Mengejutkan! Inilah Pembungkus Makanan yang Bisa Kamu Makan

Plastik protein (foto: Neil Santos/vice.com)

Masa depan pembungkus makanan sepertinya akan sama sekali berbeda. Menyusul penemuan bioplastik yang saat ini semakin populer diklaim sebagai solusi dari masalah plastik berbasis minyak yang mampu merusak lingkungan. Seperti bioplastik yang ditemukan di Amerika Serikat yang berhasil menggunakan protein dari susu sebagai bahan baku plastik.

Inovasi plastik tersebut ditemukan oleh dua peneliti dari Departemen Agrikultur Amerika Serikat (USDA) yang mengatakan bahwa plastik ini selain bisa dimakan ternyata juga menyehatkan. Memang, selama ini plastik yang dapat dikonsumsi telah ada, namun kebanyakan dibuat dari pati.

“Manfaatnya adalah, plastik ini bisa dikonsumsi bersamaan dengan makanannya. Sama seperti pembungkus batang keju. Plastik itu juga akan menambahkan vitamin atau mineral atau mampu menghalau cahaya untuk merusak makananya. Dan anda juga bisa menambahkan rasa-rasa. Jika anda ingin menambahkan rasa strawberi atau semacamnya, anda bisa memasukkan ke dalam lapisan tersebut,” ujar salah satu peneliti, Dr Peggy Tomasula seperti dikutip dari Smithsonian Magazine.

Komponen utama dari pembungkus ini sejatinya adalah kasein, yang merupakan protein dengan nilai nutrisi tinggi. Tomasula telah meneliti kasein sejak tahun 2000 dan telah menciptakan sebuah protein versi baru menggunakan karbon dioksida. Perempuan yang telah berada di USDA selama 17 tahun tersebut menyadari bahwa protein tersebut tidak mudah ditembus air dan itu membuatnya percaya bahwa ini bisa digunakan untuk membuat sebuah pelapis yang bisa menambah daya tahan produk hasil olahan susu.

Tomasula terus menerus melakukan eksplorasi terhadap potensi penelitiannya. Hingga kemudian peneliti lain Dr. Laetitia Bonnaille bergabung dengan USDA. Tomasula pun meminta Laetitia untuk meneliti apakah susu kering (bubuk) bisa untuk memproduksi lapisan tersebut. Sehingga ketika para peternak susu memproduksi susu terlampau banyak, mereka bisa memproduksi pula lapisan pembungkus berbasis protein ini. Bonnaille akhirnya terus mencoba memerbaiki produk ini dengan membuatnya tidak terlalu sensitif terhadap uap atau embun yang kerap terjebak dalam pembungkus dan berusaha agar lapisan ini bisa lebih mudah diproduksi secara komersial.

Pada bulan Agustus tahun lalu, keduanya mengumumkan hasil penelitian mereka tentang Edible, plastik pembungkus biodegradable. Lapisan kasein dapat dipakai dalam bentuk lembaran ataupun bisa disemprotkan sebagai pelapis. Dan dinyatakan bahwa produk ini lebih efektif menghalau oksigen daripada plastik pembungkus biasa, sehingga mampu melindungi makanan dari kerusakan lebih lama.

Namun keduanya mengungkapkan bahwa masih terdapat keterbatasan penggunaan. Mereka mengatakan, “pelapis ini kebanyakan bisa digunakan untuk produk olahan susu atau makanan yang biasanya dimakan bersamaan dengan produk susu, seperti sereal.”

“Kami tidak akan menggunakan ini pada buah dan sayuran di pasaran. Itu tidak bisa dilakukan karena adanya alergi susu (pada beberapa orang). Sehingga diperlukan label untuk menjelaskan bahwa ini adalah protein susu,” ungkap Tomasula.

Selain itu, ini bukan berarti semua pembungkus bisa dihilangkan untuk produk keju ataupun produk olahan susu lainnya. Produk-produk tersebut tetap memerlukan pembungkus seperti di dalam kotak agar tetap membuatnya bersih atau agar tidak banyak terkena air atau embun. Namun hal terpenting adalah, bila menggunakan bioplastik ini maka akan bisa banyak mengurangi pembungkus makanan berbasis plastik.

Ide lanjutan, menurut Bonnaillie adalah bagaimana menciptakan versi lainnya dari lapisan kasein ini. Satu versi mungkin mudah larut dalam air sehingga cocok untuk produk yang terkena air. Versi lainnya mungkin bisa sangat menolak air dan berfungsi sebagai pembungkus makanan yang lebih baik.

“Kami mencoba hal-hal baru dengan ekstrim. Kami baru memulai melakukan eksplorasi tentang pengaplikasiannya. Banyak sekali yang masih bisa kami lakukan,” jelas Bonnaillie.

Contohnya, daripada menyobek pembungkus bahan saat membuat sup, anda hanya cukup memasukkan sepaket kasein berisi bahan-bahan ke dalam air dan semua itu akan larut. Keuntungannya: ada tambahan protein.

Tapi sepertinya, dalam skala industri seperti perusahaan makanan lebih tertarik dengan versi semprotnya. Hal ini diungkapkan oleh Tomasula, “Sehingga mereka bisa menyimpan campuran protein susu di dalam air dan kemudian membuat pelapis kemudian menyemprotnya ketika mereka memproses makanan tersebut.”

Salah satu prakteknya adalah dengan menyemprotkan lapisan protein tersebut pada sereal, yang pada umumnya dilapisi gula agar tetap terasa renyah. “Sereal itu bisa jadi akan bebas lemak, cara yang lebih menyehatkan untuk menggantikan proses yang umumnya dilakukan menggunakan gula,” ujar Bonnaillie.

Tomasula kemudian menambahkan, “Kami berharap itu bisa digunakan untuk makanan pengganti batangan yang dibungkus dengan lapisan yang bisa dimakan dan akan terasa seperti coklat. Kita bisa mengkombinasikan bahannya bersama-sama dan menambahkan nutrisi.”

Kedua peneliti tersebut mengungkapkan bahwa mereka telah bekerja sama dengan beberapa perusahaan besar dan percaya bahwa pembungkus yang dapat dimakan tersebut bisa digunakan dipasaran dalam waktu tiga tahun.

Bagaimana dengan di Indonesia?

Di Indonesia sendiri masih belum banyak terdapat penemuan terkait bioplastik yang dapat dimakan. Kebanyakan hanyalah hasil eksperimen laboratorium dan belum banyak dipraktekkan secara komersil.

Beberapa waktu lalu produk Avani dari Bali sempat membuat heboh dunia maya akibat kampanyenya meminum plastik muncul di Aljazeera. Avani yang merupakan perusahaan produsen produk-produk biodegradable memanfaatkan pati singkong sebagai bahan baku utama. Beberapa produknya antara lain adalah kantong bioplastik, gelas minum bioplastik dan sedotan.

Bila memang bioplastik di masa depan mampu diadopsi masal, maka ini adalah kabar baik bagi lingkungan karena bisa mencegah terjadinya pencemaran akibat menumpuknya sampah plastik. Kita tidak lagi perlu menumpuk “plastik” di rumah namun bisa menumpuknya di perut.

--

--

Bagus Ramadhan
TEKNOIA — Inspirasimu untuk Berinovasi dan Bertumbuh

Produsen konten berpengalaman 8+ tahun. Telah memimpin projek konten untuk 5+ Brand teknologi & menghasilkan 1 juta lebih traffic. Hubungi bagusdr@teknoia.com.