Bagaimana Nasib Bisnis Startup di Indonesia?

SoftwareSeni
SoftwareSeni
Published in
12 min readJul 16, 2021
Nasib Bisnis Startup Indonesia

Bisnis startup menjadi salah satu topik bahasan menarik yang tidak ada habisnya. Namun, apakah kita sudah benar-benar paham tentang apa itu startup sebenarnya? Kemungkinan hanya segelintir orang saja yang mengetahui secara persis apa itu startup dan mengapa semakin menjamur, khususnya di Indonesia?

Mengenal Bisnis Startup

Kata startup merupakan serapan langsung dari bahasa Inggris yang kurang lebih bermakna rintisan. Dari makna tersebut, bisnis startup di Indonesia kemudian diartikan sebagai sebuah bisnis rintisan. Mengapa disebut rintisan? Hal ini karena waktu operasi dari bisnis tersebut belumlah lama.

Perusahaan startup rata-rata merupakan perusahaan yang baru berdiri kemudian berada di dalam tahap pengembangan dan riset untuk menemukan pasar yang sesuai. Ciri khas dari bisnis rintisan ini adalah mengedepankan gagasan-gagasan dan ide-ide baru untuk memberikan solusi permasalahan yang sesuai untuk konsumen, tetapi dengan cara yang “anti-mainstream”.

Pemanfaatan teknologi sebagai basic bisnis, secara penuh menjadi salah satu ciri dari startup. Kebanyakan perusahaan startup juga bergerak di bidang IT consultant. Tidak heran bila kemudian kebanyakan orang memandang startup sebagai salah satu bisnis yang fokus bergerak pada bidang teknologi.

Perlu diketahui juga, jika bisnis startup berbeda dengan UMKM. Hal ini karena fokus UMKM berbeda dengan startup. UMKM memiliki target dan skala pasar yang lebih kecil. Fokusnya juga sebatas untung rugi saja. Lain halnya dengan startup yang kebanyakan memiliki fokus untuk menjadi perusahaan besar.

Startup kini lebih diidentikan dengan segala bisnis yang berhubungan dengan teknologi terbaru, contohnya saja seperti berhubungan dengan internet, website development, media sosial, dan lainnya.

Untuk membangun sebuah startup, tidak hanya pengetahuan bisnis saja yang dimiliki, tetapi juga kemampuan lain, seperti mobile app development. Seluruh startup memiliki aplikasi mobile sebagai produk mereka, maka pemahaman tentang pengembangan aplikasi mobile sangat wajib diperlukan.

Secara umum, bisnis rintisan ini dapat dikenali lewat beberapa ciri-ciri spesifik, misalnya saja:

  • Modal bergantung pada bisnisnya.
  • Perusahaan didirikan belum mencapai usia 3 tahun.
  • Pegawai yang ada jumlahnya tidak lebih dari 20 orang.
  • Pendapatannya masih kurang dari $100.000 per tahun.
  • Fokus pada perkembangan bisnis yang cepat.
  • Kebanyakan menggunakan teknologi sebagai core business-nya.
  • Produk yang dipasarkan lebih kepada langkah mengisi pasar dan menawarkan solusi masalah untuk masyarakat yang sebelumnya tidak terpikirkan.
  • Beroperasi lebih banyak menggunakan teknologi informasi dan komunikasi.
  • Bisnis menggunakan model adaptif sehingga dapat menyesuaikan pasar.

Jangan salah, startup sebenarnya memiliki sifat bisnis yang mengganggu atau disruptive terhadap industri atau bisnis yang sudah ada sebelumnya. Bisa kita lihat contoh nyatanya, yaitu kehadiran layanan transportasi berbasis daring yang kemudian dituduh mengganggu dan merugikan perusahaan taksi konvensional.

Perkembangan Bisnis Startup di Indonesia

Bisnis startup di Indonesia bisa dibilang sangat berpotensi. Perkembangan startup di Indonesia dinilai banyak pihak cukup bagus dan membanggakan. Banyak pemilik startup baru bermunculan, bahkan saat ini jumlahnya sudah mencapai sekitar 1.500 orang pemilik startup. Pengguna internet di Indonesia yang semakin meningkat juga menjadi salah satu faktor menjamurnya kemunculan startup.

