Inovasi Kesehatan

Pandemi Meningkatkan Penggunaan Aplikasi Telemedis

Ketika masyarakat menjadi lebih menyadari pentingnya kesehatan dari rumah

Photo by National Cancer Institute on Unsplash

Situasi pandemi virus corona yang hampir menghabiskan tahun 2020 dalam suasana kelam membuat banyak hal perlahan mulai berubah.

Hal yang paling kentara adalah tentang peradaban manusia yang dituntut semakin adaptif dengan interaksi sosial yang harus dibatasi. Sehingga banyak hal yang dahulu bisa dilakukan dengan tatap muka, kini harus menggunakan aplikasi agar tidak terjadi tatap muka secara langsung. Salah satunya adalah pelayanan kesehatan.

Pelayanan kesehatan merupakan sendi peradaban manusia modern yang mendapatkan dampak paling dahsyat dari pagebluk COVID-19. Akibat wabah ini fasilitas kesehatan menjadi sangat waspada terhadap siapapun yang berlalu-lalang. Tidak hanya para tenaga medis seperti dokter ataupun perawat tetapi juga para staf dan juga pasien.

Seluruh pihak yang berkaitan dengan fasilitas kesehatan kini harus benar-benar bisa menjaga diri dengan melakukan protokol-protokol kesehatan. Padahal, dengan protokol kesehatan interaksi antara pasien dengan tenaga medis menjadi berubah. Jika sebelumnya pasien bisa berbincang atau berinteraksi langsung, kini pasien berjarak jarak akibat tenaga medis yang mengenakan pakaian pelindung.

Penggunaan pakaian pelindung agaknya pun belum cukup, inovasi terkait dengan penggunaan teknologi digital di fasilitas kesehatan pun berlomba-lomba dikembangkan. Tujuannya tentu adalah sebagai solusi atas kebutuhan interaksi antara pasien dengan tenaga kesehatan secara berjarak.

Jarak antara pasien dengan tenaga medis ini beralasan karena dalam situasi wabah, penyebaran virus dapat terjadi dengan cara yang tidak bisa diduga. Itu sebabnya penggunaan fasilitas medis berjarak atau telemedis merupakan sebuah kebutuhan yang mutlak tersedia saat ini.

Sebelum saya membahas lebih dalam tentang keunggulan teknologi telemedis, saya akan jelaskan mengapa teknologi telemedis menjadi sesuatu yang hype saat ini.

Penyebab meningkatnya penggunaan telemedis di masa pandemi tidak lain adalah karena kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan menjadi semakin tinggi. Masyarakat menjadi rela untuk mengeluarkan uang pribadinya untuk menjaga kesehatan.

Menjaga diri di masa pandemi ibarat menjadi sebuah kebutuhan yang bisa dijawab melalui penggunaan aplikasi. Meski memang telemedis disebut-sebut tidak bisa menggantikan pelayanan medis secara penuh.

Sejatinya, penerapan telemedis sudah dikampanyekan sejak lama oleh organisasi kesehatan dunia, WHO. Sejak tahun 2010, WHO menyebut telemedis dengan sebutan eHealth. Berdasarkan laporan yang diterbitkan organisasi tersebut, bahwa negara-negara anggota PBB sudah saatnya untuk menerapkan teknologi medis.

Menurut WHO teknologi telemedis akan bisa memberikan banyak solusi pada masalah kesehatan di masyarakat. Teknologi ini juga banyak memberikan manfaat bagi fasilitas kesehatan dan tenaga medis.

Beberapa manfaat teknologi telemedis bagi fasilitas kesehatan dan tenaga medis adalah kira-kira sebagai berikut:

1. Dapat menjadi salah satu sarana diagnosa awal yang cepat ditangani

2. Telemedis dapat menjadi dukungan layanan kesehatan

3. Teknologi layanan medis berjarak juga bisa membuka akses kesehatan pada wilayah yang tidak terjangkau layanan

4. Dan yang terakhir telemedis juga bisa memberikan keamanan tidak hanya untuk pasien tetapi juga bagi tenaga medis.

Empat hal di atas merupakan keunggulan telemedis yang membuat teknologi ini patut untuk diterapkan dalam pelayanan kesehatan modern.

Namun meski telemedis memberikan banyak manfaat dan keuntungan. Pihak tenaga kesehatan ataupun fasilitas kesehatan juga harus menyadari bahwa teknologi telemedis juga tetap memiliki kekurangan. Beberapa kekurangan tersebut antara lain

1. Interaksi dengan sentuhan antar manusia berbeda dengan interaksi melalui medium gawai.

2. Untuk menerapkan telemedis perlu infrastruktur yang mumpuni tidak hanya internet tetapi juga komputer atau ponsel pintar

3. Tidak semua teknologi mudah untuk digunakan semua orang, ada kalanya pasien dan tenaga medis tidak akrab dengan teknologi digital.

Kekurangan-kekurangan ini sebenarnya bisa diselesaikan bila para pihak berkepentingan seperti tenaga kesehatan maupun fasilitas kesehatan mau untuk berkembang dan terus berinovasi. Sebab jika kualitas pelayanan kesehatan di Indonesia tidak berkembang dan semakin baik maka tidak heran jika banyak masyarakat yang rela untuk terbang ke luar negeri untuk mendapatkan layanan kesehatan yang lebih baik. Hal ini terungkat berdasarkan laporan Pricewater Consulting (PwC) pada tahun 2016 menyebutkan bahwa masih banyak masyarakat yang rela untuk terbang ke luar negeri untuk mendapatkan layanan kesehatan yang memadai.

