Backend Developer: Harus Mulai Dari Mana?

SoftwareSeni
SoftwareSeni
Published in
11 min readDec 3, 2020

Memasuki era digital, beberapa profesi yang dahulunya mungkin tidak begitu dikenal, kini mulai mendapatkan perhatian serius. Dalam beberapa tahun terakhir, misalnya, backend developer menjadi salah satu profesi yang sangat diminati.

Selain karena sisi prestisiusnya, yang tidak bisa dikerjakan sembarang orang sebab menuntut skill website development yang mumpuni, penghasilan seorang backend juga dinilai sangat menggiurkan. Nah, bagi Anda yang bermimpi menjadi seorang backend developer yang andal, yuk mulai dengan membaca ulasan ini untuk lebih memahami profesi tersebut!

Apa Itu Backend Developer?

Secara umum, pekerjaan dasar dari seorang backend developer adalah mengembangkan dan mengelola web. Singkatnya, ia bertugas untuk membuat sebuah aplikasi web berfungsi dengan baik dan hal itu biasanya mereka lakukan dengan menggunakan bahasa pemrograman server-side seperti Ruby atau PHP.

Selain itu, pekerjaan backend development juga memiliki fokus utama pada skrip, database, dan arsitektur web. Dalam hal ini, kode yang ditulis oleh backend developer akan dapat membantu mengomunikasikan informasi data ke browser. Contoh paling umum untuk backend programming sendiri adalah ketika seseorang membaca sebuah artikel di blog. Sementara font, desain, warna, dan lainnya menjadi bagian dari halaman depan web, konten artikel yang di-render dari server dan diambil dari database menjadi bagian backend programming.

Backend Vs Frontend Developer, Apa Bedanya?

Karena teknologi terus berkembang, website development pun kini menjadi lebih kompleks dibandingkan dahulu. Akibatnya, tugas dan tanggung jawab dari seorang developer sekarang menjadi lebih spesifik, yang membuatnya dapat berkonsentrasi pada satu bagian saja.

Itulah mengapa istilah backend dan frontend developer kemudian muncul. Jadi, front-end website development atau juga sering disebut client-side development, mengacu pada kegiatan memproduksi CSS, HTML, dan JavaScript untuk sebuah situs atau web app sehingga pengguna dapat berinteraksi/melihatnya secara langsung.

Intinya, tugas seorang frontend adalah menciptakan bagian web yang nantinya akan dilihat langsung oleh para pengguna. Tentunya, itu menjadi perbedaan paling mendasar antara backend dan frontend developer. Sebab seperti disampaikan sebelumnya, seorang backend lebih fokus pada pekerjaan di balik layar, yang bertujuan untuk memastikan website terbuka dan berfungsi dengan baik.

Pun, saat ini sistem manajemen konten lebih banyak menggunakan backend programming, yang secara khusus dilakukan pada web app yang tergolong rumit atau kompleks. Merujuk pada hal itu, maka backend dan frontend developer perlu bekerja sama dengan baik agar dapat menciptakan sebuah web yang berfungsi optimal.

Tugas dan Tanggung Jawab Backend Developer

Setelah lebih mengenal definisi tentang backend developer, mari cermati apa saja tugas dan tanggung jawab dari profesi tersebut!

1. Merancang dan Mengelola Database

Ketika berbicara soal website development, developer tentunya harus paham tentang manajemen dan desain database untuk memperoleh output yang diinginkan dari sebuah web app yang mereka buat. Inilah salah satu tugas dari seorang backend, yang secara umum berperan dalam perancangan dan pengelolaan database.

Dalam proses perancangan fungsi database sendiri, backend biasanya akan melakukan brainstorming terlebih dahulu soal topik yang perlu disimpan dan jenis mekanisme input seperti apa yang dibutuhkan oleh website. Apabila sudah mengetahui dasar-dasar yang harus ditetapkan dalam perancangan database, langkah berikutnya tentu adalah mengatur informasi yang perlu disimpan.

2. Memastikan Server Website Berjalan Optimal

Backend developer juga harus memastikan bahwa server website berjalan dengan baik. Hal ini karena server web menjadi hosting dari sebuah situs web sehingga sangat rentan mengalami ancaman keamanan, virus, dan lain sebagainya. Tentunya, memiliki server yang terjamin keamanannya sangat penting untuk jenis bisnis online apa pun atau yang berkaitan dengan kegiatan transaksi.

