disrupsi, era yang sulit dihitung, era sulit dikalkulasi, era yang penuh risiko. Pada era ini perlu penguatan data dan perlu orang yang memiliki pengalaman bagaimana mengelola sebuah data sehingga bisa memprediksi masa depan”. “Oleh sebab itu dipilih Mas Nadiem Makarim,” sambungnya. Lalu, Presiden Jowo Widodo menambahkan “Ia yakin sosok Nadiem bisa menggunakan keahliannya di bidang teknologi untuk menerapkan standar pendidikan yang sama bagi 300 ribu sekolah dengan 50 juta pelajar yang tersebar di seluruh Indonesia dan Bayangkan mengelola sekolah, mengelola pelajar, manajemen guru sebanyak itu, dan dituntut oleh sebuah standar yang sama. Kita diberi peluang setelah ada yang namanya teknologi, yang namanya aplikasi sistem yang bisa membuat loncatan sehingga yang dulu dirasa tidak mungkin sekarang mungkin”.

Dari pernyataan Jokowi, dapat digarisbawahi dua poin menarik yang menjadi potensi pergerakan Nadiem Makarim untuk pendidikan Indonesia. Pertama, perbaikan pendidikan dari segi sistem, kedua, pendayagunaan teknologi, dan ketiga, pendidikan untuk menjawab tantangan industri 4.0.

Sistem pendidikan

Sebagai seorang CEO perusahaan yang bermitra dengan masyarakat, Nadiem dituntut untuk berkutat dengan analisis data yang berhubungan langsung dengan mereka hingga manajemen dan strategi pasar. Dari sini, dapat terlihat kekuatan dari Nadiem, yaitu perumusan sistem tata kelola organisasi yang dioptimalkan dengan analisis data. aplikasinya pada pendidikan dapat berupa suatu sistem pendidikan terintegrasi yang komprehensif-adaptif untuk berbagai daerah di Indonesia.

Sistem pendidikan komprehensif-adaptif menjadi sangat penting, mengingat perbedaan-perbedaan budaya masyarakat Indonesia. Efektivitas suatu metode pendidikan akan berbeda ketika diterapkan di kota dan di daerah 3T. Selama ini, salah satu masalah yang mendarah daging mengenai pemerataan kualitas pendidikan tidak hanya melulu mengenai fasilitas, tetapi juga metode dari implementasi kurikulum itu sendiri.

Sistem pendidikan harus dibuat berdasarkan kondisi yang berbeda-beda dari masyarakat, maka diperlukan analisis kondisi yang tepat, kemudian strategi yang tepat pula dalam praktiknya. SIstem yang komprehensif berarti sistem ini bersifat luas, juga lengkap untuk mencakup segala materi dan metode. Sedangkan sistem yang adaptif berarti bersifat fleksibel untuk segala jenis peserta didik yang berbeda baik dari segi kebudayaan, bahasa, maupun sifat anak-anak secara individual. Setelah dibuat, diperlukan pula manajemen dengan pendayagunaan teknologi lebih lanjut, yang juga merupakan salah satu potensi Nadiem.

Pendidikan untuk industri 4.0

Masalah industri 4.0 pasti sudah tak asing di teling Nadiem Makarim. Menjadi salah satu pelaku industri, sudah sepatutnya Nadiem mengetahui keahlian-keahlian yang dibutuhkan untuk bertahan pada era ini. Keahlian yang kemudian dapat diturunkan ke rumusan sasaran kompetensi untuk siswa/i Indonesia.

Jadi, apa yang akan dilakukan Mendikbud baru ini? Program kerja menteri sebenarnya belum dipublikasikan. Nadiem sendiri mengatakan masih akan belajar dalam waktu-waktu dekat ini. Apakah nanti kurikulum akan berganti kudurdu (2020)? Atau tingkat SD belajar koding? Kita tunggu saja, nasib pendidikan Indonesia, ditangan Nadiem Makarim.

Referensi:

https://video.kompas.com/view/1090943/alasan-jokowi-pilih-nadiem-makarim-sebagai-mendikbud?clickout=articleplayer

https://tekno.kompas.com/read/2019/10/23/20170067/nadiem-makarim-nasib-gojek-dan-masa-depan-pendidikan8-indonesia?page=all#page4

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/10/22/10532161/para-pengemudi-gojek-berencana-demo-tolak-nadiem-makarim-jadi-menteri

https://money.kompas.com/read/2019/10/21/143140326/pengemudi-ojol-tak-setuju-nadiem-makarim-jadi-menteri?page=2

https://edukasi.kompas.com/read/2019/10/25/09460621/meski-tidak-berlatar-belakang-pendidikan-ini-3-alasan-jokowi-pilih-nadiem-di

https://tekno.kompas.com/read/2019/10/23/16310067/resmi-jadi-mendikbud-ini-pr-yang-menunggu-nadiem-makarim?page=2

--

--

Medkominfo Skhole
Wartos Skhole-ITB Mengajar

Media, Komunikasi dan Informasi Skhole Kepengurusan Inside Out 2019–2020