Engineer’s Work-Life di Investree: Peran Penuh Tantangan yang Kaya Dampak bagi Pemberdayaan UKM di Indonesia

TechnoScape
TechnoScape BNCC
Published in
4 min readJun 25, 2021
Investree

Bicara soal teknologi tentu sudah sangat lekat dengan keseharian kita. Saat ini kita terus bergantung pada penggunaan teknologi. Semua aspek kehidupan pasti membutuhkan teknologi. Tidak heran, orang-orang di balik layar yang berperan mengembangkan teknologi tersebut juga selalu dibutuhkan. Nah, yuk, langsung saja kita kenalan dengan salah satunya. Dialah Feri Setiyawan, yang sudah menjabat sebagai VP Engineer Investree selama 3 tahun. Feri adalah salah satu orang di balik kesuksesan teknologi dan produk yang dimiliki Investree. Selama tiga tahun bekerja di Investree dia juga mengaku senang karena bisa bekerja dengan kultur startup. Yang seperti apa, sih? Ya, suasana kerja yang kekeluargaan tanpa mengesampingkan profesionalitas. Jadi, bersaing secara sehat, saling dukung, dan senada dengan tagline #SemuaBisaTumbuh, tim Investree ingin bisa saling membangun dan bertumbuh bersama.

“Di Investree, tidak jarang bisa berdiskusi langsung dengan tim manajemen. Tidak terkecuali dengan CEO. Tim manajemen juga selalu memberi saya support untuk terus berkembang,” ungkap Feri.

Sebagai seorang engineer profesional pasti ada hal menarik yang didapatnya saat sedang mengembangkan sebuah teknologi. Menurut Feri, ia merasa puas ketika produk yang dikembangkannya bisa digunakan dan bermanfaat bagi banyak orang, terlebih memiliki social impact. Lebih lanjut seputar teknologi Investree, Feri berbagi insight menarik seperti di bawah ini. Simak, yuk!

Tantangan yang paling sering dihadapi seorang engineer

Saat menjalani profesi sebagai seorang engineer, tentu juga ada tantangan yang harus dihadapi. Misal, saat menjelang perayaan hari besar seperti Hari Raya Idul Fitri, Natal dan Tahun Baru akan ada lebih banyak orang yang melakukan penetrasi ke sistem Investree. Nah, agar sistem tetap berjalan lancar, Feri dan tim harus bisa mengembangkan sistem yang semakin baik untuk mencegah dan mengurangi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan seperti bug/error. Bahkan tidak jarang mereka harus tetap stand by untuk memastikan sistem tetap berjalan lancar. Tantangan lainnya adalah ketika ingin menciptakan produk berkualitas dalam waktu singkat, memang sulit. Membutuhkan jam terbang dan pengalaman yang mumpuni. Namun jika seorang engineer sudah bisa menguasainya, itu akan menjadi nilai tambah yang positif.

Tren teknologi digital dalam lingkup fintech

Pengembangan teknologi saat ini sedang mengarah pada pemanfaatan Artificial Intelligence (AI). Sebagai contoh, AI juga sudah dipakai dalam menyediakan layanan Investree. Terutama untuk meningkatkan kualitas credit-scoring, Investree menerapkan teknologi AI yang menghasilkan credit-scoring inovatif dari data alternatif yang berfokus pada UMKM. Dengan potensinya yang besar, AI bisa berkembang lagi menjadi teknologi RPA (Robotic Process Automation).

Dilansir dari laman Infokomputer.grid.id, RPA merupakan software “robot” yang mampu meniru aktivitas manusia di dalam komputer dengan kecepatan dan tingkat akurasi hingga 100%. Ada tiga kategori besar dalam teknologi RPA, yaitu probots untuk memproses data dengan mengikuti perintah sederhana dan berulang, knowbots yang bertugas menjelajah data untuk
mengumpulkan dan menyimpan informasi spesifik tentang pengguna, dan chatbots — agen virtual yang dapat merespon permintaan pelanggan secara real time. Dengan begitu, semua proses yang biasanya berjalan manual dan membutuhkan waktu panjang, bisa diubah menjadi sistem otomatis dan mempersingkat waktu.

Pengaruh teknologi terhadap perkembangan layanan keuangan di Indonesia

Peran teknologi yang dapat mempermudah kerja manusia jelas memberi dampak signifikan. Termasuk adaptasi teknologi ke sektor keuangan dapat turut mengembangkan kualitas layanan menjadi lebih mudah diakses dan menambah luas jangkauan. Contohnya adalah kehadiran financial technology (fintech) lending seperti Investree yang membuka akses lebih luas terhadap pembiayaan modal usaha serta mempermudah prosesnya. Saat belum ada fintech, proses pinjam-meminjam terbilang lama dan membutuhkan usaha lebih. Belum lagi persyaratannya yang ketat membuat kredit tidak sulit disalurkan secara efektif dan meluas.

Tidak hanya itu, fintech juga membuka peluang bagi siapa saja yang ingin memiliki passive income dengan ikut menyalurkan pembiayaan modal usaha. Semua itu terhubung hanya dalam satu platform dan bisa diakses secara online. Dengan adanya fintech, risiko pinjam-meminjam menjadi lebih terukur, memberikan rasa nyaman bagi para pemberi pinjaman.

Lebih luas lagi, teknologi memungkinkan kita hidup di era cashless di mana transaksi dapat dilakukan tanpa uang tunai dengan proses yang mudah dan aman. Terlebih sejak adanya pandemi, pembayaran nontunai dapat mengurangi risiko kontak fisik dan infeksi virus dari peredaran uang tunai.

Akhir kata, Feri juga berpesan bagi Anda yang memiliki minat sama di bidang ini, jangan pernah malas mempelajari perkembangan teknologi terbaru. Sebisa mungkin luangkan waktu untuk self improvement. Juga jangan terlalu membatasi diri mempelajari hal yang itu-itu saja. Idealis tentu boleh, namun juga jangan terlalu fanatik karena bisa merugikan diri sendiri. Selalu sesuaikan dengan situasi dan apa yang dibutuhkan perusahaan tempat Anda bekerja. Serta yang paling penting, tetap percaya diri dengan kemampuan yang dimiliki.

Bagi Anda Tech Enthusiast yang ingin tahu lebih lanjut tentang peluang dan kehidupan berkarir di Investree, Anda bisa mengunjungi halaman karir Investree. Saksikan juga Treepod, serial podcast dari Investree, khususnya episode spesial tentang berkarir di Investree — episode kehidupan berkarir di Investree serta adaptasi kerja di Investree di tengah pandemi — hanya di kanal YouTube dan Spotify resmi Investree.

--

--

TechnoScape
TechnoScape BNCC

Your trip to the moon is coming. We are ready to broaden your horizons through technology!