Menariknya, di masa pandemi bepergian ke luar negeri untuk mendapatkan layanan medis menjadi pilihan yang tidak realistis. Selain pembatasan mobilitas masyarakat dan juga ketatnya pemeriksaan di setiap perbatasan negara membuat tren yang terjadi di tahun 2016 mengalami penurunan. Alternatifnya tentu saja adalah dengan penerapan telemedis.

Tidak heran jika kemudian seperti diberitakan oleh Katadata, bahwa ternyata aplikasi-aplikasi kesehatan mengalami peningkatan penggunaan yang tajam di masa pagebluk ini. Apa saja aplikasi-aplikasi yang dimaksud? Di bawah ini saya sebutkan beberapa Brand yang cukup populer menyediakan layanan aplikasi telemedis.

Alodokter

Merupakan salah satu pelopor platform kesehatan di Indonesia. Platform Alodokter sudah diluncurkan sejak tahun 2014 dan saat ini telah dikunjungi oleh rata-rata 18 juta pengunjung setiap bulan.

Platform ini menyediakan berbagai informasi terkait dengan kesehatan termasuk pula pembahasan tentang virus corona. Selain itu juga disediakan fasilitas konsultasi antara pasien dengan dokter. Konsultasi dilakukan secara daring dan akan dijawab oleh tim dokter yang telah terverifikasi. Seluruh fasilitas kesehatan yang disediakan oleh Alodokter ini tersedia melalui website maupun aplikasi smartphone.

Tangkapan layar lalu lintas Alodokter.com (dok. pribadi)

Bila diperhatikan, dari lalu lintasnya, penggunaan relatif Alodokter terus meningkat di masa pandemi virus corona. Berbeda dari apa yang disampaikan di situsnya, saya menemukan ternyata pengunjung Alodokter telah mencapai angka rata-rata 25 juta per bulan.

Halodoc

Platform Halodoc adalah penyedia jasa kesehatan dengan model bisnis yang sedikit berbeda dibandingkan dengan pesaing-pesaingnya. Platform ini tidak hanya menyediakan informasi seputar kesehatan dan juga konsultasi dokter, Halodoc juga menyediakan layanan antar obat yang dibutuhkan pasien.

Tangkapan layar lalu lintas Halodoc.com (dok. pribadi)

Pasien hanya membutuhkan aplikasi untuk melakukan pemesanan obat yang akan diantar oleh Gojek dari apotek terdekat. Aplikasi ini banyak membantu para pasien yang sering kali tidak memiliki perawat yang mendampingi sehingga mereka bisa membeli obat tanpa perlu bepergian.

Melihat grafik tren lalu lintas Halodoc, ternyata situsnya juga mengalami peningkatan meski sempat menurun. Hal ini senada dengan apa yang dialami oleh Alodokter.

Klikdokter

Situs seputar dunia kesehatan yang satu ini sudah ada bersirkulasi di jagad maya Indonesia sejak tahun 2008. Sama seperti dua aplikasi sebelumnya, Klikdokter juga menyediakan fasilitas tanya dokter untuk para pasien berkonsultasi kesehatan dengan para tenaga medis terverifikasi. Selain itu juga ada fasilitas untuk membuat janji dengan tenaga medis di Rumah Sakit yang telah bekerja sama.

Tangkapan layar lalu lintas klikdokter.com (dok. pribadi)

Sebagai situs yang sudah cukup senior, Klikdokter ternyata belum terlalu banyak mendapat sorotan. Karena berdasarkan data yang saya dapat, situs ini baru mencapai rata-rata 5 juta kunjungan dalam satu bulan. Meski begitu, terlihat tren pengunjung Klikdokter terus meningkat di masa pandemi.

Tiga aplikasi di atas adalah contoh bagaimana situasi pandemi mengakibatkan peningkatan penggunaan telemedis di Indonesia. Hal ini ternyata senada dengan laporan yang dilansir oleh App Annie yang menjelaskan bahwa ternyata aplikasi kesehatan seperti aplikasi kebugaran untuk aktifitas di rumah penggunaannya meningkat.

Peningkatan yang terjadi pada aplikasi-aplikasi kesehatan ini menandakan bahwa pandemi virus corona telah mengubah kebiasaan masyarakat. Masyarakat menjadi lebih perhatian pada kualitas kesehatan dan juga memperhatikan bagaimana interaksinya dengan para tenaga medis.

Tentu saja hal ini seharusnya menjadi momentum terjadinya penerapan telemedis secara luas di Indonesia. Sebagaimana telah saya jelaskan di atas bahwa ada banyak sekali manfaat yang bisa didapatkan dari penerapan telemedis oleh fasilitas kesehatan.

Tetapi untuk bisa mewujudkan penerapan telemedis yang meluas di Tanah Air para pengembang dan setiap pihak harus terlibat untuk menyelesaikan kendala-kendala yang dihadapi oleh telemedis.

Semoga kualitas pelayanan kesehatan di Indonesia bisa semakin baik dan berkualitas berkat penerapan telemedis yang lebih efektif dan bermanfaat.

--

--

Bagus Ramadhan
TEKNOIA — Inspirasimu untuk Berinovasi dan Bertumbuh

Produsen konten berpengalaman 8+ tahun. Telah memimpin projek konten untuk 5+ Brand teknologi & menghasilkan 1 juta lebih traffic. Hubungi bagusdr@teknoia.com.