Have You Optimized Managerial Capabilities in the Millenial Era? (Part 1)

Freenanda Tyko Kusumo
SkyshiDigital
Published in
5 min readJan 23, 2019

Era Millenial sangat mempengaruhi perubahan dan perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi di era milenial ini memiliki kecepatan ibarat “Pesawat Sukhoi” yang menuntut kita sebagai “Human Resource Assets” mampu mengadaptasi gaya bekerja yang dapat menyesuaikan kebutuhan Industri saat ini. gaya bekerja yang dimaksud disini bekerja yang berfokus dengan Customer Satisfaction yang di perankan oleh Good Fundamental, Good Practice Skills dan Management Skills . Sesi kali ini saya akan membahas bagaimana Management skills” memiliki peran penting terhadap kepuasan konsumen dan membagi beberapa tips sederhana untuk mengoptimalkan kemampuan management khususnya di era milenial ini.

Ada satu pertanyaan yang mungkin muncul

“Bukannya Management Skills itu diperuntukan oleh orang-orang seperti leader, atau manager ? sedangkan kita yang fokusnya spesialis tidak terlalu butuh kemampuan itu ?”.

Sebenarnya lingkup management skills itu ada 2 yaitu lingkup pribadi atau biasa disebut Self Management dan Lingkup group atau organisasi. Setidaknya bagi orang-orang yang berfokus spesialis harus optimal dalam lingkup Self Management.

Sudah tau kan betapa pentingnya Management skills terhadap diri pribadi ?! Jika sudah tau, berikut beberapa elemen Management Skills di lingkup pribadi (self management) yang berperan terhadap Customer Satisfaction beserta alasannya dan tips.

1. MOTIVATION

Bagaimana motivasi kita dalam bekerja dapat mengukur kepuasan konsumen ? seperti halnya kita selalu “membanggakan orang tua dengan sesuatu hal yang kita sukai”, Passion adalah salah satu motivasi tertinggi untuk mendrive diri sendiri dalam bekerja yang seharusnya dimiliki saat ini khususnya generasi “Y” dan “Millenial”. Apabila kita sudah bekerja dengan passion maka tidak perlu lagi orang lain ikut campur dalam mendrive diri kita termasuk orang tua kita. Kita pasti akan antusias dalam mengembangkan kemampuan kita dengan sendirinya seperti “orang kehausan” dan membutuhkan banyak “air”. Bahkan, termasuk orang-orang yang memiliki kepribadian extrovert apabila dia sudah bekerja dengan passion maka dia tidak terlalu membutuhkan banyak dukungan orang lain untuk bekerja. Pertanyaannya kemudian adalah “apakah setelah kita memiliki passion untuk memuaskan diri kita dalam bekerja itu sudah cukup ?”. jawabannya “TIDAK”. Tujuan kita mengerjakan sesuatu karya seharusnya tidak hanya mampu memuaskan diri sendiri, namun mampu memuaskan orang lain. Alasannya adalah pasti ada beberapa orang yang tertarik dan menikmati hasil karya/pekerjaan kita.

Sebagai contoh, “jika anda memiliki passion sebagai backend dan anda sedang bekerja di suatu perusahaan IT, pasti ada seorang Project Manager akan tertarik dengan pekerjaan anda dengan alasan yakin apabila dia menggunakan hasil kerja anda pasti akan membuat tujuan seorang Project Manager tersebut tercapai dengan baik (misal project selesai sesuai waktu dan tidak ada komplain)” .

Oleh sebab itu, motivasi yang mampu memberikan dampak terhadap kepuasan konsumen adalah motivasi yang didasari oleh “Passion” yang kuat di bidang pekerjaan dalam menghasilkan suatu karya yang mampu memberikan kepuasan terhadap orang lain.”

Bagaimana meningkatkan motivasi kita agar berperan terhadap kepuasan orang lain (konsumen)?”.

