Data & Statistik

Perilaku Belanja Online Konsumen Muslim Bulan Ramadan 2020

Mulai dari aplikasi terpopuler, produk yang dibeli hingga, waktu transaksi.

Photo by Rob Hampson on Unsplash

Konsumen belanja online di Indonesia memang terbukti cukup unik. Berdasarkan laporan terbaru, disimpulkan bahwa jual beli online saat Ramadan cukup masif dilakukan oleh konsumen Indonesia.

Sebelum memasuki bulan Ramadan yang lalu saya sempat membagikan rekomendasi Think With Google terkait dengan konten apa yang cocok untuk konsumen Indonesia di bulan puasa Ramadan.

Di laporan Google tersebut diungkap bahwa perilaku jual beli online memang cenderung meningkat. Sayangnya, Google tidak memperlihatkan data yang cukup spesifik terkait fakta tersebut.

Nah, saya cukup beruntung untuk bisa mendapatkan laporan dari iPrice tentang perilaku belanja online konsumen Indonesia selama Ramadan 1441 Hijriah kemarin.

Dari laporan iPrice ini terlihat bagaimana konsumen Indonesia menggunakan aplikasi, barang yang dibeli, juga tingkat pengeluaran yang dilakukan saat berbelanja online dan beberapa data perilaku menarik lainnya.

Saya akan jabarkan satu persatu hasil survey yang dilakukan iPrice hasil bekerja sama dengan Jakpat tentang Perilaku Berbelanja Online di Indonesia Saat Ramadan 2020.

1. Aplikasi paling populer saat Ramadan 2020

Berbelanja online di Indonesia memang sangat didominasi oleh aplikasi-aplikasi daring. Jadi tidak perlu heran jika mayoritas jual beli online terjadi melalui aplikasi.

Nah, selama Ramadan tahun 2020, Shopee menempati peringkat pertama sebagai aplikasi paling populer digunakan untuk belanja. Setelah Shopee ditempati oleh Tokopedia, kemudian Lazada dan Bukalapak.

Hal yang cukup menarik dari Shopee adalah, aplikasi ini memiliki fitur live video yang banyak digunakan sebagai hiburan bagi para pebelanja Ramadan.

Saat puasa, umat Islam banyak mengurangi aktifitas dan lebih banyak rebahan. Belanja atau setidaknya melihat orang berjualan bisa jadi adalah hiburan.

Rasanya ini konsisten dengan data Google yang memperlihatkan kalau konsumen Indonesia cenderung tidak mau keluar effort lebih banyak selama masa puasa. Jadi belanja sambil dapat hiburan jadi kombinasi yang cukup efektif.

2. Produk fesyen jadi produk paling banyak dibeli

Sebagaimana tren jelang lebaran usai Ramadan, produk pakaian menjadi produk yang paling banyak dibeli. Rupanya meski konsumen Indonesia tidak banyak bersilaturahim, kondisi karantina masih belum menyurutkan keinginan untuk membeli baju baru. Mungkin untuk tampil kece saat foto dan silaturahim online.

Setelah produk fesyen, juga diikuti oleh produk elektronik. Pembelian produk elektfonik yang tinggi juga bukan fenomena yang baru karena elektronik juga merupakan salah satu produk yang paling sering dibeli lewat aplikasi belanja online.

Bahkan data iPrice di bulan Maret di awal masa COVID-19 menunjukkan kalau pecarian produk webcam melonjak tinggi karena kebutuhan komunikasi melalui video untuk berbagai keperluan seperti bekerja, belajar dan silaturahim.

3. Pengeluaran belanja cenderung menengah

Hasil survey iPrice memperlihatkan bahwa mayoritas konsumen (45%) yang berbelanja online mengeluarkan biaya yang cukup menengah yakni dalam rentang Rp500.000 hingga Rp1.999.999.

Selanjutnya diikuti oleh 43% responden yang mengeluarkan biaya rendah dalam rentang Rp499.999 saat berbelanja untuk kebutuhan selama Ramadan dan lebaran 2020.

Tapi sangat sedikit responden (2%) yang mengeluarkan uang untuk belanja sebesar lebih dari Rp5.000.000.

