Teknik Pengambilan Sampel Pada Penelitian

Shafira Maharani
Jurusan Statistika UII
4 min readFeb 10, 2022
photo by adobe stock

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Hi Statistician! 😉

Pada artikel kali ini, aku akan bahas mengenai macam-macam teknik yang dapat digunakan dalam pengambilan sampel pada penelitian. Tentunya sebagai peneliti kita akan lebih banyak berhadapan dengan data sampel daripada populasi. Tetapi kenapa sih kita lebih sering menggunakan data sampel daripada populasi??

Pengambilan data berupa sampel memiliki beberapa kelebihan, yaitu :

  • Lebih praktis, karena waktu yang dibutuhkan akan lebih singkat, biaya dan tenaga yang dikeluarkan akan lebih sedikit.
  • Seringkali penelitian tidak memungkinkan untuk mengamati seluruh anggota dari populasi.
  • Manajemen data akan lebih mudah dan jelas, karena pengawasan dan perbaikan akan lebih mudah dilakukan.

Lalu apa saja sih cara atau teknik yang dapat dilakukan untuk mengambil sampel dari sebuah populasi pada penelitian? Let’s check this article!

Pada umumnya terdapat 2 teknik pengambilan sampel, yaitu : probability sampling dan non-probability sampling. Penjelasannya sebagai berikut :

1. Probability Sampling (Sampel Acak)

Teknik pengambilan sampel dari suatu populasi dengan menggunakan kaidah peluang dalam menentukan sampelnya. Seluruh anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk diambil menjadi sampel pada suatu penelitian.

a] Simple Random Sampling (Sampel Acak Sederhana)

Suatu teknik pengambilan sampel dengan kaidah peluang. Teknik ini digunakan pada elemen populasi yang memiliki sifat relatif homogen, sehingga elemen yang terpilih menjadi sampel dapat mewakili suatu populasi. Selain itu, teknik ini juga digunakan jika analisis pada penelitian cenderung bersifat deskriptif dan umum.

Contoh : Saat dilakukan survei kepada para pekerja harian dengan populasi 100 orang yang akan diambil 40 orang sebagai sampel dengan cara acak seperti dengan undian maupun tabel bilangan random. Pada survei ini, perbedaan karakter yang ada pada setiap pekerja harian tersebut tidak berpengaruh bagi rencana analisisnya.

b] Systematic Random Sampling (Sampel Acak Sistematik)

Pengambilan sampel dengan sampel pertama diambil secara acak dan berikutnya diambil berdasarkan pola atau interval tertentu.

Contoh : Pada saat penelitian, peneliti mengambil 20 orang sebagai sampel dari 100 orang populasi, maka akan diberi penomoran 001 sampai 100. Untuk membuat interval dari pengambilan sampel maka dilakukan perhitungan dengan membagi unit populasi yang ada (N) dengan unit sampel yang ingin diambil (n). Maka akan dihasilkan 5 sebagai jarak interval pengambilan sampel penelitian.

c] Stratified Random Sampling (Sampel Acak Berstrata)

Cara pengambilan sampel dengan memperhatikan tingkatan atau strata pada populasi. Pada teknik ini, satu strata memiliki karakteristik yang sama atau homogen.

Contoh : Pada 20 orang anggota populasi akan dilakukan pengelompokan berdasarkan kategori yang diinginkan, misalkan kategori A dan B. Maka sampel akan diambil dari masing-masing perwakilan kategori A dan B tersebut.

d] Cluster Random Sampling (Sampel Acak Berkelompok)

Pengambilan sampel yang dilakukan jika populasi tidak terdiri dari individu-individu, melainkan berbentuk kelompok individu. Pengambilan sampel yang dilakukan berdasarkan kesatuan kelompok yang diacak. Pada teknik ini, setiap gugus atau kelompok memiliki karakteristik yang berbeda atau heterogen.

Contoh : Pada 20 orang anggota populasi akan dibagi menjadi lima kelompok yaitu A, B, C, D, E. Dari kelima kelompok tersebut, secara acak dipilih misalkan kelompok C, maka seluruh anggota kelompok C dapat dijadikan sampel.

e] Multi-stage Sampling (Sampel Acak Wilayah Bertingkat)

Pengambilan sampel dengan menggunakan beberapa teknik secara bersamaan dalam suatu penelitian. Teknik ini digunakan jika populasi cukup homogen, jumlah populasi besar, daerah atau domain sangat luas, dan tidak tersedia kerangka sampel yang dapat memuat unit-unit terkecil.

