Wow, Jalanan di Belanda Akan Mampu Beregenerasi Dengan Sendirinya. Kok Bisa?

Jalan berlubang adalah hal yang lumrah ditemukan di jalanan aspal. Tidak hanya di Indonesia, di luar negeri yang memiliki teknologi mutakhir dalam pembangunan jalan pun tidak luput dari masalah ini sehingga perbaikan jalan menjadi perhatian khusus. Sebab jalanan yang berlubang meningkatkan kemungkinan terjadinya kecelakaan lalu lintas. Namunn berkat penemuan teknologi terbaru, jalan berlubang agaknya akan menjadi kisah masa lalu karena para peneliti dari Delft University of Technolgy telah menemukan material aspal yang mampu memperbaiki diri dengan sendirinya.

Sebagaimana diberitakan TheVerge, penemuan material ini dikembangkan oleh kepala Experimental Micromechanics di Delft University of Technolgy, Erik Schlangen. Material tersebut merupakan campuran antara serat besi dengan aspal yang mampu membuat materialnya bersifat konduktif. Sehingga ketika ada mesin dengan kekuatan induksi tinggi melewati aspal, suhu panas akan mendorong aspal untuk menutup. Sinar matahari secara prinsip juga mampu melakukan hal ini namun panas yang dibutuhkan tidak mencukupi untuk membuat aspal berkonduksi.

Memang teknik ini tidak benar-benar membuat aspal mampu 100% memperbaiki diri sendiri karena membutuhkan sebuah mesin yang secara prinsip adalah sebuah magnet. Namun setidaknya mampu mempermudah proses perbaikan jalan.

Potensi lain dari jenis aspal baru ini adalah berupa kemampuannya untuk menghantarkan informasi sehingga mampu melakukan pengisian daya pada mobil elektrik di jalanan yang dilewati.

“Masih terlalu dini untuk mengembangkan fitur ini, namun kami akan melakukan percobaan di beberapa lampu lalu lintas. Ide besarnya adalah bagaimana kita bisa melakukan isi daya saat berhenti menunggu lalu lintas,” jelas Erik.

Aspal yang mampu berkonduksi ini telah diuji di 12 jalanan di Belanda dan salah satunya telah digunakan sebagai jalan umum sejak tahun 2010. Semuanya masih dalam kondisi yang sempurna, namun Erik menekankan bahwa aspal biasa sekalipun akan tetap dalam kondisi baik dalam rentang waktu 10 tahun sehingga dirinya dan tim menunggu masa yang lebih lama untuk menemukan perbedaan yang benar-benar signifikan.

Erik juga menjelaskan bahwa biaya pembuatannya mungkin lebih mahal sekitar 25 persen dari aspal biasa. Namun jika percobaan ini berhasil, umur aspal yang mampu beregenerasi ini akan bisa berlipat ganda dari yang biasanya dan akan mampu menghemat biaya konstruksi jalan hingga 90 juta Euro per tahun.

Beton biologis hasil percobaan Erik Schlangen (Foto: Nextnature.net)

Percobaan lainnya untuk membuat jalan yang juga mampu beregenerasi dilakukan oleh Erik adalah dengan mencampurkan bakteria pada beton yang menghasilkan beton berkemampuan regenerasi. Bakteri yang mampu menghasilkan kalsium karbonat tersebut akan mampu mengisi celah-celah retak pada beton. Beton biologis seperti ini bisa diimplementasikan pada jembatan, maupun jalan berbasis paving.

“Kami mengetahui bahwa bakteria tersebut bisa hidup selama lebih dari 200 tahun di alam bebas. Sehingga kami berusaha mengembangkan cara agar bakteri tersebut bisa hidup di beton dan bisa hidup sepanjang umur beton,” jelas Erik.

Untuk membuat beton ini terbilang cukup beresiko karena jika terjadi kegagalan bisa berdampak mengerikan. Sebut saja bila beton tersebut digunakan untuk bangunan bertingkat. Oleh sebab itu tidak heran bila kemudian peraturan tentang beton di beberapa wilayah seperti Eropa dan Amerika Utara sangatlah ketat. Namun beberapa negara dengan regulasi yang cukup longgar seperti Cina, Jepang dan Korea ternyata tertarik pada material beton ini.

--

--

Bagus Ramadhan
TEKNOIA — Inspirasimu untuk Berinovasi dan Bertumbuh

Produsen konten berpengalaman 8+ tahun. Telah memimpin projek konten untuk 5+ Brand teknologi & menghasilkan 1 juta lebih traffic. Hubungi bagusdr@teknoia.com.