4. Waktu belanja online dilakukan saat istirahat

Hal menarik lain dari fakta survey ini adalah dari data tentang waktu berbelanja. Mayoritas responden menjelaskan bahwa mereka banyak melakukan pembelian di saat siang hari. Sebagaimana saya jelaskan sebelumnya, siang hari adalah waktu istirahat santai yang kerap digunakan untuk membunuh kepenatan selama berpuasa.

Waktu belanja lain yang juga banyak dilakukan adalah saat malam hari. Sama seperti waktu siang, waktu malam adalah masa-masa istirahat. Konsumen cenderung ingin mencari hiburan dan mengisi waktu sebelum akhirnya terlelap untuk tidur.

Di waktu-waktu seperti ini tentu brand harus bisa memberikan konten yang tepat agar konsumen tertarik dan akhirnya mau untuk melakukan pembelian.

5. Metode pembayaran masih didominasi transfer bank

Terakhir adalah tentang perilaku pembayaran yang ternyata masih didominasi oleh metode transfer bank yakni sebesar 30% dari responden pakai transfer bank. Ini artinya konsumen belanja online di Indonesia selama bulan Ramadan mayoritas masih belum banyak mengetahui tentang metode pembayaran elektronik seperti eWallet.

Meski metode transfer bank masih mendominasi, iPrice ternyata melihat adanya kenaikan tingkat penggunaan metode pembayaran eWallet. Jumlah responden yang sudah menggunakan metode pembayaran elektronik mencapai 26% responden.

Data ini tentu saja menarik karena pada Februari yang lalu juga sempat membahas data dari Ipsos yang menjelaskan bahwa penggunaan eWallet semakin populer di Indonesia. Bisa jadi jumlah pembayaran yang dilakukan menggunakan metode ini semakin meningkat di masa-masa mendatang, apalagi jika pertukaran uang fisik terbukti bisa berperan dalam penyebaran COVID-19.

Lima fakta hasil suvey iPrice di atas setidaknya cukup menggambarkan bagaimana perilaku belanja online konsumen Indonesia selama bulan Ramadan tahun ini. Meski belum jelas apakah data tersebut merupakan hasil perubahan perilaku akibat COVID-19 atau tidak, yang jelas perilaku konsumen belanja online di Indonesia semakin lama semakin meningkat.

Krisis COVID-19 bisa jadi menjadi momentum yang semakin membuat aplikasi-aplikasi online mendapat perhatian untuk bisa memberikan solusi belanja yang lebih baik saat masyarakat banyak berada di rumah melakukan karantina.

Lalu apakah perilaku yang sama akan terjadi di Ramadan tahun 2021? Apakah tahun depan Shopee bisa menjadi platform potensial untuk jualan selama Ramadan? Tentu saya tidak bisa memprediksinya.

Tapi sebagai marketer yang bisa saya lakukan dan saya sarankan untuk brand adalah bisa menggunakan data ini sebagai referensi perencanaan konten.

Dengan merencanakan konten yang tepat menjelang Ramadan, brand akan bisa berinteraksi dan mengambil perhatian konsumen dengan lebih efektif. Proses transaksi tentu saja dapat dilakukan diberbagai platform, aplikasi belanja online hanyalah salah satu platform yang bisa dimanfaatkan.

Jadi brand harus mulai mempertimbangkan memilih platform yang tepat jauh-jauh hari.

Kira-kira itu pemaparan saya untuk artikel kali ini. Terima kasih, semoga bermanfaat. Sampai jumpa di artikel selanjutnya.

*Terkait dengan survey yang dilakukan oleh iPrice dan Jakpat ini melibatkan 1000 responden beragama Islam di seluruh Indonesia. Setiap responden mendapatkan 9 pertanyaan yang dijawab secara daring.

--

--

Bagus Ramadhan
TEKNOIA — Inspirasimu untuk Berinovasi dan Bertumbuh

Produsen konten berpengalaman 8+ tahun. Telah memimpin projek konten untuk 5+ Brand teknologi & menghasilkan 1 juta lebih traffic. Hubungi bagusdr@teknoia.com.