Pentingnya Dokumentasi Dalam Mendukung Proses Pengujian Oleh Quality Assurance (QA).

Ziardi Achmad
SkyshiDigital
Published in
4 min readFeb 7, 2023

Memahami Pentingnya Dokumentasi

Disadur dari Techopedia, Quality Assurance adalah orang yang bertanggung jawab untuk menguji kinerja perangkat lunak. Umumnya, mereka akan melakukan testing terhadap kualitas perangkat dengan mencari kesalahan coding, cacat dalam produk, serta masalah lainnya yang dapat mempengaruhi kinerja software tersebut.

Penguji perangkat lunak merupakan bagian dari tim software development yang memiliki kewajiban untuk melakukan pengujian fungsional dan nonfungsional terhadap perangkat lunak baik itu menggunakan teknik pengujian manual maupun pengujian otomatis.

Selain itu, seorang quality assurance memerlukan dokumen yang berguna untuk menunjang pekerjaan mereka. Dokumen penunjang quality assurance merupakan dokumen yang digunakan oleh tim penguji untuk mendukung proses pengujian. Dokumen ini sangat penting karena membantu tim penguji untuk mengevaluasi kualitas software dan menentukan apakah software tersebut sudah sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan atau belum.

Masalah dalam membuat Dokumentasi

Berdasarkan riset dari tim quality assurance Skyshi, beberapa permasalahan yang mungkin dihadapi oleh quality assurance dalam proses pembuatan dokumentasi adalah:

  • Dokumentasi yang tidak lengkap atau tidak akurat: Dokumentasi yang tidak lengkap atau tidak akurat dapat menyebabkan masalah ketika proses pengujian berlangsung, seperti ketidaktahuan tentang spesifikasi sistem atau komponen yang diuji.
  • Dokumentasi yang tidak up-to-date: Dokumentasi yang tidak diperbarui secara berkala dapat menyebabkan masalah dalam proses pengujian, karena informasi yang disediakan mungkin tidak lagi sesuai dengan versi terbaru dari sistem atau komponen yang sedang dilakukan pengujian.
  • Dokumentasi yang tidak dapat diakses: Jika dokumentasi tidak dapat diakses oleh tim penguji, ini dapat menyebabkan masalah dalam proses penguji, karena pengujian tidak dapat dilakukan tanpa informasi yang dibutuhkan.
  • Format dokumentasi yang tidak user friendly: Format dokumentasi yang tidak user friendly dapat menyulitkan tim penguji untuk menemukan informasi yang dibutuhkan, sehingga meningkatkan waktu yang dibutuhkan dalam proses pengujian.

Membuat dokumentasi dalam proses metode pengujian

Pengerjaan dokumentasi testing dapat dimasukan pada tahapan dalam proses Software Testing Life Cycle (STLC), yang didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk melakukan pengujian perangkat lunak.

Metode pengujian perangkat lunak untuk sistem informasi yang terintegrasi, umumnya akan menggunakan metodologi STLC (Software Testing Life Cycle) yang mana akan membagi proses pengujian sistem menjadi enam bagian mulai dari fase analisis, perencanaan, development, kebutuhan perangkat, eksekusi, hingga ditutup dengan hasil.

Nah, bagaimana sih membuat dokumentasi dari masing-masing proses diatas? Yuk kita simak penjelasan dari beberapa proses pengujian diatas.

  • Analisis Requirements

Analisa jenis tes yang akan dilakukan serta prioritas testing dan ruang lingkup testing. Pada tahap ini, dokumen yang dapat dibuat bisa berupa PRD (Product Requirement and Details)

  • Planning

Pada tahap ini akan memperkirakan berapa lama testing dilakukan pada setiap fitur. Dokumen yang dapat dibuat pada tahap ini berupa dokumen Test Plan.

  • Development

Ketika masuk tahapan ini, seorang quality assurance dapat mulai membuat dokumen test case / automation case dan review.

  • Environment setup

Pada tahap ini akan ditentukan hardware dan software yang digunakan untuk proses testing. Sehingga pada tahap ini, tim QA dapat membuat dokumen test data dan dokumen list perangkat pendukung testing, seperti list device, browser dan lain sebagainya.

  • Executing

Pada tahap ini akan melakukan eksekusi test case yang telah dibuat sehingga seorang QA dapat membuat dokumentasi hasil test.

  • Closure ( report )

Setelah melakukan testing. Tim QA akan melakukan Analisa hasil testing yang berguna untuk mengidentifikasi langkah yang harus diambil dalam project selanjutnya / sprint selanjutnya.

Setelah tau beberapa tahapan dalam STLC, sebagai QA kita harus mengetahui beberapa dokumen yang harus dibuat. Diantaranya yaitu :

Dokumentasi Test Case

Apa itu test case? test case merupakan dokumen yang menggambarkan input, tindakan, atau peristiwa dan respon yang diharapkan, untuk menentukan apakah fitur dari aplikasi bekerja dengan benar. Biasanya isi dari dokumen test case adalah keterangan seperti hasil setelah dilakukan testing, jenis testing, kondisi pengujian/set-up, persyaratan input data, langkah-langkah, dan hasil yang diharapkan.

Untuk membuat dokumentasi test case, seorang quality assurance membutuhkan informasi atau dokumen pendukung yang disediakan oleh tim lain dalam pengembangan aplikasi misalnya seperti design figma, proses bisnis, flowchart dan lain-lain. Dokumentasi test case yang dibuat oleh tim quality assurance dapat berupa dokumen spreadsheets dan juga bisa menggunakan tools seperti TestRail, TestLink, Notion dan lain-lain.

Dokumentasi User Story

Selain test case tersebut, terdapat juga user story. User story merupakan deskripsi mengenai kebutuhan sistem dalam bentuk bahasa natural yang dapat dengan mudah dipahami oleh end user yang tidak memiliki background IT. User story merupakan kalimat yang terstruktur, karena di dalamnya mengandung sintaks yang harus diikuti untuk melakukan proses testing software. Berikut adalah template sederhana dalam membuat user story:

  • As a, diikuti oleh role dari user yang akan menggunakan feature dari user story tersebut.
  • I want, merupakan penjelasan mengenai fungsi/feature yang akan dikembangkan
  • So that, merupakan hasil yang didapatkan setelah fungsi yang diminta dijalankan. Pada beberapa teori, disebutkan bahwa “so that” adalah opsional.

Nah seperti itu lah artikel tentang Pentingnya Dokumentasi Dalam Mendukung Proses Pengujian Oleh Quality Assurance (QA).

Dalam menjalankan tugasnya sebagai bagian penting dalam pengembangan produk, seorang Quality Assurance (QA) memerlukan dokumentasi yang akurat dan terkini. Dokumentasi membantu menentukan standar dan metodologi yang digunakan dalam proses pengujian, memastikan konsistensi hasil, meningkatkan keterbukaan dan transparansi, serta mempermudah akses informasi.

Dengan demikian, dokumentasi merupakan alat yang sangat penting bagi seorang Quality Assurance dalam memastikan bahwa produk yang dikembangkan memenuhi standar kualitas dan memenuhi kebutuhan pengguna. Oleh karena itu, pemeliharaan dan revisi dokumentasi harus dilakukan secara berkala agar tetap akurat dan efektif dalam membantu proses pengujian oleh seorang Quality Assurance.

--

--