Merencanakan Konten Untuk Menyambut Bulan Ramadan 2020

Berdasarkan analisis dan rekomendasi Google

Bulan Ramadan telah menjelang beberapa bulan lagi. Indonesia sebagai negara dengan umat Islam terbesar di dunia tentu turut mengantisipasi datangnya bulan ini. Bulan yang menjadi musim berkah tidak hanya untuk sosial tetapi juga untuk aspek komersial. Menyadari potensi, Google meluncurkan sebuah panduan untuk menyambut Bulan Ramadan 2020.

Google yang selama ini memang menguasai pasar mesin pencari, membuat analisis tentang bagaimana pasar Indonesia berperilaku selama bulan Ramadan. Mencatatkan pola-pola masyarakat dalam menggunakan internet khususnya mesin pencari semasa bulan Ramadan adalah penting karena ini menggambarkan bagaimana pola perilaku konsumen setiap musimnya.

Indonesia sendiri saat ini memiliki populasi pengguna internet sebesar 174 juta berdasarkan data We are Social.

Data Google didasarkan pada penelusuran perilaku pada bulan Ramadan pada tahun 2019. Dalam laporannya, Google menyoroti tingkat pertumbuhan yang mencapai 13 persen untuk sektor FMCG berdasarkan data Kontak dari Aprindo.

Penyebab peningkatan pendapatan sales industri FMCG yang mencapai dua digit tersebut disebabkan oleh:

1. Pemilihan Presiden

Saya kurang bisa mengkorelasikan apa penyebab pemilihan presiden dengan pertumbuhan FMCG. Namun ini adalah hal yang patut untuk dicari jawabannya.

2. Hari libur yang lebih panjang

Libur di bulan Ramadan pada tahun 2019 yang hampir mencapai tiga pekan membuat masa bersama keluarga menjadi lebih panjang. Selain pemerintah memang memiliki tujuan untuk mengurangi kepadatan arus mudik dan arus balik, libur ini ternyata juga memengaruhi perilaku untuk berbelanja.

3. THR

Faktor utama dari pertumbuhan FMCG adalah dari faktor Tunjangan Hari Raya atau (THR). Faktor ini mampu meningkatkan keinginan untuk berbelanja di kalangan menengah di Indonesia. DI tambah lagi dengan adanya libur yang lebih lama, belanja rekreasi seperi kuliner menjadi meningkat.

Gambaran umum di atas kemudian menunjukkan bagaimana konsumen umat Islam di bulan Ramadan ternyata tidak bisa dipandang sepele. Sebab potensi komersial yang bisa didapatkan sangatlah besar.

Lalu bagaimana perilaku berinternet orang Indonesia selama bulan Ramadan?

Perilaku selama bulan Ramadan berdasarkan analisis kata kunci

Google memiliki beberapa data menarik. Rupanya Google berusaha melihat pola perilaku dari sisi pencarian kata kunci. Data ini bisa menggambarkan tentang apa yang banyak dicari oleh pengguna internet selama bulan Ramadan.

Pengguna internet di Indonesia selama bulan Ramadan tampak banyak mencari kata kunci terkait dengan kebutuhan spiritual seperti Doa, Zakat dan Donasi.

  1. Kata kunci Doa tercatat mengalami peningkatan sebanyak 2,1 kali dibandingkan dengan masa di luar musim Ramadan.
  2. Kemudian kata kunci Zakat meningkat sebesar 15 kali dibandingkan dengan masa di luar musim Ramadan.
  3. Dan terakhir adalah kata kunci Donasi yang mengalami peningkatan 2,2 kali dibandingkan dnegan masa di luar musim Ramadan.

Fakta ini menarik meski terbilang wajar karena di masa bulan Ramadan, pada umumnya umat muslim di Indonesia lebih banyak fokus pada pengembangan kualitas spiritual. Masyarakat banyak melakukan ibadah baik ibadah pribadi maupun sosial.

Kata kunci doa menggambarkan bahwa umat Islam di Indonesia memerlukan banyak referensi tentang doa. Sementara kata kunci zakat dan donasi bisa menunjukkan bahwa umat muslim banyak memilih ibadah sosial dengan berbagi dengan sesama di bulan Ramadan. Zakat sendiri merupakan ibadah sosial yang bersifat wajib. Sehingga mayoritas umat Islam akan berusaha mengetahui tatacara dan bagaimana hukum terkait zakat.

