3 Nilai Yang Akan Membangun Ekonomi Digital yang Kita Banget

Nilai-nilai kekinian yang diusung para generasi muda

Photo by rawpixel on Unsplash

Sekitar tahun lalu, saya mendapati adik bungsu saya sudah mahir menggunakan komputer jinjing untuk mengerjakan tugas sekolahnya. Padahal ia saat itu masih SMA. Pemandangan yang tentu saja berbeda dengan masa saya saat komputer jinjing atau laptop adalah barang yang mewah. Saya menyadari telah terjadi perubahan era di Indonesia.

Perubahan era itu tampak dari momen ketika hampir semua orang terdidik menggenggam laptop dan ponsel pintar. Mereka dituntut untuk bisa memanfaatkan teknologi dalam kehidupan sehari-harinya. Jika tidak, maka ia akan tertinggal dan menjadi usang.

Rasanya inilah saat kedatangan dari ekonomi baru berbasis komputer. Saya kembali mengingat-ingat bahwa dahulu komputer tidak bisa dimengerti oleh para orang tua. Di masa saya sekolah, orang tua hanya mengetahui komputer itu adalah tentang permainan video.

Era berubah, dan model ekonomi turut berubah mengikuti perkembangan teknologi terutama teknologi digital. Bila dahulu saya dianggap membuang-buang waktu dan tidak produktif dengan bermain game, era saat ini memberikan kesempatan bagi para pemain game profesional untuk mendapatkan keuntungan secara finansial.

Tidak hanya bagi para pemain game, ada berbagai macam pekerjaan baru yang lahir akibat ekonomi berbasis digital. Seperti pengembang perangkat lunak, para pembuat konten, para pemasar digital ataupun para pengelola sosial media tempat audiens dunia maya berkumpul.

Kebanyakan pekerjaan baru itu merupakan pekerjaan yang dahulu sama sekali belum ada, sehingga harus dipelajari secara otodidak. Inilah yang membuat seakan setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk mengakses informasi dan mencari peruntungan baru.

Photo by Erik Lucatero on Unsplash

Inilah ekonomi baru itu, ekonomi digital yang mampu menghapus batas-batas yang dahulu hanya bisa diakses oleh mereka yang memiliki sumber daya. Sejak berkembangnya teknologi digital, batas akses informasi untuk mengembangkan diri dan meraih kemampuan baru menjadi hilang. Ekonomi baru yang diprediksi oleh McKinsey akan bisa memberikan kontribusi sebesar U$150 milyar pada perekonomian Indonesia.

Kesempatan-kesempatan baru yang tercipta dari ekonomi digital inilah yang kemudian dimanfaatkan oleh para generasi millennials di Indonesia. Generasi yang disebut-sebut memiliki karaktek kalau boleh dibilang, seperti saya: memiliki mimpi besar, memiliki keterbatasan sumber daya, tidak sabaran, serta sedikit narsis. Karakter-karakter tersebut kemudian menjadi bahan bakar bagi gaya hidup baru seperti maraknya sosial media, sebuah wadah untuk para millennials menunjukkan kemampuan dan pencapaiannya.

1. Kreasi

Menariknya, dengan keterbatasan sumber daya yang mereka miliki generasi millennials mendapatkan manfaat begitu besar dari ekonomi digital. Mereka menjadi mudah untuk menciptakan peluang-peluang baru dan bertahan dalam persaingan lewat cara-cara yang mengasyikkan. Seperti belajar menggunakan sosial media, mencari informasi melalui cuitan-cuitan Twitter atau menonton panduan-panduan berkarya di Youtube. Para millennials mampu menjadi kreator dalam waktu singkat.

Melalui belajar otodidak tersebut para generasi muda ini mulai menciptakan sebuah usaha dan kreasi-kreasi baru. Usaha yang dibangun berdasarkan karakter dan visi yang mereka miliki dan juga inovasi baru.

Salah satu bentuk kreasi itu adalah startup yang memiliki visi besar untuk dapat mengubah paradigma maupun cara kerja dunia dengan ekonomi berbasis digital.

2. Inovasi

Paradigma baru dalam industri kemudian menjadi sebuah inovasi baru yang mampu menyelesaikan permasalahan secara efektif. Itu mengapa inovasi-inovasi yang ditawarkan oleh para millennials sebagian besar merupakan solusi yang membuat banyak pemain lama kelabakan.

Alasan utamanya adalah karena solusi baru yang ciptakan mampu menjadi solusi-solusi baru yang tepat sasaran dan efektif serta efisien. Seperti penggunaan sosial media oleh para UMKM yang begitu solutif untuk kebutuhan pemasaran. Sehingga UMKM bisa memperluas jangkauan bisnis dan menarik konsumen baru melalui internet.

