Agar Inovasi Radikal Diterima (Dan Didanai)
Asumsi saja tidak cukup. Bersandarlah dari hasil nyata eksperimen inovasimu.
Bagaimana jika kita memiliki inovasi yang dirasa keren, tapi terus-menerus tertolak? Apa yang harus kita lakukan agar inovasi kita didanai?
Seperti yang sudah disebutkan dalam tulisan sebelumnya: tidaklah mengapa jika inovasi kita ditolak terus di awal. Ini lantaran banyak pula inovasi-inovasi keren yang kini sukses, tapi pada awalnya tak diterima baik-baik.
Namun, kita pun harus belajar untuk mengomunikasikan manfaat produk kita kepada berbagai pihak.
Saat mengajukan inovasi kepada venture capitalist, angel investor, bos kita, dan sebagainya — harus kita sadari bahwa by default, mereka konservatif.
Mereka ingin bukti nyata sebanyak yang bisa mereka dapatkan sebelum mengambil keputusan. Selama mereka belum memutuskan apapun, mereka tidak akan menjalankan risiko apapun.
Jennifer Mueller dari University of San Diego, Jeff Loewenstein dari University of Illinois di Urbana-Champaign, dan Jennifer Deal dari Pusat Kepemimpinan Kreatif mempelajari sebuah perusahaan yang sedang mempertimbangkan lusinan gagasan produk baru.
Para periset bertanya kepada manajer, eksekutif C-suite, pembuat ide, dan pemangku kepentingan lainnya untuk menilai setiap gagasan tentang kreativitas, kelayakan, dan nilai keuntungannya.
Lalu mereka bertanya kepada pelanggan bagaimana setiap ide itu diinginkan. Tim menemukan bahwa pelanggan menginginkan ide yang paling kreatif.
Namun, menariknya ide ini bukan bukan gagasan yang dipikirkan orang-orang di perusahaan yang berpikir dari segi profit atau studi kelayakan.
Jennifer Mueller menyatakan, “CEO biasanya menentukan kelayakan sebuah inovasi, dari hal-hal yang dapat diukur, seperti return on investment (ROI).
Namun untuk gagasan terbaru, ukuran semacam itu sulit dihasilkan, jika bukan tidak mungkin.
Jika pengambil keputusan lebih toleran terhadap ketidakpastian — jika mereka berfokus pada aspek ‘why’ atau menganggap bahwa ada banyak kemungkinan solusi — ini dapat mengurangi kecenderungan mereka untuk menolak gagasan kreatif. “
Tantangan kita adalah meyakinkan bagi yang akan mendanai dan menerima inovasi kita. Semakin radikal inovasi kita, semakin besar tantangan karena akan ada lebih banyak ketidakpastian.
Ide kita akan dievaluasi mereka dari setidaknya lima perspektif:
1. Konsumen: apakah mereka akan membelinya?
2. Teknologi: bisakah membawakan hasil?
3. Model Bisnis: apakah memiliki nilai dari segi finansial?
4. Resiko: Apa saja risikonya? Bagaimana jika gagal? Bagaimana jika sukses besar?
5. Fit: Mengapa kita harus melakukannya? Bagaimana inovasi ini berdampak secara strategisnya?
Pastikan agar kita menjawab semua perspektif di atas saat menyampaikan inovasi kita.
Jangan pula mendasarkan kasus bisnis baru terkait inovasi kita hanya dengan asumsi. Itu tidak cukup meyakinkan. Gunakan hasil nyata dari eksperimen inovasi kita, seperti Tesla-nya Elon Musk.
Terus semangat mencipta, wahai inovator!***
Sumber: http://innovationexcellence.com/blog/2016/12/19/10-great-ideas-that-were-originally-rejected/