Hujan dan motivasi

Dodi Abdullah
Tanpa Nama
Published in
2 min readNov 27, 2017
Rain/Google

Sore ini, aku masih duduk di lobi kampus. Di mana terlihat sorak-sorai mahasiswa yang sedang asyik memencet-mencet ponsel pintar masing-masing.

Ada yang lagi duduk berkelompok, ada juga yang sedang bermenung entah apa yang dipikirkan, dan ada juga yang lagi simulasi penampilan makalah.

Terlihat beberapa temannya menyaksikan dan mengajarkannya akan presentasi.

Suasana kampus hari ini begitu ramai. Walaupun cuaca akhir-akhir ini tak henti-hentinya diguyur hujan.

Tak lama kemudian, saya dikagetkan oleh temanku Rinto Saputra, “bro, mengapa kamu bermenung sorang diri?” sambil menepuk pundakku dari belakang.

Spontan aku menjawab “ini bro, lagi menunggu hujan untuk berhenti” kataku kaget.

“Jangan kau nanti hujan untuk berhenti, kan hujan itu nikmat dari Allah” lanjut Rinto.

“Iya bro…tapi jikalau hujan yang sudah beberapa hari ini apakah itu bisa kita sebut nikmat?” pertanyaanku sambil mengangkat tangan.

“Ya… nikmati aja bro, mungkin Tuhan (Allah) mempunyai rencana yang baik dari pada kita,” dengan senyuman Rinto menjelaskan.

Dalam percakapan saya dengan Rinto, dari kejauhan tampak seseorang yang sangat tidak asing di mataku, ya, itu dosen pembimbing skripsiku.

Aku bergegas mengatakan kepada Rinto “Bro, nanti di sini dulu ya, saya mau menemui dosenku dulu.”

“Siap bro, semoga sukses untuk bimbingannya,” Rinto meneriakkannya dengan keras.

Tampak semua mahasiswa yang asyik dengan ponsel-ponselnya melirik ke arahku yang lagi berlari menuju dosen pembimbing itu.

Tak lama setelah itu, 30 menit rasanya di dalam ruangan berAC (Air Conditioning), semua badanku kedinginan, ditambah di luar ruangan juga suasananya dingin. Mungkin dikarenakan hujan yang tak henti-hentinya.

Aku langsung keluar dari ruangan itu, dan langsung kembali duduk di mana Rinto duduk.

“Bagaimana, Bro?” Sapa Rinto.

“Alhamdulillah bro…sudah dapat Acc dari dosen pembimbing” jawabku dengan senyuman.

“Alhamdulillah” Rinto mengusap dadanya.

Tak lama setelah berbincang kedua kalinya dengan Rinto di lobi kampus, terdengar azan Ashar dikumandangkan. Suara azan yang tak jauh dari kampus itu mengundang kami berdua untuk melaksanakan salat.

“Ayo bro… kita salat dulu” ajak Rinto.

Dan kami berdua bergegas untuk meninggalkan kursi lobby yang panjang itu.

Setelah selesai salat, kami dipanggil oleh seorang dosen, dosen itu sangat kenal sama kami berdua.

Saat kami menghampiri dosen tersebut, kata pertama yang dia lemparkan mendiamkan kami yang lagi tepat di hadapannya.

“Besok April, jangan sampai tidak memakai toga!” ingat dosen itu.

Dan kami berdua langsung menganggukkan pertanyaannya itu.

“Jangan menunda-nunda keberhasilan lagi,” tambah beliau dengan senyum.

“Cobalah pandang hujan sore ini, walaupun kalian basah olehnya, tetapi jangan sampai semangat kalian basah olehnya” Dia mengibaratkan hujan yang sedang turun lebat di sore itu.

Dan kami kembali mengangguk di depannya.

Dapat kami simpulkan berdua, bahwasanya apa yang disampaikan oleh dosen itu untuk kebaikan kami nantinya. Hujan itu deras, sangat deras. Tapi semangat kami harus lebih keras dari pada hujan ini. Itu yang dinamakan nikmat dari Allah.

Hujan dan motivasi.

--

--