Untuk itu, seorang backend biasanya akan melakukan pengecekan secara menyeluruh terkait server, mulai dari memasang security tools dan scanner yang dapat membantu mengamankan server hingga menghilangkan layanan yang tidak perlu pada sistem operasi. Semua itu perlu dilakukan oleh backend guna memastikan server web berjalan lancar.

3. Mengembangkan dan Menguji Coding

Kemudian, backend developer juga bertanggung jawab untuk menciptakan kode dengan bahasa pemrograman. Kode inilah yang nantinya dapat membuat web app berfungsi sebagaimana mestinya.

Kode yang ditulis oleh backend nantinya akan bekerja pada server web. Namun, selain menulis backend codes, profesi ini juga bertanggung jawab untuk mengembangkan API yang akan dipakai oleh versi mobile dari aplikasi web tersebut.

4. Mengembangkan Ide untuk Program, Fitur, atau Produk Baru dengan Memantau Perkembangan dan Tren Industri

Ide yang orisinil dan inovasi yang mutakhir akan selalu dihargai di segala bidang, khususnya sektor teknologi. Dalam hal ini, backend memiliki tanggung jawab untuk melakukannya, dengan berusaha mengembangkan ide tentang produk, fitur, atau program yang sesuai dengan perkembangan dan tren industri.

5. Menganalisis dan Mencari Solusi untuk Bug

Tentu saja, mengembangkan sebuah program bukan tugas yang mudah dan sering kali itu tidak berjalan semulus yang diharapkan. Entah itu kesalahan pada logika program atau bahkan saat melakukan penulisan, hal itu dapat membuat web tidak berfungsi dengan baik. Kesalahan inilah yang kemudian disebut bug dalam suatu program.

Untuk itu, tugas tersebut telah menjadi bagian dari pekerjaan seorang backend developer, yang tidak hanya mesti teliti dalam menganalisis bug dalam program, tetapi juga harus mampu menemukan solusi atas permasalahan tersebut.

6. Mengidentifikasi Area yang Perlu Dikembangkan pada Program

Backend bertanggung jawab atas kecepatan, fungsionalitas, dan efisiensi aplikasi web. Karena itu, mereka perlu terus mengidentifikasi area-area pada program yang perlu dikembangkan, seperti misalnya membangun penyimpanan data yang baik dan aman, serta membuat pengaturan logika yang lebih pas untuk sistem.

Dengan demikian, selain membuat web app dapat berfungsi dengan lebih baik, peningkatan yang dilakukan di area-area tertentu pada web tentunya juga bisa meningkatkan user experience.

Skill yang Harus Dikuasai Backend Developer

Jika Anda tertarik untuk menggeluti profesi ini, berikut adalah keterampilan atau skill yang wajib dikuasai oleh seorang backend.

- Menguasai Bahasa Pemrograman

Untuk menjadi seorang backend developer yang andal, hal pertama yang perlu dikuasai adalah bahasa pemrograman yang berhubungan dengan server. Nah, berikut adalah beberapa bahasa pemrograman yang wajib dikuasai backend.

1. Ruby

Ruby adalah jenis bahasa pemrograman yang biasanya digunakan bersama Rails. Bisa dikatakan, kombinasi antara Ruby dan Rails sama seperti PHP dengan Zend, atau Python dengan Django. Selain itu, bahasa pemrograman ini banyak dipakai karena lebih memprioritaskan konvensi ketimbang konfigurasi. Dengan demikian, backend tidak perlu menghabiskan banyak waktu untuk mengkonfigurasi file dan bisa segera memulai proses pengembangan.

2. PHP

Bicara soal backend programming, PHP (Hypertext Preprocessor) juga merupakan salah satu bahasa skrip backend open source yang digunakan oleh pengembang untuk membangun situs atau aplikasi web. PHP sendiri juga menawarkan berbagai macam modul, seperti Grafik dan PDF misalnya.