Namun, menurut laporan statistik, jumlah startup yang ada juga mengalami penurunan jumlah. Banyak mereka yang tidak dapat bertahan dan harus gulung tikar. Walaupun mengalami penurunan jumlah, tetapi tidak pada masalah pendanaan. Pendanaan untuk startup-startup lokal justru mengalami kenaikan.

Ini menunjukkan jika Indonesia masih dipercayai oleh para investor. Selain itu, mereka juga percaya bila startup lokal memiliki potensi yang besar, tidak kalah dengan startup asal Amerika Serikat ataupun Tiongkok.

Startup yang berkembang di Indonesia dapat digolongkan menjadi tiga kelompok, yaitu startup edukasi, startup perdagangan dan informasi, dan startup gim. Dari ketiga kelompok tersebut, diperkirakan bidang game dan edukasi yang memiliki pasar pasar potensial di Indonesia, hal ini karena pengembangannya dinilai cukup mudah.

1. Startup Game

Adalah salah satu jenis startup yang perkembangannya di Indonesia termasuk sangat pesat. Ini sangat dipengaruhi oleh pasar game di Indonesia masih memiliki peminat yang besar. Penggemar game sepertinya tidak mengenal istilah ekonomi sulit. Mereka tetap bermain dan menghabiskan uangnya untuk meng-upgrade permainannya secara berkala.

2. Startup Edukasi

Pendidikan atau edukasi merupakan salah satu kebutuhan paling mendasar manusia dan tidak dapat digantikan. Startup edukasi juga berkembang dengan pesat di Indonesia, meskipun peminatnya tidak lebih besar dibandingkan startup gim.

Peminat startup ini berasal dari berbagai macam kalangan. Dari hal ini, bisa dilihat bila startup edukasi masih mampu bersaing dengan jenis startup lainnya. Startup edukasi banyak jenisnya, mulai dari aplikasi bimbingan belajar daring hingga platform informasi dan komunikasi.

3. Startup E-Commerce

Startup di bidang e-commerce menawarkan kemudahan untuk masyarakat dalam melakukan kegiatan berbelanja. Startup jenis ini menawarkan solusi kepada masyarakat untuk tidak perlu lagi keluar rumah untuk berbelanja atau tidak perlu lagi menggunakan uang fisik, karena transaksi menjadi lebih mudah dengan adanya e-wallet. Dengan adanya e-commerce, masyarakat memang semakin dimanjakan dalam hal berbelanja.

Berkembangnya media sosial dan semakin canggihnya ponsel pintar membuat pasar mobile game dan social game menjadi lebih besar. Untuk kelompok e-commerce dan aplikasi informasi sendiri masih memiliki tantangan yang relatif besar di Indonesia. Hal ini salah satunya dipengaruhi oleh minimnya transaksi menggunakan kartu kredit di Indonesia.

Bagi Anda yang berniat untuk membangun bisnis startup di Indonesia, jangan berkecil hati. Pasalnya, masih banyak peluang bagus untuk memulai bisnis rintisan. Apalagi, berbagai daerah di Indonesia sudah memiliki komunitasnya sendiri yang dapat membantu pelaku startup dapat lebih berkembang dan bertambah wawasannya. Di Bandung contohnya, ada Bandung Digital Valley dan Asosiasi Inkubator Bisnis Indonesia. Perusahaan-perusahaan besar juga sangat peduli dengan para startup lokal, buktinya mereka rajin melakukan inkubasi dan pelatihan bisnis, contohnya saja Google Gapura Digital.

Walaupun jumlah startup di Indonesia mencapai ribuan, tetapi bidang bisnis startup yang ada masih belum terlalu bervariasi. Fokus kebanyakan pelaku startup masih di seputar e-commerce, layanan informasi, dan bisnis gim. Bila ingin memulai bisnis rintisan, sebaiknya carilah sedikit celah untuk dapat berinovasi yang akan diimplementasikan kepada produk yang akan dijual.

