Apakah Benar Bahwa “Pembeli Adalah Raja”?

Nadhila Larasati
Talkabot.id
Published in
3 min readMay 17, 2019
chairis.com

Pernahkah Anda mendengar istilah “pembeli adalah raja”? Tentunya istilah tersebut sudah tidak asing di telinga masyarakat, apalagi istilah ini sering terjadi di dalam dunia bisnis. Namun, apakah istilah tersebut benar? Apakah Anda setuju dengan istilah tersebut?

Saya pribadi, saya tidak sepenuhnya setuju dengan istilah tersebut dan istilah tersebut tentu tidak sepenuhnya benar.

Masih Relevan?

Sedikit pengantar, istilah ini sudah ada sejak dunia perbisnisan tercipta. Penjual dituntut untuk selalu memberi pelayanan terbaik kepada pembeli. Pelayanan ini dilakukan dengan bersikap ramah, selalu tersenyum, informatif, dan sabar kepada pembeli. Jika tidak dilakukan, maka pembeli akan meninggalkan penjual tersebut dan penjual pun akan kehilangan pemasukan. Hal ini sudah tidak begitu relevan seiring dengan perkembangan zaman, begitu pun dengan istilah “pembeli adalah raja”.

visaonlinetovietnam.org

Kebanyakan yang sering mencetuskan istilah ini adalah pembeli yang mendapatkan pelayanan buruk dari penjual. Penjual dinilai tidak bisa memberikan apa yang diharapkan oleh pembeli, atau mungkin penjual dinilai tidak ramah. Terkadang ada juga seorang pembeli yang mudah tersinggung lalu mencurahkan kekesalannya di sosial media sehingga bisa membuat nama penjual menjadi buruk. Kalau begitu, apakah ini memang salah penjual, atau salah pembeli yang ternyata berkelakuan tidak baik?

Memang benar penjual harus memberikan pelayanan terbaik terhadap pembeli, demi mempertahankan nama baik juga. Mungkin saya bisa saja menjadi sepenuhnya setuju dengan istilah tersebut. Namun, jika saya menjadi penjual dan pembeli tetap ingin menjadi raja, maka tidak semua raja ingin saya layani.

Seorang teman juga berkata, “pembeli adalah raja, namun penjual bukanlah budak yang bisa disuruh-suruh.”

Saya setuju dengan pendapat teman saya. Berbisnis tidak harus sampai menjilat kaki raja, tetapi bukan berarti penjual bisa berlaku seenaknya karena juga memiliki kendali. Jika penjual diharapkan memiliki etika, maka pembeli pun juga harus memiliki etika. Memang sudah seharusnya kedua belah pihak harus bercermin.

cntraveler.com

Jika Pembeli Adalah Raja, Lalu Penjual Itu Apa?

Tidak sedikit orang yang berpendapat bahwa penjual adalah dewa jika pembeli adalah raja. Saya tidak setuju dengan pendapat tersebut.

Pembeli bukanlah raja, melainkan adalah kawan

Begitulah yang ditulis oleh Hermawan Kartajaya yang merupakan co-writer dari buku Marketing 4.0: From Products to Customers to the Human Spirit. Jika pembeli adalah kawan, maka derajat penjual dan pembeli pun seharusnya sama. Masing-masing memiliki hak dan kewajiban. Jika salah satu pihak ada yang tidak menjalankan kewajibannya, maka hal tersebut sudah menjadi sebuah bentuk kecurangan. Jadi, benar-benar dibutuhkan mutual respect dari kedua belah pihak.

Memang sangat disayangkan bila pembeli meninggalkan penjual karena terlalu berpegang teguh pada istilah itu. Penjual menjadi harus lebih repot mencari pembeli lain. Namun kembali lagi, jika saya menjadi penjual, saya lebih baik berjuang keras untuk mendapatkan pembeli lain daripada mempertahankan pembeli yang tidak menjalankan kewajibannya.

--

--

Nadhila Larasati
Talkabot.id

Some things are better left unsaid. That’s why i write.