Salah satu keuntungan menggunakan PHP tentu karena bahasa skrip tersebut sangat mudah dipelajari. Pun, PHP memiliki sintaks yang sederhana sehingga membuat bahasa pemrograman itu lebih mudah diaplikasikan. Bagi Anda yang terbiasa dengan bahasa C tentunya dapat dengan mudah memahami PHP.

3. Java

Bahasa pemrograman ini sangat populer dan banyak diaplikasikan dalam pengembangan web. Bahkan, Java sering dijadikan opsi default untuk aplikasi ilmiah, termasuk juga dalam pemrosesan bahasa alami. Alasan utamanya tentu karena Java tergolong aman, pemeliharaannya mudah, portabel, serta telah dilengkapi alat konkurensi tingkat tinggi dibandingkan C++ atau bahasa skrip lainnya.

4. Python

Dikurasi oleh Guido van Rossum, Python diluncurkan pada tahun 1991 silam. Hampir sama dengan Java, Python juga tergolong bahasa skrip multiplatform, yang berarti bisa dijalankan di mana saja. Dengan mengaplikasikan bahasa pemrograman ini, web developer juga dapat mengurangi kebutuhan pengkodean secara signifikan.

Dengan sistem pengaplikasiannya yang mudah dan pustaka yang luas, Python pun dianggap menawarkan nilai produktivitas yang lebih tinggi kepada backend developer dibandingkan dengan bahasa pemrograman lainnya. Selain itu, bahasa skrip ini tidak hanya cocok dipakai untuk membangun aplikasi dasar seperti aplikasi desktop, Oss, aplikasi bisnis, atau web frameworks, tetapi Python juga sangat pas untuk website development berbasis AI atau ML.

5. SQL

SQL atau Structured Query Language adalah salah satu jenis bahasa pengkodean standar industri yang biasanya digunakan untuk mengelola database. SQL juga sering digunakan oleh backend untuk memperbarui data yang disimpan pada database atau mengambil data tersebut untuk kemudian ditransfer ke website atau mobile app.

Dalam hal ini, sistem database terkemuka seperti Sybase, Microsoft SQL, dan Oracle server semuanya menggunakan SQL untuk mengelola database mereka. Karena alasan itulah, SQL juga menjadi salah satu skill yang harus dikuasai oleh seorang web developer, khususnya yang mengurus sektor backend development.

6. REST/SOAP

REST adalah singkatan dari Representational State Transfer, sementara SOAP adalah kependekan dari Simple Object Access Protocol. Keduanya adalah jenis teknologi web yang terkait dengan API, yang merupakan sebuah program perangkat lunak yang dapat menghubungkan dua aplikasi. Para developer juga kerap menyebut REST dan SOAP sebagai “arsitektur API”, atau platform yang biasanya digunakan untuk membangun dan mengelola API.

7. .NET (C#, VB)

ASP.NET lahir sebagai jawaban Microsoft terhadap Sun Microsystem milik Java, yang kini kita kenal dengan nama Oracle. Jenis framework ini biasanya diaplikasikan untuk membangun web dengan bahasa-bahasa seperti Visual Basic (VB), F#, C#, dan seterusnya.

Pola arsitektur MVC (Model-View-Controller) dari .NET sendiri juga memungkinkan tugas backend development dipegang oleh sebuah controller, yang berinteraksi dengan model untuk memproses data. Hasil tersebut nantinya akan ditampilkan sebagai frontend web page.

Pada 2016, .NET juga telah diubah menjadi open source sehingga dapat berintegrasi dengan Linux, iOS, dan Android — melalui .NET Core. Bisa dibilang, kode tersebut sangat stabil dan andal sehingga menjadikannya pilihan populer untuk bisnis.

8. JavaScript

Meski nama mereka mirip, Java dan JavaScript adalah jenis bahasa pemrograman yang berbeda. Jika Java menggunakan bahasa C/C++ dalam pengembangannya, JavaScript hanya memakai bahasa C. Selain itu, JavaScript juga merupakan bahasa yang bisa diaplikasikan untuk frontend dan backend.

Tak hanya itu, JavaScript juga merupakan bahasa pemrograman yang universal sebab bisa dijalankan di hampir semua browser. Pun, tool ini bisa Anda manfaatkan untuk membangun berbagai jenis situs dan perangkat lunak, termasuk: web server, presentasi, games, aplikasi desktop, mobile apps, dan website.