Uniknya Google juga membaca pola perilaku dari segi aktifitas umat Islam yang berpuasa akan cenderung lebih banyak bersantai. Akibatnya, orang akan lebih ingin melakukan aktifitas dengan lebih mudah, sederhana, cepat dan praktis.

Untuk mendukung pola tersebut, Google menyantumkan analisis kata kunci pencarian yang mencerminkan perilaku terkait.

  1. Pencarian terkait beauty dengan tailsimpel, mudah, tutorial” meningkat sebesar 1,5 kali
  2. Peningkatan 1,7 kali pencarian yang berkaitan dengan hal-hal “terdekat”.
  3. Pencarian terkait cooking dengan tailsimpel, sederhana dan praktis” meningkat sebesar 3 kali.

Selain menjelaskan bahwa umat Islam cenderung bersantai, kaitan lain seperti waktu luang yang lebih meningkatkan perilaku lainnya.

  1. Peningkatan pencarian terkait paket internet sebesar 1,8 kali.
  2. Peningkatan pencarian terkait voucher game sebesar 3,2 kali.

Baik saat bulan Ramadan maupun usai bulan Ramadan peningkatan konsumsi terjadi karena adanya jaminan pendapatan lebih yakni THR atau Tunjangan Hari Raya. Secara umum peningkatan keinginan dan perbincangan tentang berbelanja meningkat sebesar 72% di masa Ramadan.

3 hal yang harus diperhatikan brand saat berinteraksi dengan audiens di bulan Ramadan

Setelah memaparkan data Google pun memberikan rekomendasinya untuk para brand yang ingin memanfaatkan momen Ramadan. Google merekomendasikan bahwa brand harus memperhatikan tiga hal:

1. Konteks

Perhatikan konteks yang banyak diperhatikan selama bulan Ramadan. Beberapa konteks yang terbangun selama bulan Ramadan adalah spiritualitas kemudian kejujuran. Selanjutnya adalah konteks kekeluargaan dan komunitas.

Konteks inilah yang kemudian membangun pola konten yang banyak disaksikan selama bulan Ramadan. Apa saja tema kontennya?

  • kebersamaan 27%
  • karunia 17%
  • pengembangan diri 12%
  • berbuka puasa 10%
  • kepedulian 9%

2. Kreasi

Selanjutnya adalah tentang bagaimana memproduksi konten atau fase kreasi. Ada banyak hal yang perlu diperhatikan saat membuat konten seperti hal-hal yang terkait dengan visual:

  • Warna dominan yang bisa menunjukkan tampilan brand dengan jelas.
  • Identitas visual brand terlihat jelas. Pastikan bentuk identitas brand terlihat dan tidak tercampur dengan warna lain atau brand lain.
  • Relatable. Aspek ini terbilang agak rumit, namun jika brand bisa memahami target pelanggan dan customer dengan baik membuat konten yang relate tentu tidak akan terlalu sulit.
  • Selain aspek visual, konten yang diproduksi juga tetap harus memperhatikan sisi audio. Seperti apa audio yang baik untuk memproduksi konten?
  • Gunakan lagu yang bisa membangun suasana Ramadan. Bukan stok musik yang generik.
  • Perkuat pesan melalui voiceover. Voiceover bisa memberikan kesan bersahaja dan pesan kebijaksanaan yang memang akrab disampaikan selama bulan Ramadan.
  • Buat karakter yang menyasar audiens secara langsung. Karakter-karakter yang dekat dengan suasana keluarga dan relasi sebagai komunitas yang sedang menjalani bulan Ramadan bersama.

3. Kampanye

Dalam membangun kampanye pemasaran ataupun komunikasi di bulan Ramadan, menurut Google, brand perlu untuk memperhatikan marketing funnel. Artinya brand harus memperhatikan bagaimana perjalanan konsumen selama bulan Ramadan yakni awareness, consideration dan decision kemudian action / purchase intent.

Google menyarankan bahwa fase awareness dan consideration sebaiknya dibangun di masa bulan puasa atau sebelum lebaran. Di fase ini brand harus bisa mengenalkan brand dan menjelaskan apa-apa saja fitur dan benefit yang dibutuhkan oleh calon konsumen.

