Kemampuan Dan Keahlian, Apa yang Akan Terjadi Di Tahun 2020?

Berdasarkan laporan Linkedin Future of Skills Report 2019

--

Photo by Max Duzij on Unsplash

Perubahan dunia kerja semakin lama semakin dinamis dan semakin sulit untuk diprediksi. Satu dekade yang lalu berbagai profesi dan kemampuan yang populer saat ini seperti menulis ataupun membuat konten belum menjadi kemampuan yang dianggap penting. Lalu bagaimana sebenarnya masa depan kemampuan dan keahlian? Inilah yang akan kita bahas.

Linkedin pada awal November yang lalu melansir laporan tentang masa depan kemampuan dan keahlian dalam laporan The Future of Skills 2019.

Dalam ringkasan laporan ini dijelaskan bahwa Linkedin meneliti 12 negara di Asia Pasifik (APAC), termasuk Indonesia. Tujuannya adalah untuk mengetahui apa saja kemampuan yang dibutuhkan oleh tenaga kerja di masa depan.

Laporan Linkedin menjelaskan bahwa wilayah APAC akan kekurangan pekerja sebanyak 12,3 juta pada tahun 2020. Kekurangan pekerja ini akan berimbas pada potensi pendapatan sebesar US$4,2 Trilyun yang tidak akan bisa dicapai karena kekurangan pekerja.

Apa penyebabnya?

Penyebabnya adalah karena terjadi ketidakstabilan suplai keahlian dan kemampuan pada tenaga kerja. Mengingat pada tahun 2020 mendatang 42% pekerjaan akan membutuhkan kemampuan inti atau utama yang benar-benar berbeda atau baru.

Dalam laporan ini pula, Linkedin menjabarkan apa-apa saja keahlian yang akan menjadi tren ke depan (rising skills). Keahlian yang menjadi tren bisa menjadi indikator bagaimana industri merespon kebutuhan tenaga kerja dalam persaingan usaha.

Apa saja kemampuan itu? Ada tiga yakni Pemahaman Hukum Bisnis di era digital, Pemasaran Sosial Media, dan Teknologi Mengenali Gestur (Gesture Recognition Tech).

tiga kemampuan penting di tahun 2020
Tiga skill yang akan tren (Grafis: Linkedin)

Satu hal yang menarik dari kemampuan-kemampuan itu adalah bagian kemampuan Pemasaran Sosial Media, bahwa ternyata kemampuan untuk bersosial media saat ini sangat dibutuhkan oleh pelaku industri dalam menarik perhatian audiens.

Itu artinya, industri tidak lagi menitik beratkan pemasarannya pada kanal-kanal tradisional seperti televisi, radio atau koran. Sosial media bisa jadi akan menjadi titik utama di tahun-tahun mendatang. Walaupun, lanskap iklan di Indonesia 2020 sepertinya masih akan didominasi oleh iklan televisi.

Menariknya terkait tren keahlian pekerja juga menunjukkan bahwa ternyata kemampuan yang dimiliki seorang pekerja untuk mencapai karir saat ini belum tentu bisa digunakan kembali di tahun-tahun mendatang. Ini artinya jenjang karir dan kemampuan pekerja menjadi sesuatu yang sangat tidak stabil.

Anda yang sekarang bisa mencapai posisi tertentu di perusahaan dalam beberapa tahun ke depan harus tetap belajar sesuatu yang baru, bahkan mulai dari nol. Tidak heran kalau akhirnya para pemimpin perusahaan khawatir terhadap kebutuhan kemampuan yang dibutuhkan untuk masa depan bisnisnya.

Kembali ke laporan Linkedin, sebenarnya tiga kemampuan tadi hanya sebagian dari tujuh kemampuan rising lainnya. Sehingga total kemampuan yang sedang ngetren saat ini ada sepuluh kemampuan di regional APAC.

Sepuluh kemampuan penting di tahun 2020
Sepuluh kemampuan penting di tahun 2020
Sepuluh kemampuan yang dibutuhkan industri di regional APAC (Grafis: Linkedin)

Kebanyakan kemampuan itu adalah kemampuan dibidang teknis seperti kemampuan pengembangan Blockchain, Kecerdasan Buatan, Otomasi Robotika, dan Pengembangan Website.

Laporan Linkedin juga mengungkap bahwa ternyata setiap negara di regional APAC memiliki tren kemampuan pekerja masing-masing. Indonesia misalnya, kemampuan yang sedang naik daun adalah Pemasaran Media Sosial, Desain Interaktif (Human Centered Design) dan Teknologi Mengenali Gestur.

Bagi Anda yang tinggal dan bekerja di Indonesia kira-kira skill mana yang sudah kamu kuasai?

Lebih detil, Linkedin melaporkan bahwa kemampuan-kemampuan itu akan banyak disuplai dari dua kota besar di Indonesia: Jakarta dan Bandung. Entah apa saja faktor yang membuat kedua kota ini menjadi penyuplai terbesar. Mungkin hal ini dipengaruhi oleh tingkat maturitas industri ekonomi digital di dua kota tersebut.

Seiring dengan semakin meningkatknya tren kemampuan teknis, kemampuan non teknis pun juga masih dianggap penting. Laporan Linkedin menjelaskan kalau di beberapa negara kemampuan soft-skills tetap menjadi yang utama. Contohnya seperti kemampuan menyelesaikan masalah (problem solving), dan berpikir kritis (critical thinking).

Selain kemampuan menyelesaikan masalah dan berpikir kritis, ada pula kemampuan komunikasi ataupun kepemimpinan.

Berdasarkan fakta data laporan Linkedin ini, kira-kira sebagai tenaga kerja apa yang bisa Anda persiapkan? Apakah Anda sudah memiliki rencana untuk mengembangkan kemampuan baru?

Semoga Anda tidak sampai ketinggalan kebutuhan industri. Sebab dunia industri saat ini sangat dinamis dan perubahan bisa terjadi dalam waktu yang sangat singkat. Pikirkan matang-matang kemampuan apa yang kira-kira bisa meningkatkan kualitas diri dan menunjang karir di masa depan. Salah satu caranya adalah dengan mulai mengikuti kursus dan pelatihan-pelatihan.

Nah, bagi yang ingin membaca laporan Linkedin secara langsung, bisa mengunjungi situs laporannya di Future of Skills Report 2019.

Terima kasih sudah menyimak. :)

Artikel ini diolah dan disunting ulang dari utas Twitter CFCC

--

--

CFCC
TEKNOIA — Inspirasimu untuk Berinovasi dan Bertumbuh

Kelas pelatihan menulis konten bersama mentor profesional. Everyone can be a content creator. Ikuti Bincang #Mahirbikinkonten di http://t.me/cfcc_channel