Saying “Yes” Too Often At Work, Turns You Into a Bot-Employee?

Hendrajaya
Sysca
Published in
2 min readApr 18, 2019

Apakah kamu pernah menonton film Yes Man yang dibintangi oleh Jim Carrey? Di film tersebut menceritakan Jim sebagai orang yang tidak pernah bisa mengatakan tidak kepada semua orang.

Well saya tidak akan menceritakan tentang film tersebut, melainkan di dunia ini ada orang-orang tersebut.

Seorang yes man akan menjadi team helper yang sangat kuat ketika dibutuhkan. Tetapi ketika dihadapkan dengan kepemimpinan:

Yes men are not good leaders, they lead from behind.

Berikut kesulitan yang muncul ketika terlalu sering mengatakan YES di kantor:

  1. Banyak tugas pribadi yang tidak selesai
    Hal ini terjadi karena terlalu banyak waktu yang digunakan untuk membantu pekerjaan orang lain.
  2. Rekan kerja menjadi ketergantungan
    Ketika rekan kerja menjadi sangat memerlukan bantuan kita, secara tidak langsung akan mengoper beban pekerjaannya kepada kita dan rekan kerja kita pun tidak growth.
  3. Orang lain akan melihat kita tidak mempunyai pendirian
    Kita akan dicap sebagai bukan pribadi yang kuat dan memegang prinsip, Trust level dari team pun akan menjadi sangat rendah.
  4. Dicap sebagai penjilat
    Sekiranya tidak merasa menjilat, asumsi orang lain tetap lebih condong ke arah negatif.

Lesson Learn

  1. Ketika akan berkata Yes sebaiknya minta waktu untuk memikirkannya terlebih dahulu.
  2. Fokus pada tugas utama kita dahulu baru membantu orang lain.
  3. Berkata tidak bukan lah akhir dari dunia ini.

“Bantu diri anda terlebih dulu baru membantu orang lain”

Kamu butuh asisten yang tidak akan sakit, cuti, lupa?

Jika jawabannya Iya maka kamu wajib cobain Sysca virtual asisten yang bisa banget bantuin kamu menjadwal dan mengingatkan.
Saat ini Sysca baru ada di aplikasi LINE. Add Sysca di LINE @Sysca

Thanks For Reading :) Dont forget to follow.

--

--