Resolusi Pendidikan Karakter di Indonesia

Medkominfo Skhole
Wartos Skhole-ITB Mengajar
3 min readSep 30, 2019

Belakangan ini kita sering mendengar pelbagai berita yang kurang mengenakkan. Mulai dari aksi rasis yang melanda saudara sebangsa, aksi anarkisme ‘menyambut’ kekalahan tim nasional sepakbola Indonesia kala bersua Malaysia dalam ajang Kualifikasi Piala Dunia 2022, fenomena korupsi yang menggerogoti berbagai sendi kehidupan berbangsa, hingga pola pikir instan bahwa kemajuan dapat diperoleh dengan mudah. Belum lagi kalau kita berbicara mengenai ironi yang terjadi di bidang pendidikan, tempat di mana seharusnya kita mendapat pembelajaran nilai-nilai moral. Mulai dari perilaku siswa yang terbiasa untuk mencontek, bekerja sama ketika mengerjakan ujian, hingga pengatrolan nilai oleh guru agar nilai ujian atau rapot siswa memenuhi standar atau mungkin dapat melanjutkan studi.

Kemunduran karakter ini tampaknya sudah menjadi bom waktu yang sewaktu-waktu dapat meledak sehingga menghancurkan kehidupan bermasyarakat di Indonesia. Oleh karena itu, Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah melalui Kementerian Pendiidkan dan Kebudayaan adalah dengan menggalakan gerakan Penguatan Pendidikan Karakter.

Langkah apa yang sudah dilakukan pemerintah untuk menguatkan Pendidikan Karakter?

Sejak tahun 2016, Pemerintah, melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional mencanangkan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Sesuai Pasal 1 Ayat 1 Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017, Penguatan Pendidikan Karakter adalah gerakan pendidikan di bawah tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat karakter peseerta didik mealui harmonisasai olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga dengan pelibatan dan kerja sama anara satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat sebagai bagian Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM).

Nilai karakter apa saja yang ingin dikembangkan melalui gerakan ini?

Mari kita ulas satu per satu…

1. Religius

Nilai karakter ini mencerminkan kepercayaan kita terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan diwujudkan dalam perilaku melaksanaan ajaran agama dan kepercayaan yang dianut, bertoleransi terhadap perbedaan agama dan pelaksanaan ibadahnya, serta hidup damai dan rukun dengan pemeluk agama lain.

2. Nasionalis

Nilai karakter ini merupakan cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bagsa, serta menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.

3. Mandiri

Nilai karakter ini merupakan sikap dan perilaku tidak bergantung pada orang lain dan memoergunakan segala tenaga, pikiran, waktu untuk merealisasikan harapan, mimpi, dan cita-cita.

4. Gotong Royong

Nilai karakter gotong royong mencerminkan tindakan menghargai semangat kerja sama dan bahu-membahu menyelesaikan persoalan bersama, menjalin komunikasi dan persahabatan, memberi bantuan kepada orang-orang yang membutuhkan.

5. Integritas

Nilai karakter ini merupakan nilai yang mendasari perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya menjadi orang yang selalu dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan kelakuan, memiliki komitmen dan kesetiaan pada nilai-nilai kemanusiaan dan moral (integritas moral).

Bagaimana kegiatan ini berlangsung?

Secara umum, basis gerakan Penguatan Pendidikan Karakter dibagi menjadi 3 aspek berdasarkan ruang lingkupnya, yakni berbasis kelas, berbasis budaya sekolah, dan berbasis masyarakat. Gerakan berbasis kelas lebih dilakukan dengan metode integrasi proses penanaman karakter ke dalam kegiatan pembelajaran dan pengembangan muatan lokal sesuai dengan kebutuhan daerah. Sedangkan gerakan berbasis budaya sekolah menekankan aspek keteladanan orang dewasa di lingkungan pendidikan, pembiasaan nilai-nilai norma, peraturan, dan tradisi di sekolah. Kegiatan berbasis masyarakat dilakukan dengan memanfaatkan potensi daerah sebagai sumber pembelajaan dan menyinkronkan program dan kegiatan sekolah dengan pemerintah, masyarakat, dan orang tua siswa.

Konklusi

Pendidikan karakter yang dicanangkan oleh Kemdikbud perlu didukung seutuhnya oleh setiap lapisan masyarakat. Keluarga, sekolah dan masyarakat serta pemerintah perlu menyadari bahwa membangun pendidikan karakter harus menjadi kebutuhan bersama sehingga bangsa Indonesia memiliki kekuatan untuk mengatasi kemunduran karakter yang sudah bersifat multidimensional dan masif.

Referensi

https://cerdasberkarakter.kemdikbud.go.id/?p=383
https://cerdasberkarakter.kemdikbud.go.id/?wpdmpro=buku-panduan-praktis-ppk-berbasis-masyarakat-cetakan-kedua

--

--

Medkominfo Skhole
Wartos Skhole-ITB Mengajar

Media, Komunikasi dan Informasi Skhole Kepengurusan Inside Out 2019–2020