Lavo, Sepeda Tenaga Hidrogen Untuk Kurangi Emisi Karbon

Sebuah inovasi sepeda yang diremehkan oleh Elon Musk

Lavo Bike (Studio MOM)

Seberapa sering kalian berkendara di jalan raya? Jika kalian termasuk orang yang sering berpergian menggunakan kendaraan pribadi, tentu kalian sering mengalami beberapa kejadian yang menjengkelkan. Salah satunya adalah terjebak macet dalam suasana yang panas, dan penuh dengan polusi udara.

Gas buangan kendaraan bermotor adalah penyumbang terbesar bagi menumpuknya emisi karbon. Sehingga mengakibatkan polusi udara yang tidak ramah bagi kesehatan manusia dan bagi lingkungan.

Dengan tujuan untuk mengurangi emisi karbon, berbagai inovasi sudah dilancarkan. Dimulai dari gerakan sederhana seperti “Car Free Day” di berbagai belahan Dunia, hingga alternatif kendaraan bermotor konvensional yang menggunakan embel-embel “ramah lingkungan”. Dengan adanya gerakan-gerakan tersebut, lambat laun intensitas polusi udara mulai bisa dikurangi.

Namun, dari sekian banyaknya inovasi yang hadir dan turut serta dalam upaya memberantas polusi udara, ada satu yang menarik perhatian penulis. Inovasi tersebut adalah sepeda elektronik bertenaga hidrogen, Lavo Bike.

Apa itu Lavo Bike?

Tampilan keseluruhan Lavo Bike (Studio MOM)

Lavo Bike adalah sebuah projek kerjasama antara kantor desain Belanda Studio MOM dengan pelopor baterai hidrogen LAVO, dengan tujuan untuk mengembangkan sepeda listrik yang dapat membawa kargo berat jarak jauh.

Lavo Bike dirancang untuk memanfaatkan rasio energi-terhadap-berat yang lebih tinggi yang ditawarkan oleh sel berbahan bakar hidrogen, dibandingkan dengan baterai lithium yang biasanya digunakan untuk sepeda elektronik.

“Sepeda hidrogen pertama di dunia ini memungkinkan pengangkutan jarak yang sangat jauh tanpa baterai berat, partikulat, atau emisi CO2,” tulis Studio MOM dalam situs resminya.

Desain dari Lavo Bike ini mengintegrasikan baterai hidrogen hibrida LAVO, yang menggunakan tenaga surya untuk mengekstrak hidrogen dari air. Iya, kalian tidak salah dengar. Kalian hanya akan membutuhkan air untuk menghasilkan hidrogen yang nantinya digunakan sebagai bahan bakar Lagi Bike ini.

Perusahaan asal Australia ini bahkan mengklaim bahwa sistem yang dikembangkan oleh para peneliti di University of New South Wales ini adalah penggunaan komersial pertama dari teknologi ini di dunia.

Hidrogen Hijau yang Ramah Lingkungan

Infografis perbedaan jenis hidrogen (LAVO)

Dalam sebuah infografis, LAVO mengkonfirmasi bahwa LAVO Bike besutan mereka akan menggunakan jenis teknologi bahan bakar hidrogen yang jauh lebih ramah lingkungan ketimbang hidrogen biasa, yaitu hidrogen hijau.

Hidrogen sendiri adalah unsur paling sederhana dan paling melimpah di alam semesta. Namun, di Bumi, ia jarang eksis sebagai gas, sehingga ia perlu dipisahkan dari unsur-unsur lain.

Hidrogen putih adalah versi alami yang kadang-kadang dapat ditemukan di bawah tanah, tetapi metode ekstraksi yang tersedia bisa dibilang sangat terbatas, sehingga para ahli lebih memilih untuk mencari metode baru untuk membuatnya secara artifisial.

Dari sini, ada berbagai jenis ‘warna’ hidrogen yang ada, tergantung dari metode produksi yang digunakan. Apabila diurutkan dari yang paling kurang bersahabat dengan lingkungan, maka hidrogen hitam dan coklat berada di dua urutan teratas.