- Memiliki Wawasan yang Mendalam tentang Database

Seorang backend developer juga wajib memiliki pengetahuan yang mendalam soal database. Artinya, Anda perlu memahami cara mengelola serta memulihkan data dari database. Meskipun pada dasarnya, front-end developer juga dapat menghubungkan database dengan antarmuka, saat ini server-side development telah menjadi metode standar untuk mengontrol akses ke informasi tersebut, termasuk dalam urusan penyimpanan dan pemulihan database.

- Dapat Membangun Koneksi yang Baik ke Application Programme Interface (API)

Perlu diketahui bahwa browser internet tidak menjadi satu-satunya entitas yang berinteraksi dengan web app. Faktanya, orang tetap akan menawarkan mobile app untuk Android atau iOS di samping situs utamanya. Bahkan, ada pula jenis aplikasi berbasis program yang hanya mengaplikasikan JavaScript, bukan HTML yang melalui server-side render seperti Vue, Angular, atau React.

Meski begitu, HTML tetap bisa dimanfaatkan untuk merancang konten di browser internet. Namun tentunya, akan ada konfigurasi yang perlu ditingkatkan untuk informasi yang akan digunakan oleh proyek yang berbeda. Sementara itu, terdapat dua posisi paling utama untuk informasi API, yakni JSON yang merepresentasikan JavaScript Object Notation, dan XML yang menerangkan eXtensible Markup Language.

- Menguasai Pengetahuan tentang Manajemen Server

Agar bisa menjadi seorang backend yang punya kompetensi tinggi, Anda juga wajib memiliki pemahaman tentang manajemen server. Hal ini karena situs Anda nantinya akan membutuhkan database untuk menangani semua klien dan data produk. Di samping itu, basis data sangat diperlukan untuk menyimpan konten situs dalam struktur yang baik sehingga nantinya dapat memudahkan Anda dalam mengubah, memulihkan, mengatur, dan menyimpan informasi.

Nah, tugas semacam itu nantinya akan dijalankan di sebuah PC jarak jauh, yang disebut server. Adapun beberapa jenis database yang umumnya digunakan dalam pengembangan web, termasuk PostgreSQL, Oracle MySQL, Oracle, dan SQL Server. Untuk manajemen server, Anda dapat memilih salah satu dari pilihan berikut: Nginx, Kubernetes, New Relic, Docker, Node js, dan lain sebagainya.

- Memahami tentang jenis-Jenis Framework Populer

Untuk memastikan situs atau aplikasi web yang Anda kembangkan berjalan optimal, sebaiknya perdalam wawasan tentang jenis-jenis framework populer. Hal ini karena dalam praktiknya, backend harus memiliki pengetahuan tentang framework yang sesuai dengan bahasa pilihan mereka. Misalnya saja, jika memakai Java, Anda perlu menguasai Hibernate, Spring, atau framework berbasis Java lainnya yang populer. Sementara itu, apabila Anda menggunakan Python, perdalam wawasan tentang Django, Flask, atau framework berbasis Python lainnya.

- Menguasai Version Control System (Sistem Pengontrol Versi)

Version control system (VCS) membantu backend mencatat segala perubahan yang terjadi pada sebuah atau bahkan sekumpulan berkas. Jadi, Anda pun bisa kembali ke versi tertentu dari berkas tersebut saat diperlukan. Dalam hal ini, Git menjadi salah satu jenis version control system yang harus dikuasai oleh para developer karena tool tersebut dipakai di mana-mana.

Menurut jenisnya, Git sendiri termasuk VCS terdistribusi, yang berarti tool ini tidak menyimpan database hanya di satu tempat saja. Dengan kata lain, setiap orang yang terlibat dalam pengkodean web atau software development akan memiliki database Git. Itulah mengapa Git dinilai sangat menarik, dan tentu setelah Anda menguasainya, Anda pasti ingin menggunakannya di setiap proyek.

Dengan tool ini, para backend developer juga bisa membuat Git repository berbasis daring pada situs seperti GitHub. Situs seperti GitHub juga dapat dikonfigurasi dengan webhook khusus yang bisa memperbarui situs web setiap kali Anda menambahkan checkpoint baru, tanpa perlu masuk ke server secara manual dan meng-update-nya sendiri.

