We Definitely Need the Omnipresence of Messenger Admins
As an Operation Associate in a startup company, my colleagues and I have been finding ways to reach out to some potential people to help us out market our company. A piece of cake task to do? I am assertively saying no.
Sejak masuk ke industri yang berkaitan erat dengan teknologi dan bisnis, saya jadi paham betul kesulitan yang dapat dihadapi oleh para pemilik bisnis dan tentunya, para admin.
Langkah awal mulai dari menulis kalimat promosi (copy) hingga mengirimkannya kepada target pasar sudah jadi makanan sehari-hari. Terdengar mudah? Terkadang, tapi tidak juga. Salah satu tantangan terbesar bagi saya dan kolega adalah selain mencoba mengirimkan banyak pesan promosi kepada target pasar kami, kami pun harus siap untuk jaga bergantian selama jam kerja untuk menjawab pesan yang akan masuk.
Kemudian, inilah bagian paling bikin kesal ketika kami sedang fokus bertengger di depan laptop:
Your phone number is banned from using WhatsApp.
Keluhan ketus seperti “Oh, crap,” sudah biasa kami cetuskan ketika notifikasi di atas muncul. Selain karena pekerjaan yang telah kami lakukan sebelumnya terasa sia-sia, pekerjaan yang harusnya bisa diselesaikan hari itu jadi terhambat. Target yang telah dijadwalkan jadi terundur.
Kalau ditanya, “Kenapa pakai WhatsApp?” jawabannya mudah. Selain karena aplikasinya ringan dan banyak yang memakai baik untuk alasan personal maupun profesional, WhatsApp juga langsung terhubung dengan nomor ponsel yang telah didaftarkan.
Apa yang sebenarnya jadi masalah?
Beberapa hal yang menghambat pekerjaan saya dengan mengirimkan pesan lewat WhatsApp adalah: 1) Satu nomor WhatsApp hanya bisa masuk ke satu komputer saja; 2) Ponsel harus selalu terhubung dengan koneksi internet selama kita memakai WhatsApp di komputer, dan 3) WhatsApp akan langsung memblokir nomor tanpa peringatan apapun jika terlalu banyak pesan yang dikirimkan.
Ketiga permasalahan di atas sampai saat ini bahkan masih belum bisa kami selesaikan. Tidak mungkin kami harus terus-terusan membeli nomor perdana tiap harinya. Regulasi baru kini membatasi masing-masing orang untuk hanya memiliki beberapa nomor saja.
Terus-terusan meminta pihak WhatsApp untuk mencabut pemblokiran nomor pun kadang tidak berhasil. Entah bagaimana caranya, kemungkinan mereka juga mendeteksi gawai yang digunakan. Jadi, walaupun nomor perdana lain sudah dimasukkan ke dalam gawai tersebut, WhatsApp tetap tak akan bisa digunakan. Notifikasi menyebalkan itu akan kerap muncul.
Belum lagi hanya bisa satu orang saja yang standby untuk membalas pesan yang masuk. Per menitnya, kira-kira dua sampai tiga orang merespon pesan kami dan hanya satu orang yang bisa menjawab pesan-pesan tersebut. Melelahkan.
Apa yang bisa jadi solusi permasalahan di atas?
Jawabannya adalah judul artikel ini. Akan sangat memudahkan kalau ada API (Application Programming Interface) yang bisa membantu menyelesaikan tiga permasalahan yang sudah bosan saya hadapi itu. Untungnya, Talkabot punya fitur ini di mana WhatsApp bisa digunakan di dan oleh lebih dari satu komputer dan orang saja.
Dengan adanya fitur ini, saya rasa pekerjaan akan jauh lebih efektif karena lebih dari satu orang dapat standby di akun yang sama. Responsivitas yang kami berikan pun bisa lebih maksimal dibandingkan memakai layanan WhatsApp reguler.
Omong-omong, bukan karena saya penulis lepas di Talkabot lantas jadi promosi fitur ini. Opini ini saya tulis karena purely dan genuinely sudah jengah terus-terusan di blokir WhatsApp dan meminta pihak mereka untuk membuka blokirnya. Sudah cukup saya sambat terus.
All in all, I would really consider and propose to my superior to use this feature. Sudah saatnya para pemilik bisnis mempertimbangkan pemakaian fitur ini untuk meningkatkan persentase responsivitas pada pelanggan. Simbiosis mutualisme, lah. Pelanggan puas, pemilik bisnis pun senang, kan? If it is helpful and makes ease of our work, why not?