Hidrogen hitam atau coklat menggunakan batubara hitam (bituminous) dan coklat (lignit) dalam proses pembuatannya. Keduanya bersifat merusak lingkungan karena baik CO2 dan karbon monoksida yang dihasilkan selama proses tidak ditangkap kembali.

Kemudian, ada hidrogen abu-abu. Jenis hidrogen ini adalah yang paling umum, dan dihasilkan dari gas alam, atau metana, melalui proses yang disebut "pembaruan uap". Proses ini hanya menghasilkan jumlah emisi yang lebih kecil daripada hidrogen hitam atau coklat.

Hidrogen biru berada di bawahnya. Jenis hidrogen ini diberi label biru karena karbon yang dihasilkan dari pembentukan uap ditangkap dan disimpan di bawah tanah melalui penangkapan dan penyimpanan karbon industri (CSS).

Oleh karena itu, hidrogen jenis ini kadang-kadang disebut sebagai karbon netral karena emisinya tidak tersebar di atmosfer. Namun, beberapa kalangan berpendapat bahwa "rendah karbon" adalah deskripsi yang lebih akurat, karena faktanya 10-20% dari karbon yang dihasilkannya tidak dapat ditangkap.

Terakhir, jenis hidrogen yang diklaim sebagai yang paling ramah lingkungan dan hampir tidak menyumbangkan emisi karbon sama sekali, sekaligus jenis hidrogen yang digunakan oleh Lavo Nike, adalah hidrogen hijau.

Memiliki nama lain “hidrogen bersih”, jenis hidrogen ini diproduksi dengan menggunakan energi bersih dari sumber energi terbarukan; seperti tenaga surya atau angin, untuk memisahkan air menjadi dua atom hidrogen dan satu atom oksigen melalui proses yang disebut elektrolisis.

Energi terbarukan tidak selalu dapat menghasilkan energi sepanjang hari dan produksi hidrogen hijau dapat membantu menggunakan kelebihan yang dihasilkan selama siklus puncak.

Saat ini, hidrogen hijau hanya menghasilkan sekitar 0,1% dari keseluruhan produksi hidrogen, tetapi ini diperkirakan akan terus meningkat karena biaya energi terbarukan terus turun.

Kini, cukup banyak pihak yang melihat hidrogen hijau sebagai cara terbaik untuk memanfaatkan energi terbarukan, dan salah satunya adalah LAVO, dalam projek Lavo Bike miliknya.

Portabel, Canggih, dan Bertenaga

Tabung hidrogen di Lavo Bike (Studio MOM)

Setelah mengetahui teknologi produksi hidrogen yang digunakan di Lavo Bike, lantas apa lagi yang membuat sepeda ini ini berbeda dari sepeda elektrik lainnya?

Keunikan Lavo Bike yang pertama datang dari sektor desain, garapan tim Studio MOM. Sebelum bekerjasama dengan LAVO, Studio MOM sendiri telah mengantongi reputasi yang bagus karena pernah bekerjasama dengan merek-merek ternama Belanda seperti Gazelle dan Cortina.

Pada awalnya, LAVO merencanakan sebuah desain yang super ringan. Namun, tim desain Studio MOM merasa bahwa sepeda kargo akan menjadi cara terbaik untuk mengoptimalkan keunggulan yang ditawarkan oleh tenaga hidrogen.

Dengan ide tersebut sebagai landasan, studio MOM yang bertugas dalam merancang desain dari Lavo Bike, mengembangkan ide tersebut supaya dapat berfungsi dengan baik sesuai yang mereka harapkan, tanpa meninggalkan sektor fungsionalitas dan portabilitasnya.

Didesain agar portabel dan serbaguna, desain ramping LAVO menampilkan serangkaian elemen modular, yang memudahkan perbaikan serta peningkatan versi sepeda.

“Kami mendesainnya sebagai perangkat untuk mode transportasi baru yang bebas emisi. Bentuk bahasanya adalah alat transportasi—bukan sepeda. Semua elemen teknis dapat dirakit, sama seperti balok Lego.” ucap Studio MOM dalam situs resminya.

Studio MOM kemudian menambahkan, “Konsepnya mudah disesuaikan—dari sepeda kota hingga sepeda angkut untuk penggunaan bisnis kecil.”