Step-by-step Menjadi Back-end Developer yang Andal

Setelah memahami beberapa poin di atas, tentunya Anda sudah mulai mendapatkan gambaran tentang apa saja yang perlu disiapkan untuk bisa menjadi seorang back-end yang andal.

Untuk itu, berikut kami rangkum beberapa langkah penting untuk memulainya.

Step 1: Coba pahami dasar-dasar dari struktur data dan algoritma

Sebagian besar web developer melewati langkah ini dan langsung loncat ke framework. Namun, alangkah lebih baik untuk lebih dahulu mempelajari tentang struktur data dan dasar-dasar algoritma. Meski tidak mendalam, Anda setidaknya perlu memiliki ide dasar tentang prosesnya.

Step 2: Mulai pelajari bahasa pemrograman

Tentunya, menjadi seorang web developer butuh usaha, waktu, dan kesabaran. Anda tidak bisa mengharapkan siapa pun untuk menguasai bahasa pengkodean yang berbeda hanya dalam waktu semalam. Jadi, tentukan timeline dan bahasa pemrograman dasar penting yang ingin Anda pelajari. Anda bisa memulainya dengan bahasa seperti PHP, Python, JavaScript, atau Ruby.

Jika ingin, Anda pun bisa mempelajari beberapa bahasa pemrograman sekaligus dalam satu waktu. Karena semakin banyak yang Anda kuasai, semakin mahir Anda dalam mengembangkan web. Akan tetapi, jika Anda merasa belum terbiasa dengan ini, mulailah dengan bahasa seperti Java, C, atau Python. Coba pahami juga tentang cara kerja logika aplikasi serta praktik pengkodean.

Step 3: Pelajari tentang dasar-dasar database

Pada step ketiga, mulai pelajari tentang sistem database. Karena jenisnya tergolong beragam, pelajari beberapa yang populer untuk diterapkan pada proyek Anda.

Step 4: Pahami jenis-jenis framework

Ini akan sangat bergantung pada bahasa pemrograman yang Anda pilih. Karena itu, pelajari setidaknya basic dari satu framework. Baik itu Ruby-on-Rails ataupun Django, kebanyakan frameworks mengikuti prinsip MVC (Model-View-Controller) yang serupa.

Di samping itu, framework bisa memudahkan Anda membuat template dan kode yang nantinya dapat digunakan kembali. Penggunaan framework juga dapat mengurangi baris kode yang harus ditulis sehingga proses pengembangan web pun akan jadi lebih efisien.

Step 5: Mulai berlatih!

Mulailah dengan mengerjakan sebuah proyek kecil untuk melatih keterampilan Anda. Sebagai contoh, Anda bisa membuat sebuah to-do list sederhana, photo gallery web app, blog, basic project management app, dan lain sebagainya.

Step 6: Berinovasi dan ciptakan sesuatu yang baru

Sektor teknologi selalu berkembang, maka coba buat inovasi atau sesuatu yang baru. Oleh karena itu, pikirkan ide atau proyek startup yang menarik untuk menambah portofolio Anda.

Step 7: Hosting!

Setelah menjalankan langkah-langkah di atas, kini Anda siap untuk melebarkan sayap! Sekarang saatnya untuk membuat produk Anda dapat diakses melalui WWW.

Kesimpulan

Peran dari seorang backend developer tentunya sangat penting dalam pengembangan web. Mereka bertanggung jawab atas banyak tugas penting dalam website development dan juga harus memastikan bahwa produk yang dirilis nantinya punya kualitas yang baik. Oleh karenanya, jika Anda ingin menggeluti profesi tersebut, pastikan untuk menguasai beberapa keterampilan yang sudah dijabarkan di atas.

Namun, jika Anda merasa belum memiliki banyak waktu untuk memperdalam ilmu soal pengembangan web, memakai jasa IT consultant, seperti SoftwareSeni misalnya, juga bisa menjadi opsi yang baik. Dikenal sebagai perusahaan yang memberikan one-stop IT solution bagi kliennya, SoftwareSeni tentunya dapat membantu Anda untuk menciptakan produk digital yang berkualitas.

--

--

SoftwareSeni
SoftwareSeni

A fresh approach to websites, apps and software development.