Quality Assurance dalam dunia IT

Peni Kurniawati
SkyshiDigital
Published in
3 min readJul 26, 2018

--

Quality Assurance atau yang lebih dikenal dengan sebutan QA merupakan pengujian atau testing terhadap suatu produk sistem atau aplikasi untuk memastikan bahwa sistem yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan yang telah ditentukan sebelumnya sehingga menghasilkan sistem yang terjamin kualitasnya. Pengujian terhadap aplikasi biasa dijalankan oleh QA Engineer.

QA Engineer biasanya ditemukan di beberapa Perusahaan IT dan memiliki peranan penting dalam pembangunan sebuah sistem. QA Engineer akan melakukan testing mulai dari alur sistem, desain, sampai hasil akhir aplikasi. Hasil pengujian QA Engineer berupa alur sistem, bug, serta masukan aplikasi yang diuji akan didokumentasikan dalam sebuah laporan Quality Assurance. Seorang QA Engineer juga harus mampu berkomunikasi dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan sistem seperti designer, back end, serta project manager. Dalam melakukan proses testing, seorang QA Engineer harus memiliki beberapa kriteria kemampuan tertentu. Kemampuan tersebut diantaranya yaitu:

  1. Mindset Pengujian

Seorang QA Engineer yang memiliki tugas utama untuk melakukan pengetesan terhadap suatu sistem serta memastikan sistem memiliki kualitas terjamin harus memiliki pola pikir yang luas mengenai penggunaan sistem. QA Engineer harus mampu memikirkan berbagai kemungkinan yang akan dilakukan oleh pengguna saat akan menggunakan sistem.

  1. Analisa dan Pengujian Fungsional

Seorang QA Engineer harus mampu memahami analisis terhadap kebutuhan fungsional sistem yang akan dibangun serta melakukan pengujian terhadap sistem untuk memastikan bahwa sistem yang telah selesai dibuat sudah memenuhi kebutuhan yang telah ditentukan sebelumnya.

2. Perbaikan Proses

Seorang QA Engineer harus mampu memahami setiap proses yang terdapat pada sistem serta memberikan arahan perbaikan untuk beberapa proses yang dirasa kurang efisien.

3. Pengujian Keamanan

Seorang QA Engineer harus mampu melakukan pengujian keamanan secara detail sehingga sistem yang ada memiliki jaminan keamanan yang tinggi. Pengujian keamanan bisa dilakukan dengan beberapa hal, salah satu contohnya yaitu pengujian terhadap proses login. QA Engineer harus memastikan bahwa proses login yang ada sudah sesuai dengan standar ketentuan yang ada. Contoh pengujian pada proses login dapat dilakukan dengan melakukan pengujian apakah password yang dimasukkan memiliki batas minimal karakter, pengaruh antara kombinasi huruf besar dan kecil pada password, dll.

4. Pengujian Performa

Seorang QA Engineer harus mampu melakukan pengujian terhadap performa dari sistem. Beberapa contoh pengujian yang dapat dilakukan untuk menguji performa sistem dapat dilakukan dengan melakukan pengujian sistem terhadap respon tertentu apakah sistem akan menerima respon dengan cepat atau tidak. Dengan adanya pengujian performa, maka diharapkan QA Engineer dapat memastikan bahwa sistem yang dihasilkan memiliki performa serta kualitas yang sesuai.

5. User Acceptance Testing

Seorang QA Engineer harus mampu menghasilkan dokumen yang dijadikan bukti bahwa sistem yang telah dibuat sudah dapat diterima oleh pengguna apabila hasil pengujian tersebut sudah bisa dianggap memenuhi kebutuhan pengguna. Dari hasil dokumentasi tersebut, maka dapat diambil kesimpulan apakah sistem yang telah diuji dapat diterima atau tidak.

Proses testing dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu testing manual serta testing otomatis. Testing manual dilakukan oleh QA Engineer langsung dengan berbagai test case saat menjalankan sistem. Sedangkan testing otomatis merupakan suatu testing yang dilakukan oleh QA Engineer dengan memanfaatkan software testing yang ada sehingga proses pengujian menjadi lebih efisien. Salah satu contoh software testing yang digunakan untuk testing yaitu Selenium IDE. Selenium IDE akan merekam kegiatan QA Engineer saat menjalankan suatu sistem lalu menampilkan detail kegiatan yang telah dilakukan QA Engineer terhadap suatu sistem berdasarkan test case tertentu.

referensi :

--

--