Para pendiri startup di Indonesia berasal dari berbagai macam latar belakang. Ada yang memang berasal dari latar belakang profesional, pendidikan, ataupun otodidak. Rata-rata, awal-awal startup mulai bermunculan di Indonesia, fokus mereka masih sederhana, yaitu mendapatkan keuntungan, belum memikirkan visi jangka panjangnya akan seperti apa.

Tujuan pembangunan bisnis rintisan ini sebenarnya merupakan suatu langkah strategi sederhana dari holding company atau perusahaan induk yang masih dikelola dengan cara-cara lama untuk menuju perusahaan modern, yang cara kerjanya mengikuti perkembangan zaman.

Sebenarnya, siapa saja para perintis startup di Indonesia? Mengapa kebanyakan dari mereka sudah saling kenal? Berikut beberapa kelompok yang berpeluang dalam membentuk bisnis startup, yaitu:

  • Mereka yang kembali ke Indonesia setelah menyelesaikan studi dan bekerja sebentar di luar negeri. Kebanyakan mereka yang lulus dari universitas-universitas Amerika Serikat, Australia, dan Singapura. Sesampainya di Indonesia, mereka berusaha membangun apa yang mereka impikan dapat dikembangkan di Indonesia.
  • Lulusan dalam negeri yang sebelumnya telah bekerja di perusahaan seperti software development, tetapi merasa kecewa karena ide-idenya tidak terfasilitasi dengan baik. Bisa juga mereka yang sudah merasa jenuh dan tidak merasa tertantang lagi di perusahaan tempat mereka bekerja. Hal ini masih sangat dipengaruhi oleh budaya kerja di Indonesia yang minim prioritas sehingga para pekerja berpikir untuk memulai bisnisnya sendiri.
  • Pelaku industri tradisional yang coba mengikuti tren perdagangan daring. Walaupun apa yang mereka rintis sebenarnya bukanlah startup, tetapi sepak terjang mereka patut diapresiasi karena memiliki pengaruh yang cukup signifikan terhadap kemajuan startup di Indonesia.
  • WNA yang memang mencari peluang bisnis di pasar Indonesia. Sebelumnya mereka telah melakukan riset terlebih dahulu terkait peluang dan jenis bisnis apa yang akan dibangun. Sebagai startup, mereka kebanyakan merekrut anak-anak muda Indonesia yang berpotensi. Sementara para pemilik modal menjadi penasehat.

Startup-Startup Sukses Asal Indonesia

Menjamurnya bisnis startup di Indonesia bisa dibilang karena dukungan dari perkembangan teknologi. Startup asli Indonesia kini sudah mampu bersaing di dunia internasional. Beberapa startup bahkan telah membuka kantor cabang di mancanegara. Beberapa startup sukses asal Indonesia, di antaranya adalah :

1. Gojek

Gojek, aplikasi buatan anak bangsa ini telah sukses sebagai salah satu bisnis rintisan asal Indonesia yang menyebarkan dampak positif kepada masyarakat dalam kesehariannya. Gojek kini dijuluki sebagai Unicorn Startup karena telah berhasil memiliki nilai sebesar $1 miliar.

Selain mendapatkan suntikan dana sebesar $550 juta dari salah satu konsorsium internasional, Gojek juga mendapatkan penghargaan ASEAN Entrepreneur Award dari World Knowledge Forum di Seoul, Korea Selatan bulan Oktober tahun 2016 lalu. Kini Gojek tidak hanya dikenal di Indonesia saja, tetapi juga di India dan Vietnam.

2. Traveloka

Traveloka berdiri sejak tahun 2012, awalnya merupakan aplikasi layanan pembanding tiket pesawat dari berbagai situs lainnya. Mulai tahun 2013, Traveloka kemudian mulai melayani pemesanan tiket pesawat. Terus berkembang, Traveloka kemudian juga melayani pemesanan hotel dan akomodasi lainnya hingga berhasil membangun aplikasinya sendiri.