Pertama identifikasi dulu apakah kita sudah bekerja sesuai passion. Identifikasi aktivitas-aktivitas dan hasil kerja yang anda lakukan saat ini sudah sesuai dengan tujuan jangka panjang kita (maksudnya mungkin bisa cita-cita). Jika anda tidak mudah bosan dengan aktivitas pekerjaan (kalau pun bosan pasti tidak membutuhkan beberapa hari bahkan mungkin hanya membutuhkan beberapa jam untuk balik lagi), selalu merasa tidak puas dengan hasil kerja, dan anda merasa hal yang anda lakukan saat ini mendekati tujuan jangka panjang anda, Maka itu adalah ciri-ciri bekerja dengan passion. Kemudian, latih secara intens perasaan kita untuk memahami perasaan orang lain. Cara sederhana adalah ketika anda bekerja, selalu bayangkan ekspresi senyum lebar seseorang setelah menerima hasil kerja anda, ekspresi senyum lebar itu biasa menunjukan bahwa seseorang tersebut bahagia dengan sesuatu. Hal itu akan membuat anda termotivasi untuk mengerjakan pekerjaan anda secara sempurna.

2. Effective Communication

Komunikasi yang efektif berperan penting terhadap kepuasan konsumen. Loh kok bisa? Komunikasi seperti apa yang memiliki peran penting terhadap kepuasan konsumen?. Sebelum itu, saya akan menjelaskan secara singkat arti komunikasi efektif. Komunikasi yang efektif yang dimaksud adalah kemampuan untuk menyampaikan informasi secara cepat, tepat dan sesuai, sehingga penerima mampu menyerap maksud dari informasi tersebut secara sempurna. Semakin cepat dan mudah si penerima memahami informasi yang disampaikan, semakin baik pula kemampuan komunikasi kita. Selain itu, komunikasi yang efektif juga harus menunjukan kemampuan memahami feedback dari orang lain. Semakin aktif anda mencari menerima feedback semakin baik pula kemampuan anda.

“Peranan penting komunikasi terhadap Customer Satisfaction berada pada intensitas dan ketepatan informasi yang disampaikan kepada orang lain”. Apabila intensitas komunikasi anda dengan customer/klien tinggi, maka kalian (anda dan customer) mampu menghindari miss informasi atau salah paham, sehingga anda mampu mengerjakan pekerjaan dengan sedikit kesalahan dan sesuai berdasarkan permintaan customer/klien. Hal itu sangat mempengaruhi kepuasan konsumen dan customer tersebut kedepannya pasti akan “repeat order” (maksudnya akan menggunakan jasa anda lagi) karena mereka merasa anda selalu memprioritaskan permintaan mereka.

Lalu bagaimana kita mampu meningkatkan kemampuan komunikasi agar lebih efektif ?.

Seperti kata bijak mengatakan “menjadi pendengar yang baik, itu lebih utama dari pada pembicara yang baik”, hal pertama yang harus dilakukan adalah “menjadi pendengar yang baik”. Maksudnya adalah sesering mungkin anda mencari feedback dari orang lain. Semakin sering anda inisiatif mencari feedback orang lain, maka semakin cepat anda memahami maksud dari informasi tersebut dan terhindar darimiss komunikasi. Kemudian langkah selanjutnya yang bisa dilakukan adalah latih kemampuan berbicara anda. Anda bisa membaca buku — buku public speaking (di dalam buku tersebut biasanya ada cara-cara teknis bicara empat mata, tidak hanya bicara di depan publik saja) kemudian anda praktekan didepan kaca, atau dengan cara banyak ngobrol dengan teman yang tidak terlalu dekat (sangat efektif bagi orang yang memiliki kepribadian Introvert). Tujuannya adalah melatih keterbukaan kita terhadap orang lain. Jika kita terbuka kepada orang lain maka harapannya orang lain pun terbuka dengan kita sehingga berbicara pun menjadi hal yang menyenangkan dan kita tanpa ragu mampu menyampaikan sesuatu yang ada didalam pikiran kita. Apabila hal tersebut dilatih secara intens, maka anda semakin percaya diri dalam menyampaikan sesuatu.

How About You ? Comment ya dibawah kalo ada yang punya pengalaman unik terkait artikel tersebut :

Bersambung di Part 2

--

--