Uniknya, ekonomi digital yang dibangun dengan biaya yang rendah mendorong para pemuda visioner untuk saling berkontribusi sesuai kemampuannya masing-masing. Mereka saling berkolaborasi dengan caranya masing-masing untuk bisa mewujudkan perubahan dan memberikan solusi pada masyarakat.

3. Kolaborasi

Bermodal visi kontribusi, inovasi dan kolaborasi inilah, kemudian gaya bekerja para millenials berubah. Visi untuk berkontribusi pada dunia menarik perhatian para pemuda sehingga bekerja di startup menjadi tren bekerja yang baru. Sementara inovasi-inovasi menjadi alat untuk mewujudkan impian. Kolaborasi lantas menjadi cara interaksi sosial yang asyik untuk bersama-sama mencapai tujuan.

Menurut saya inilah kekuatan sebenarnya dari ekonomi digital. Kekuatan yang dibangun dari visi unik yang tumbuh di lingkungan generasi yang baru. Tidak berlebihan jika kemudian ekonomi digital disebut sebagai ekonomi yang kita banget.

Ekonomi digital kita banget artinya ekonomi digital mencerminkan semangat para generasi muda dengan model ekonomi yang baru. Lewat ekonomi digital, Indonesia akan mampu untuk mengembangkan potensinya dan memperkuat perekonomian bangsa. Alasannya adalah karena ekonomi digital merupakan bentuk ekonomi baru yang memiliki titik permulaan yang sama bagi beberapa negara berkembang maupun negara maju. Sehingga generasi muda Indonesia akan bisa mengejar ketertinggalan dengan negara-negara lainnya berkat hilangnya batas-batas akses kesempatan.

Mengedepankan ekonomi digital sebagai ekonomi kita, artinya adalah tentang menjunjung kebersamaan. Semangat ini menurut saya akan bisa membawa Indonesia lebih maju secara bersama-sama. Ekonomi digital tidak melulu tentang hegemoni dan monopoli pemilik data besar dan pemodal. Karena sejatinya sebagaimana yang diharapkan oleh penemu world wide web, TIm Berners Lee bahwa dunia internet mulanya adalah tentang kolaborasi dan saling berbagi.

Jika ekonomi digital di Indonesia mengedepankan kolaborasi dan kebersamaan maka rasanya bangsa Indonesia akan bisa mendapatkan manfaat yang lebih. Kementerian Perindustrian pun tahun 2018 ini berhasil meluncurkan Making Indonesia 4.0 yang merupakan respon dari perubahan industri yang menjadi lebih digital. Di dalamnya sangat kental upaya pemutakhiran industri berdasarkan semangat kolaborasi antar industri.

Lewat respon pemerintahan yang sudah memperhatikan ekonomi digital, Indonesia berpeluang tidak sekadar mendapatkan peningkatan GDP, tetapi juga peningkatan kualitas hidup lainnya termasuk dalam pemerataan kesejahteraan dan pemerataan kesempatan.

Photo by rawpixel on Unsplash

Memang, ada banyak hal yang harus dipersiapkan untuk mampu memanfaatkan peluang ekonomi digital. Bank Dunia dalam rekomendasinya menyebutkan ada tiga hal yang perlu ditingkatkan oleh Indonesia: pemerintah harus memberikan peraturan yang sesuai dengan rute pengembangan kemampuan sumber daya digital; meningkatkan solusi-solusi yang inovatif; mendekati para konsumen karena para pemain swasta sangat tergantung pada permintaan pasar.

Jelas, dalam upaya mewujudkan Indonesia sebagai salah satu bangsa pemimpin perekonomian dunia pada tahun 2050, pemerintah tidak bisa bergerak sendirian. Swasta pun demikian.

Empat perusahaan digital berstatus unicorn di Indonesia, Go-Jek, Traveloka, Bukalapak dan Tokopedia memang mampu mendatangkan investasi besar-besaran dan memberikan dampak pada masyarakat. Namun tanpa peraturan pemerintah yang mendukung pengembangan ekonomi digital. Startup-startup digital yang ada di Indonesia akan kesulitan untuk mendapatkan sumber daya yang berkualitas untuk membangun bisnisnya.

Kini, kita para generasi millennials yang memegang kepemimpinan di era ekonomi digital berkesempatan untuk bisa mewujudkan ekonomi digital adalah sesuatu yang kita banget. Tidak hanya tentang saya atau kamu tapi tentang kita semua dalam sebuah kolaborasi yang seru dan mengasyikkan.

--

--

Bagus Ramadhan
TEKNOIA — Inspirasimu untuk Berinovasi dan Bertumbuh

Content Performer with over 7 years experience, I've led content teams for 10+ tech brands, achieving 500,000+ traffic. Reach me at bagusdr@teknoia.com.