Traveloka berhasil mendapat suntikan dana dari East Ventures, Expedia, dan beberapa investor ternama lainnya. Nilai total investasinya sendiri ada di angka sekitar $500 juta. Traveloka kini juga dapat diakses di beberapa negara Asia Tenggara lainnya, seperti Thailand, Vietnam, Filipina, Malaysia, dan Singapura.

3. Tokopedia

Sejak didirikan pada bulan Agustus 2009 lalu, Tokopedia menjadi situs belanja online terlaris di Indonesia. Tokopedia mengukir prestasi sebagai startup Asia Tenggara pertama yang berhasil memperoleh pendanaan dari Sequoia Capital dan Softbank Internet and Media Inc. sebesar $100 juta.

Tahun 2017 lalu, Tokopedia kembali menerima investasi, kini berasal dari perusahaan Tiongkok ternama, Alibaba dengan besaran mencapai $1,1 miliar. Prestasi-prestasi tersebut telah mengantarkan Tokopedia untuk memperoleh penghargaan Marketeers of The Year dalam gelaran Markplus Conference 2015 oleh Markplus Inc. dan Best Company in COnsumer Industry dari Indonesia Digital Economy pada tahun 2016 lalu.

Bisnis Startup di Tengah Pandemi COVID-19

Pandemi COVID-19 yang masih berlangsung saat ini memberikan dampak yang tidak begitu baik terhadap sektor bisnis di seluruh dunia. Lemahnya perekonomian dunia juga berdampak pada kelangsungan bisnis startup, tidak terkecuali di Indonesia.

Berbagai cara dan strategi dilakukan agar bisnis rintisan yang ada tetap selamat tanpa harus gulung tikar akibat pandemi. Sebagai salah satu tindakan positif dalam menghadapi pandemi, para investor mengajak seluruh pihak, terutama para startup di bawah asuhan mereka untuk selalu optimis agar tetap bisnis dapat bertahan di tengah pandemi seperti saat ini.

Meskipun pandemi ini menjadi mimpi buruk bagi sebagian besar startup, tetapi masih ada beberapa bisnis rintisan yang justru tetap bertahan bahkan semakin kokoh di tengah guncangan pandemi.

Kurang lebih ada sekitar 7 sektor startup yang mampu bertahan. Perubahan perilaku konsumen dari offline menjadi serba online memberikan pengaruh yang cukup besar. Ketujuh bisnis tersebut adalah :

1. Layanan e-commerce dan e-grocery

Pembatasan sosial berskala besar membuat masyarakat dituntut untuk melakukan berbagai aktivitasnya secara daring dan dari rumah. Ini menjadikan mereka tidak dapat keluar untuk berbelanja.

Perilaku ini ternyata membawa berkah bagi para startup yang bergerak di bidang e-commerce dan e-grocery. Kebutuhan akan berbelanja memang wajib dilakukan dan di masa-masa seperti ini, belanja secara online merupakan solusi tepat. Kenaikan layanan ini terlihat sejak Maret 2020, layanan e-grocery naik hingga 61% sedangkan layanan e-commerce bahkan naik hingga 500%.

2. Layanan Jasa Antar

Di tengah pandemi, layanan transportasi juga terkena dampak. Terjadi penurunan penumpang yang sangat signifikan. Oleh karena itu, layanan transportasi online difokuskan terlebih dahulu pada layanan jasa antar, baik makanan maupun barang lainnya. Layanan pesan antar makanan mengalami kenaikan hingga 15%, sedangkan layanan jasa antar barang bisa naik rata-rata sebesar 30%

3. Layanan Kerja Jarak Jauh

Penerapan sistem WFH atau work from home awalnya juga dinilai kurang efektif. Namun, seiring berjalannya waktu, efektivitas WFH mulai terasa, apalagi dengan dukungan berbagai layanan penunjang yang ada. Rata-rata kenaikan untuk layanan pendukung pekerjaan jarak jauh ini bisa mencapai 80%.