Contoh : Pada suatu penelitian, sampel yang diambil pertama dengan menggunakan teknik stratified sampling, lalu pada tahap kedua sampel diambil dengan simple random sampling.

2. Non-probability Sampling (Sampel Tidak Acak)

Teknik pengambilan sampel yang tidak menggunakan kaidah peluang dalam menentukan sampelnya. Tidak semua anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk diambil menjadi sampel pada suatu penelitian. Beberapa alasan seorang peneliti menggunakan teknik ini, yaitu karena tidak ingin melakukan generalisasi populasi dari sampel, tidak memiliki data pasti mengenai ukuran populasi, dan tidak mengetahui karakteristiknya.

a] Accidental/Convenience Sampling

Pengambilan sampel ini dilakukan berdasarkan kebetulan ada pada saat pengamatan atau karena mengenal orang yang akan dijadikan sampel tersebut.

Contoh : Seorang peneliti mengambil sampel dari para pejalan kaki yang melintas di hadapan dirinya di waktu pengamatan tersebut.

b] Judgement/Purposive Sampling

Pengambilan sampel yang dilakukan dengan melakukan seleksi khusus, yaitu dengan kriteria tertentu mengenai objek yang akan dijadikan sebagai informan sebagai sampel.

Contoh : Pada saat peneliti akan melakukan penelitian mengenai kasus kanker di Indonesia, maka peneliti tersebut akan mengambil sampel dari dokter, para tenaga medis, kerabat penderita, dan penderita kanker tersebut.

c] Quota Sampling

Pengambilan sampel yang dilakukan dengan didasari ciri-ciri tertentu dengan tujuan menghindari bias. Teknik ini berbentuk sampel yang distratifikasikan secara proposional dan dipilih secara kebetulan saja.

Contoh : Penelitian dilakukan pada sebuah kantor yang memiliki 60% pegawai laki-laki dan 40% perempuan. Maka, ketika peneliti ingin mewawancarai 30 pegawai, dia akan mengambil sampel pegawai laki-laki sejumlah 18 orang dan perempuan sejumlah 12 orang.

d] Voluntary Sampling

Pengambilan sampel dengan berdasarkan kerelaan atau ketersediaan seseorang untuk berpartisipasi sebagai sampel dari suatu penelitian.

Contoh : Seorang peneliti menyebarkan kuisionernya melalui akun media sosial yang dimilikinya, tentunya akan dilihat oleh orang lain dan bagi yang bersedia maka akan mengisi kuisioner tersebut secara sukarela dan tanpa paksaan.

e] Snowball Sampling

Pengambilan sampel yang dilakukan berdasarkan penelusuran dari sampel yang dilakukan sebelumnya. Jumlah sampel yang didapatkan tidak pasti tergantung informasi yang ada.

Contoh : Saat peneliti akan melakukan penelitian pada penyakit HIV, maka akan diambil sampel pertama dari orang yang terkena HIV, maka sampel pertama akan memberitau informasi mengenai orang yang terkena HIV lainnya yang dia ketahui, begitu seterusnya.

Nah, setelah kalian membaca artikel ini, pastinya kalian akan mengetahui bahwa teknik yang dapat digunakan untuk mengambil sampel cukup banyak ya guys.. Teknik ini digunakan sesuai kondisi yang ada pada penelitian dan sampel yang diambil harus bersifat representatif atau dapat mewakili populasi ya teman-teman..

Semoga bermanfaat yaaa 😊

Thanks for reading and see you in the next article..

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Sumber :

[1] https://pusdiklat.bps.go.id/diklat/bahan_diklat/BA_2144.pdf

[2] https://penerbitdeepublish.com/teknik-pengambilan-sampel/

[3] https://www.statmat.net/teknik-pengambilan-sampel/

[4] https://gamastatistika.com/2019/09/20/jenis-jenis-teknik-sampling-dalam-penelitian/

[5] https://www.statistikian.com/2018/02/pengertian-simple-random-sampling.html

--

--