Selain portabel, Lavo Bike juga diciptakan sebagai sebuah sepeda elektrik yang bertenaga. Sepeda ini didukung oleh tabung hidrogen yang memungkinkan pengisian cepat, dan dapat diubah menjadi listrik sesuai kebutuhan dan dapat mentenagai Lavo Bike untuk menempuh jarak sekitar 150 kilometer.

Tabung hidrogen yang memiliki ukuran seperti kaleng soda ini terintegrasi di dalam rangka sepeda dan dapat diisi ulang oleh sistem penyimpanan LAVO dalam waktu sekitar sepuluh menit.

Teknologi ini merupakan evolusi dari sistem penyimpanan energi milik LAVO yang bekerja dengan mengubah listrik dari panel surya melalui elektroliser dan menggunakan kekuatan untuk memisahkan air menjadi bagian-bagian komponen oksigen dan hidrogen.

Komponen-komponen tersebut kemudian disimpan di Sistem LAVO, yang berisi paduan logam untuk menyerap hidrogen dan memungkinkan penyimpanan jangka panjang yang aman.

Keuntungan lainnya dari teknologi hidrogen di sini adalah memungkinkan adanya peningkatan energi yang tersedia, dengan bobot yang jauh lebih sedikit. Tangki hidrogen LAVO memiliki berat 1,2kg sedangkan untuk daya yang sama pada sepeda listrik, dibutuhkan 6kg baterai tambahan.

Masa Depan Lavo Bike

Elon Musk (startmeup.hk)

Walaupun memiliki segudang portofolio yang menjanjikan, tidak semua orang yakin dengan kelayakan baterai hidrogen sebagai sumber listrik. CEO dari Perusahaan Tesla dan SpaceX, Elon Musk, bahkan menggambarkannya sebagai sebuah wacana yang "sangat konyol" dalam sebuah wawancara pada tahun 2019.

Salah satu masalah terbesar yang dikutip adalah inefisiensinya. Menurutnya, proses produksi hidrogen hijau tidak bisa dibilang efisien, karena kebutuhan energi elektrolisis yang cukup banyak dan dalam prakteknya, membutuhkan proses yang rumit.

Beberapa tokoh dalam dunia Industri dan Teknologi juga turut mengiyakan pernyataan Musk. Salah satunya adalah CEO dari Toyota, Yoshikazu Tanaka. “Pernyataan Elon Musk ada benarnya, lebih baik mengisi daya mobil listrik secara langsung dengan mencolokkannya.” ucapnya dalam sebuah wawancara dengan Reuters.

Tetapi eksekutif Toyota itu juga menambahkan bahwa hidrogen adalah alternatif yang layak untuk bensin. Ketua Toyota Takeshi Uchiyamada mengatakan kepada Reuters di pameran mobil Tokyo yang sama pada tahun 2017, “Kami tidak benar-benar melihat ketidakcocokan antara EV (kendaraan listrik bertenaga baterai) dan mobil hidrogen. Kami tidak akan menyerah pada teknologi sel bahan bakar listrik hidrogen sama sekali.”

Infografis terkait rencana LAVO di masa depan (LAVO)

Bahkan, LAVO sendiri tidak hanya berambisi untuk menerapkan teknologi baterai hidrogen miliknya ke dalam Lavo Bike untuk menggantikan kendaraan bermotor konvensional. Mereka juga berharap bahwa suatu saat, mereka dapat menginisiasi masyarakat dan Dunia untuk mengganti bahan bakar fosil dengan hidrogen hijau yang bebas emisi karbon.

Jika berbicara secara realistis, masa depan dari teknologi ini memang belum dapat dipastikan sepenuhnya. Namun, dengan pertumbuhan investasi dalam teknologi bahan bakar hidrogen ini, tentu tidak ada yang mustahil.

Bagaimana menurutmu? Apakah energi berbasis hidrogen bisa menjadi sumber energi masa depan?

Ingin terus mendapatkan update mengenai perkembangan inovasi dan teknologi dari berbagai belahan Dunia? Kalian bisa follow TEKNOIA untuk artikel-artikel seputar ide, inovasi dan teknologi menarik setiap pekan.

--

--