4. Layanan Streaming Video

Selama PSBB berlangsung, tidak hanya layanan kerja jarak jauh saja yang mengalami peningkatan pengguna. Layanan streaming video juga laris manis sehingga mengalami peningkatan pengguna yang cukup signifikan. Tentunya sangat membantu pelaku bisnis startup di bidang streaming untuk dapat terus bertahan dan eksis.

5. Layanan Kesehatan

Layanan kesehatan atau telemedicine sudah pasti mengalami peningkatan. Apalagi saat ini orang-orang merasa lebih takut bila harus ke tempat pelayanan kesehatan, seperti klinik atau Rumah Sakit. Karenanya, banyak orang yang memutuskan untuk “berobat secara online”. Konsultasi dilakukan dengan mengobrol langsung dengan dokter menggunakan aplikasi layanan kesehatan. Bila harus membeli obat, maka pemesanan dan pembayaran juga dilakukan secara online.

6. Layanan Pendidikan

Layanan e-learning diklaim dapat membantu siswa atau mahasiswa untuk dapat memahami materi yang ada. Tidak harus menunggu pandemi memang, layanan pendidikan ini dari dulu sudah laris manis. Kenaikan pelanggannya terutama terjadi pada saat-saat menjelang ujian.

7. Layanan Olahraga

Layanan olahraga seperti home fitnes juga mengalami kenaikan pengguna yang signifikan. Tuntutan kesehatan selama pandemi dan akses ke sarana olahraga yang menjadi cukup sulit membuat kebanyakan orang kemudian mengandalkan aplikasi home fitnes ini.

Masa Depan Bisnis Startup di Indonesia

Bisnis startup memang telah menjadi salah satu tren baru di Indonesia. Kemunculan startup-startup baru dengan basis teknologi menjadi bukti nyatanya. Ditambah, beberapa startup lokal juga sudah memiliki status unicorn yang memiliki nilai kurang lebih sebesar 1 miliar dolar.

Ke depannya, tentu akan lebih banyak lagi startup lokal yang akan menyandang gelar unicorn. Terlebih, startup-startup dengan sektor spesifik seperti di bawah ini :

1. Pertanian

Indonesia merupakan negara agraris. Sekitar 30 juta penduduknya masih mengandalkan sektor pertanian sebagai mata pencahariannya. Potensi dari sektor pertanian ini cukup besar, maka tidak heran bila ke depannya, startup yang bergerak di bidang pertanian dapat berkembang dengan pesat.

Kemunculan aplikasi-aplikasi pertanian nantinya dapat membantu para petani dalam bercocok tanam dan mendapatkan edukasi tambahan hingga solusi masalah pertanian. Selain itu, aplikasi dapat pula dijadikan sebagai alat informasi untuk mengetahui harga produk pertanian.

2. Pendidikan

Kemunculan startup di sektor pendidikan di Indonesia bisa dibilang belum secepat sektor-sektor lainnya, misalnya saja seperti e-commerce. Namun, beberapa startup lokal yang berkecimpung di dunia pendidikan telah unjuk gigi dan membuktikan diri dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

Startup pendidikan umumnya menciptakan aplikasi bimbingan belajar secara daring. Aplikasi ini nantinya akan menjembatani para murid dengan banyak guru berkualitas dan kreatif. Sarana pembelajarannya juga dibuat senyaman mungkin agar murid tidak bosan. Selain daring, materi pembelajaran juga bisa diakses oleh para murid pada saat luring.

3. Kesehatan

Sektor kesehatan sangat memiliki nilai potensial di masa depan, apalagi di Indonesia. Dalam periode beberapa tahun ini, startup yang bergerak di bidang kesehatan terus bermunculan. Misinya sama, yaitu menawarkan kemudahan bagi masyarakat dalam mengakses pelayanan kesehatan, baik itu konsultasi dokter, edukasi kesehatan, hingga pembelian obat.

4. Pariwisata

Indonesia memiliki daya saing pariwisata yang cukup tinggi di dunia internasional. Peringkat daya saingnya sendiri sudah berada di peringkat lima puluh, berbeda dibanding tahun-tahun sebelumnya yang hanya berada di angka tujuh puluhan.