Dua fase tersebut harus dibangun dengan suasana inspirasi dan selebrasi sebab dua hal tersebut adalah suasana yang membangun atmosfer bulan Ramadan.

Inspirasi adalah tentang bagaimana bulan Ramadan bisa memberi inspirasi perubahan pada hal yang lebih baik. Sementara selebrasi merupakan hasil dari penyelesaian masa puasa selama satu bulan penuh yang disimbolkan dengan lebaran.

Fase decision bisa terjadi setelah calon konsumen teryakinkan dan mendapatkan afirmasi bahwa mereka harus membeli atau menggunakan sebuah produk. Fase ini harus sudah terjadi sebelum lebaran atau bahkan menjelang lebaran. Karena beberapa hari sebelum lebaran sudah memasuki fase berikutnya yakni action. Titik penentunya adalah THR.

Di masa sebelum lebaran dan lebaran, THR sudah turun. Sehingga keinginan untuk mengeluarkan uang dan berbelanja meningkat. Purchase intent pasar sedang tinggi. Di fase inilah kesuksesan kampanye pemasaran bisa dilihat. Apakah ketika lebaran, ketika bersama keluarga, target pasar banyak melakukan pembelian produk brand.

Proses-proses inilah yang harus diperhatikan oleh brand jika ingin membuat kampanye pemasaran di masa Ramadan. Kemudian Google memberikan rekomendasi untuk menggunakan berbagai format disepanjang perjalanan konsumen.

Kesimpulan

Google sebagai perusahaan yang sangat teliti dalam memperhatikan perilaku pengguna internet telah memberikan informasi yang akan berdampak. Karena dari laporan Google ini tergambar bagaimana sebuah brand bisa berkomunikasi dengan target audiens dengan lebih dekat melalui konten-konten yang tepat.

Data seperti kata kunci misalnya. Google cenderung cukup tertutup dalam memberi insight dalam hal ini. Inilah yang menyebabkan pembahasan SEO (search engine optimization) melalui Google selalu diwarnai dengan mitos dan kabar burung.

Namun di laporan ini, Google cukup memperlihatkan kata kunci penting di momen bulan Ramadan serta momen lebaran.

Bagi brand yang melihat bahwa momen bulan Ramadan adalah momen untuk tampil dan menjangkau pasar. Tentu informasi yang diberikan oleh Google akan sangat berguna.

Brand legendaris khas bulan Puasa pun jika tidak memperhatikan data ini lambat laun akan bisa tergeser dengan brand baru yang mampu memperhatikan perilaku berinternet di masa puasa.

Terlihat dari perilaku berinternet, perilaku masyarakat yang berpuasa cenderung untuk meningkatkan aktifitas berselancar di dunia maya.

Memperhatikan funnel juga menjadi penting karena aktifitas internet juga dekat dengan proses riset secara online yang kerap dilakukan oleh target audiens di dunia maya. Brand jelas tidak bisa tiba-tiba mengeluarkan konten fase decision dan action tanpa memperhatikan momen turunnya THR.

Pada akhirnya, untuk memaksimalkan dampak kampanye pemasaran di bulan Ramadan, brand perlu untuk merencanakannya dengan baik. Terutama strategi dan taktik di ranah digital yang setiap tahunnya terus meningkat di Indonesia.

Ini adalah momentum yang sebenarnya tidak bisa disepelekan karena Indonesia telah menjadi negara yang berpengaruh dalam ekonomi digital berdasarkan data We Are Social terutama dalam industri jual beli online.

Jadi, bagaimana? Masih ingin mengabaikan bulan Ramadan untuk aktifasi brand di ranah digital?

Sekian untuk artikel kali ini. Bagi yang ingin membaca laporan lengkap Google bisa mengunjungi Win your consumers this Ramadan by being there when it matters.

Semoga bermanfaat.

Follow TEKNOIA untuk terus mendapatkan update seputar Marketing, Bisnis, Teknologi dan Inovasi. Atau jika ingin menjadi penulis tamu untuk TEKNOIA, Anda bisa menghubungi editor kami Bagus Ramadhan untuk menjadi writer.

--

--

Bagus Ramadhan
TEKNOIA — Inspirasimu untuk Berinovasi dan Bertumbuh

Content Performer with over 7 years experience, I've led content teams for 10+ tech brands, achieving 500,000+ traffic. Reach me at bagusdr@teknoia.com.