Get to Know Bandung
Siapa sih yang ga kenal kota Bandung? Pasti tau semua dong. Tapi udah kenalan belum sama yang katanya Kota Kembang ini? Kalau belum, sayang banget, apalagi pembaca-pembaca sekalian yang mau tinggal, menetap, atau sekolah di Bandung nih. Seperti kata pepatah,tak kenal maka tak sayang, so yuk kenalan sama Kota Bandung!
Bandung Tempo Doeloe vs Sekarang
Bandung Tempo Doeloe
Sekilas sejarah dulu nih tentang Bandung, gimana sih Bandung tempo doeloe? Bandung secara resmi didirikan oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda, di bawah Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels pada 25 September 1810. Daendels sendiri sebenarnya adalah gubernur jenderal yang mewakili Perancis, karena saat itu Belanda berada di bawah kekuasaan Perancis. Kemudian Bandung secara resmi mendapat status gementee (istilah untuk kota saat itu) pada tanggal 1 April 1906 oleh pemerintahan Belanda dengan gubenur yang menjabat saat itu ialah Jenderal J.B. van Heutsz. Liat nih salah satu potret penginapan yang ada di Bandung zaman kolonial
Bandung pernah beberapa kali loh diusulkan menjadi ibukota Hindia-Belanda. Gagasan itu pertama kali diusulkan oleh Hendrik Freek Tillema pada abad 20 yang menggagasnya dengan meracik studi terkait kondisi kesehatan kota-kota di pesisir Pulau Jawa. Kemudian gagasan ini kembali muncul, kali ini oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda JP Graaf van Limburg Stirum pada 1916. Pemindahan itu akhirnya gagal akibat depresi ekonomi dekade 1930-an. Selang 22 tahun kemudian Bandung kembali diusulkan menjadi ibukota Hindia Belanda. Kali ini oleh Burgemeester (walikota) N. Beets.
Bandung Sekarang
Setelah Indonesia merdeka, Kota Bandung berkembang pesat setiap tahunnya. Bandung, bahkan sejak masa kolonial, terus eksis dimata masyarakat. Bandung mendapat julukan Parjis van Java pada zaman kolonial dahulu oleh salah satu pedagang Belanda yang ingin mempromosikan dagangannya dan karena faktor itulah Bandung dikenal sebagai Kota Mode. Perkembangan pesat mode Paris yang berbarengan dengan antusiasme kalangan berpunya di Bandung pada seni menjadikan Bandung sebagai kiblat mode. Sebut saja di antaranya adalah seni arsitektur, yang menerapkan art deco sebagai acuan pembangunan gedung di hampir se-antero kota Bandung. Contohnya adalah gedung Hotel Savoyy Homan.
Di dunia fesyen, Bandung lagi-lagi eksis karena seleranya yang “sangat Paris” saat itu. Pada era 1900-an, lahir sebuah toko bernama Aug. Hegelsteens Kledingmagazijn (terletak di kawasan Jalan Braga), tempat orang-orang Bandung yang ingin tampil “lebih terkini”. Toko itu semakin terkenal saat berganti nama menjadi berbau Prancis: Au Bon Marche Modemagazijn yang didirikan oleh pebisnis A. Makkinga pada 1913. Di kawasan Bandung tersebar berbagai Factory Outlet dengan gaya yang bermacam-macam. Bisa nih kamu ajak teman-teman kamu untuk berbelanja disana. Harganya pun bervariasi.
6 tahun terakhir, Bandung mengalami “pemugaran” besar-besaran sejak Bapak Ridwan Kamil menjabat menjadi walikota Bandung pada tahun 2013 (sekarang menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat). Tatanan Kota Bandung menjadi lebih menarik dan tentunya hal ini juga meningkatkan daya Tarik Bandung sebagai salah satu kota pariwisata. Contohnya transformasi Alun-Alun Bandung ini
Budaya dan Kebiasaan
1. Suku Sunda
Ini nih yang gak boleh kamu lupakan kalau seandainya kamu berencana untuk menetap di Bandung, yaitu segala hal yang berhubungan dengan Suku Sunda. Suku Sunda merupakan populasi terbesar yang menempati area Jawa Barat, salah satunya Bandung. Dari bahasa, seni, tradisi dan lain-lain. Sebut saja Tari Jaipong dan karakter “Si Cepot” yang terkenal. Aneh deh kalau orang sunda tidak tahu “Si Cepot”.
Setidaknya, kamu harus tahu beberapa kata yang sangat umum digunakan oleh masyarakat Bandung seperti punten (permisi), naon (apa) dan lainnya. Hati-hati ya dijailin teman kamu yang orang sunda.
Oh iya, satu lagi. Orang sunda lebih terbiasa berbahasa Sunda daripada menggunakan bahasa “gue-lu”. Umumnya mereka menggunakan “aku-kamu” yang kadang terdengar “aneh” dan menggelitik pendengaran orang Jakarta dan sekitarnya. So, kamu yang berasal dari Jakarta dan sekitarnya harus terbiasa ya!
2. Etika Kesopanan, Ramah dan Murah Senyum
Sebenarnya, sifat tersebut bisa saja dimiliki siapapun. Namun untuk hal etika kesopanan ini berkaitan dengan salah satu filosofi yang berasal dari Suku Sunda “Soméah Hade ka Sémah”, yang artinya ramah, bersikap baik, menjaga, menjamu dan membahagiakan setiap tamunya atau setiap orang.
3. Humoris serta Logat yang Khas
Aku, sebagai orang sunda, pernah mendengar salah satu teman yang bukan orang sunda bilang “Orang Sunda lucu-lucu ya logatnya, apalagi pas lagi pura-pura marah. Aku gak ngerti apa yang dia omongin, tapi aku ketawa”.
Selera humor orang Sunda memang tinggi. Ada saja hal, bahkan yang sederhana, yang bisa membuatmu tertawa. Contohnya, salah satu gurauan Bapak Ridwan Kamil yang satu ini
4. Sulit Membedakaan Pelafalan Huruf F dan V dengan Huruf P
Jangan aneh kalau temanmu yang orang Sunda melakukan ini. Orang Sunda memang dikenal sulit membedakan huruf F atau V dengan huruf P. Sebenarnya ada penjelasan ilmiah mengapa orang sunda tidak bisa mengatakan huruf F atau V. Salah satunya karena huruf tersebut memang tidak dikenal dalam aksara sunda (Kaganga) zaman dulu. Hal ini mungkin terbawa hingga sekarang
Tempat Wisata dan Kuliner
Ini nih yang gak kalah penting. kalau kamu sedang bosan dan ingin jalan-jalan disekitar Bandung, ada beberapa rekomendasi tempat kuliner dan wisata terkenal di Bandung yang bisa kamu kunjungi, langsung cek aja.
1. Paris van Java
2. Alun-Alun Bandung
3. Kawasan Braga
4. Trans Studio Bandung
5. Paskal Food Mart
6. Batagor Riri
7. Pasar Cisangkuy
8. Kampung Daun
9. Atmosphere Resort & Cafe
10. Stone Cafe
Itu dia readers sesi perkenalan tentang kota Bandung. Mau cari tau lebih ? ayo mampir ke Bandung!