Kemampuan ekonomi masyarakat juga semakin meningkat sehingga mendorong kebutuhan dan pertumbuhan pariwisata. Tidak heran bila startup yang bergerak di bidang pariwisata dapat bertahan kedepannya. Walaupun, selama masa pandemi ini, bisnis startup di sektor pariwisata terkena dampak paling parah.

5. Logistik

Sebagai negara kepulauan, urusan logistik memang menjadi tantangan tersendiri bagi Indonesia. Hal ini yang kemudian menjadi hambatan untuk startup-startup yang bergerak di sektor e-commerce.

Beruntungnya, telah banyak pula bisnis rintisan yang bergerak di bidang logistik. Mereka hadir untuk membantu menguraikan masalah kendala pengiriman tersebut. Layanan yang ditawarkan bukan saja sebatas pendistribusian barang, tetapi juga terkait efisiensi waktu pengiriman.

6. Energi Alternatif

Mungkin belum banyak bisnis startup yang fokus di sektor energi terbarukan atau bahan energi alternatif. Padahal, Indonesia sendiri sudah memerlukan startup yang mencoba membantu memecahkan masalah penggunaan energi alternatif. Produk yang dibuat bisa saja terkait pemberian pemahaman pada masyarakat tentang penggunaan energi alternatif dan penghematan energi.

Tips bagi Bisnis Startup di Indonesia

Mengembangkan bisnis memang tidak mudah, apalagi jika Anda merupakan pegiat bisnis startup di Indonesia. Namun tidak ada salahnya untuk melakukan beberapa tips berikut ini untuk mengembangkan bisnis Anda.

1. Bentuk Tim yang Solid dan Konsisten

Bagi bisnis startup, kerja sama tim merupakan hal yang sangat penting. Oleh karena itu, Anda harus dapat membentuk sebuah tim yang solid dan konsisten; maksudnya adalah tim yang anda bentuk harus memiliki visi atau tujuan yang sama. Tim tersebut juga harus konsisten dalam berusaha mencapai visi tersebut. Tentunya, memiliki tim yang solid dan konsisten akan menambah kredibilitas startup Anda di depan para investor.

2. Carilah Investor dengan Visi yang Sama

Investor-investor besar memang sangatlah menggoda bagi bisnis startup. Namun, mendapatkan investor besar tidak berarti bisnis Anda pasti akan berkembang. Oleh karena itu, carilah investor dengan menyesuaikan model bisnis, produk, dan visi Anda.

3. Manfaatkan Digital Marketing

Sudah banyak startup yang gagal karena mereka hanya fokus untuk memanfaatkan teknologi digital tanpa melakukan marketing melalui platform digital. Padahal, startup dan digital marketing merupakan dua hal yang menyatu. Selain menggunakan media sosial, Anda juga dapat memanfaatkan platform digital seperti aplikasi atau website untuk kegiatan marketing bisnis Anda.

4. Kembangkan Aplikasi dan Website Resmi

Beberapa startup mungkin sudah mengembangkan aplikasi dan website resmi perusahaan sebagai langkah awal mereka. Selain untuk menciptakan “awareness” pada target konsumen mereka, aplikasi dan website resmi juga secara tidak langsung menjadi sebuah validasi, jika bisnis Anda merupakan bisnis yang aman dan dapat dipercaya. Memang membuat website maupun aplikasi merupakan hal yang mudah untuk beberapa startup dikarenakan mereka telah memiliki divisi IT yang solid. Namun hal ini akan menjadi sebuah dilema jika Anda belum memiliki divisi IT untuk mengubah ide — ide bisnis Anda menjadi sebuah produk digital. Jika demikian, penggunaan jasa seat outsourcing dari sebuah software house bisa menjadi pilihan yang tepat, dan salah satu layanan seat outsourcing terbaik ada di SoftwareSeni.

--

--

SoftwareSeni
SoftwareSeni

A fresh approach to websites, apps and software development.