7 Pemuda yang Sukses dalam Berbisnis di Era Digital

Ilustrasi Pemuda Indonesia (Photo Credit: Freepik)

Oktober menjadi salah satu bulan yang memiliki persitiwa bersejarah bagi perjalanan bangsa. Di bulan inilah terjadi peristiwa yang menggugah semangat persatuan dan kesatuan. Yakni peristiwa Sumpah Pemuda yang diselenggarakan dalam Kongres Pemuda II tanggal 28 Oktober 1928.

Pemuda dari berbagai penjuru tanah air mengikrarkan diri untuk bersatu demi bangsa dan bernegara. Mereka berikrar untuk bertanah air satu Indonesia, berbangsa satu bangsa Indonesia, dan berbahasa satu bahasa Indonesia.

Sumpah Pemuda yang terjadi 92 tahun silam tentu menjadi sebuah refleksi bagi masyarakat Indonesia, khususnya para pemuda dan pemudi untuk selalu bermanfaat dan berguna bagi bangsanya. Rupanya, hal itu masih relevan hingga kini. Terbukti, 7 pemuda yang sukses ini adalah salah satu contoh inspiratifnya.

Reynaldo Wiyaya — Iwan Kurniawan

Reynaldo Wiyaya — Iwan Kurniawan (Photo Credit: Bisnis.com)

Bisa dibilang, bisnis yang dibangun oleh dua pemuda ini dari nol. Keduanya sukses membangun platform pinjaman modal bagi pengusaha kecil, menengah, maupun mikro.

Bahkan para investor juga bisa menginvestasikan sebagian investasi mereka. Nama platform tersebut adalah Modalku. Setelah sukses, mereka berhasil berjajar di Forbes pada kategori Finance and Venture Capital.

M. Alfatih Timur

M. Alfatih Timur (Photo Credit: Tribun News

Tolong menolong dan saling membantu adalah sifat alami dalam diri seseorang. Terlebih bagi masyarakat Indonesia yang terkenal akan keramahannya. Termasuk dalam penggalangan dana untuk program dan kegiatan sosial contohnya. Untuk itulah, guna memudahkan masyarakat dalam program tersebut, didirikanlah platform Kitabisa.com.

Platform ini didirikan oleh M. Alfatih Timur pada usia 28 tahun. Tujuannya adalah untuk memudahkan masyarakat dalam berdonasi maupun penggalangan dana. Nantinya, tiap penggalangan dana akan diakurasi dan dipantau menyeluruh. Dengan begitu, akan tersalurkan tepat sasaran.

Muhammad Risyad — Yohanes Suginotonugroho

Muhammad Risyad — Yohanes Suginotonugroho (Photo Credit: Kumparan.com)

Negara kita dianugerahi sumber daya alam dan pertanian yang melimpah oleh Tuhan. Namun, kenyataannya masih banyak petani yang kesulitan mendapatkan informasi mengenai pinjaman modal untuk mengembangkan usaha pertanian mereka. Ini memang menjadi masalah baru dan menjadi keprihatinan dari Muhammad Risyad dan Yohanes Suginotonugroho.

Pada tahun 2016, keduan mendirikan Crowde. Tujuannya tak lain memudahkan akses bagi para petani mendapatkan pinjaman modal. Manfaatnya pun bisa dirasakan oleh banyak orang, khususnya petani. Keduanya pun mendapatkan tempat di majalah Forbes dalam kategori Social Entrepreneurs.

Jeff Hendrata — Andrew Tanner Setiawan

Iklan Karta dalam Sepeda Motor (Photo Credit: Indonesia Tatler)

Meskipun saat ini banyak masyarakat mengiklankan produk atau brand melalui ranah digital, namun masih ada yang beranggapan jika periklanan konvensional tetap menguntungkan. Peluang inilah yang dilihat oleh dua pemuda yakni Jeff Hendrata dan Andrew Tanner Setiawan.

Mereka mendirikan perusahaan periklanan di sepeda motor dengan nama Karta. Di sini, pemilik motor mendapatkan fee atas iklan yang telah dipasangnya. Berkat model bisnisnya ini Karta punya banyak pelanggan. Khususnya brand-brand besar. Keduanya pun bersanding dengan pemuda Indonesia lainnya yang sukses di majalah Forbes untuk kategori Media, Marketing, and Advertising.

Fransiska Hadiwidjana

Fransiska Hadiwidjana (Photo Credit: Indonesia Tatler)

Barang bekas yang ada di rumah, terkadang sayang bila tidak dimanfaatkan dengan baik. Sebenarnya, kamu pun bisa menjualnya. Melihat pandangan seperti itulah, Fransiska Hadiwidjana mendirikan Prelo. Yakni sebuah situs yang mengkhususkan diri menjual barang-barang bekas maupun menyewakannya.

Fransiskan juga tercatat mendirikan AugMi Labs. Startup yang didirikannya itu pun keluar sebagai pemenang di SiliconValley untuk kategori bidang biomedical. Bersamaan dengan hal tersebut, dirinya juga masuk kategori Retail and Commerce di majalah Forbes.

Talita Setyadi

Talita Setyadi (Photo Credit: Intip Seleb)

Belajar di luar negeri bukan berarti melupakan negeri sendiri. Itulah yang menjadi prinsip Talita Setyadi yang pernah mengenyam ilmu di Paris, Perancis. Wanita ini juga pernah menjadi seorang chef dengan prestasi gemilang. Di tahun 2013 silam, dia mendirikan BEAU Bakery.

Bisnis kuliner ini pada awalnya terlihat berat sebab, memiliki saingan yang tak sedikit. Namun, berbekal kerja keras akhirnya pastri buatannya pun masuk ke berbagai kafe, hotel, hingga restoran ternama di bilangan Jakarta.

Selain itu, Talita juga berusaha untuk bagaimana meningkatkan taraf hidup orang lain. Yakni dengan memberikan pendidikan di bidang kuliner kepada para kokinya. Di mana koki tersebut umumnya adalah staf kebersihan maupun pegawai biasa di tempatnya. Namanya pun sempat bertengger dalam majalah Forbes di kategori Arts.

Dian Pelangi

Dian Pelangi (Photo Credit: Okezone.com)

Dalam dunia fashion, pemudi Indonesia juga berhasil menorehkan prestasinya saat berusia di bawah 30 tahun. Dia adalah Dian Pelangi yang sudah menggeluti usaha fashionnya sejak dirinya berusia 27 tahun. Terutama dalam tren mode busana muslim bagi wanita.

Karya-karya yang dibuatnya pun selalu mendapat apresiasi terbaik oleh masyarakat. Dirinya juga jeli dalam melihat pangsa pasar, sehingga bisnisnya dapat berjalan dengan baik. Tak heran jika nama Dian Pelangi masuk dalam jajaran pengusaha muda inspiratif yang sukses versi majalah Forbes pada kategori Arts.

Bagaimana, sangat menginspirasi bukan? Kamu juga bisa seperti mereka asal dibarengi dengan niat yang tulus, bekerja keras, jeli memanfaatkan peluang, hingga berguna bagi orang lain.

Selamat Hari Sumpah Pemuda.

--

--