SONY Bravia OLED, Pilihan Mewah Bagi Pecinta Film dan Games

SONY Bravia OLED TV (Gambar: SONY)

Dunia entertainment terus menerus mendapatkan invoasi teknologi. Tidak hanya dalam proses produksi kontennya tetapi juga dalam hal presentasinya. Sebab tanpa teknologi presentasi yang baik sebuah karya entertainment seperti games ataupun film, penonton bisa jadia akan merasa tidak puas dengan hasilnya.

Itu sebabnya SONY, sebagai perusahaan teknologi terkemuka dunia awal tahun ini mengumumkan televisi flagship SONY Bravia OLED di ajang CES 2017. Televisi terbaru yang mengusung teknologi layar OLED yang dikombinasikan dengan high dinamic range (HDR) processing dan sound accoustic surface. Televisi terbaru bagi para pecinta ketajaman warna.

Setelah kurang lebih 9 bulan, SONY Bravia OLED pun akhirnya masuk ke pasar Indonesia. Dalam perkenalannya kemarin (16/9) di Surabaya, SONY Indonesia mengungkapkan bahwa produk ini merupakan masa depan bagi home entertainment. Alasannya adalah karena SONY merasa sangat percaya diri dengan produk televisi teranyarnya ini dan mengajak para pecinta entertainment untuk merasakan dunia baru seutuhnya, Experience a Whole New World.

Pengalaman yang benar-benar baru itu suguhkan dengan teknologi layar OLED. Teknologi layar yang mampu menciptakan pencahayaan layar yang mandiri dengan detil sampai ke setiap pixel. Artinya, setiap pixel akan menghasilkan warna dan cahaya secara individual.

Dibandingkan dengan sistem LED, sistem ini memiliki keunggulan berupa ketajaman warna hitam yang benar-benar hitam. Sebab saat gambar menunjukkan warna hitam, OLED pixel akan berada dalam keadaan mati. Hasilnya adalah gambar yang benar-benar kontras dan jernih. Dan dari segi konsumsi energi, sistem ini relatif lebih hemat listrik.

Mulanya TEKNOIA mengira bahwa teknologi OLED ini adalah teknologi yang benar-benar baru diluncurkan. Namun ternyata SONY Indonesia mengungkapkan bahwa teknologi ini telah ada sejak tahun 2007 dan SONY adalah brand yang pertama kali menggunakannya untuk konsumen ritel. Dan rasanya teknologi ini telah lama digunakan di dalam industri perfileman karena memang mampu memberikan kalibrasi warna yang akurat.

Tidak cukup dengan teknologi OLED, SONY pun mengkombinasikannya dengan teknologi image processing HDR yang selama ini hanya terdapat di gadget fotografi seperti kamera maupun smartphone. Oleh beberapa situs ulasan teknologi, penggunaan image processing HDR ini diperkirakan akan menjadi tren masa depan layar televisi.

Tidak tanggung-tanggun, SONY dalam mengembangkan teknologi image processing HDR ini bahkan harus mengembangkan chip processor khusus, X1 Extreme 4K HDR.

Usaha SONY rasanya tidak sia-sia, berkat layar OLED dan image processing ini, setiap gambar yang tampil dalam SONY Bravia OLED akan tampak terang, kontras, dan merata. Artinya bagian yang telah terang akan tetap terang, sedangkan bagian yang lebih gelap akan diproses menjadi lebih cerah. Sehingga akan lebih sedikit menghasilkan gambar siluet.

Serunya lagi, televisi ini sudah mampu untuk menampilkan visual HDR 4K dan juga gambar kualitas Dolby Vision. TEKNOIA merasa bahwa dengan kemampuan ini kualitas gambar yang dihasilkan bisa jadi sama baiknya atau bahkan lebih jernih bila dibandingkan dengan bioskop. Terlebih tv ini telah dilengkapi dengan koneksi Wi-Fi sehingga jadi pilihan sempurna untuk menonton film dan video streaming lewat Youtube ataupun Netflix.

Selain itu dari segi desain, layar OLED hanya memerlukan ruang yang cukup tipis. Sehingga televisi akan mampu di desain hanya dengan ketebalan kurang dari 1 inch.

Tidak ketinggalan, SONY Bravia OLED juga merupakan televisi yang sudah 4K dengan tingkat resolusi sebesar 3860x2160. Dengan bezel yang tipis tv ini mampu memanjakan penggunanya dengan gambar yang amat luas dan detil.

Momok dari seorang editor film, fotografi ataupun desainer grafis kerap kali adalah persoalan kalibrasi warna. Khususnya warna hitam yang sering kali dalam sebuah layar masih terlihat agak keabuan dan bukan hitam. Hal ini menjadi penting sebab warna hitam adalah warna yang krusial sebab akan menentukan tingkat kontras sebuah visual.

Dalam demo perbandingan produk, SONY Bravia nyatanya mampu menunjukkan bahwa produknya memang benar-benar jernih. Seperti di gambar berikut misalnya. Produk serupa yang mengusung teknologi OLED, nyatanya belum mampu untuk menghasilkan hitam yang benar-benar hitam.

SONY Bravia OLED menampilkan warna hitam yang benar-benar hitam (Foto: Bagus DR)
Layar sebelah kiri pixel hitam terlihat keabuan (Foto: Bagus DR)

Tampak di televisi kiri layar terlihat agak keabuan sedangkan layar kanan, SONY Bravia OLED terlihat benar-benar hitam. Kami cukup terkejut ketika ternyata perbedaan tersebut juga dapat ditangkap oleh kamera DSLR 550D (mulanya kami ragu apakah kamera kami mampu untuk memperlihatkan perbedaannya).

Bandingkan tv kanan dan kiri, perhatikan gambar burung (Foto: Bagus DR)

Selain itu, dalam uji kontras, SONY Bravia OLED rupanya mampu untuk menampilkan warna yang lebih kaya. Terlihat dari uji berikut yang membandingkan antara Bravia OLED dengan produk OLED lainnya. (Layar di kiri tidak mampu untuk menampilkan gambar burung sementara Bravia OLED mampu melakukannya dengan tingkat setting gambar dan materi visual yang sama).

Belum puas dengan hanya memberikan kualitas gambar yang prima, SONY Bravia OLED juga memberikan kualitas sistem suara yang unik. Yakni dengan mengusung teknologi accoustic surface yang membuat produk ini mampu untuk menghasilkan suara yang semirip mungkin dengan situasi pada gambar. Misalnya saat suara berasal dari sisi kiri layar, maka suara akan aktif dari kiri. Rahasia dari kemampuan ini adalah sistem speaker yang menggetarkan layar sehingga seakan-akan suara muncul dari layar.

SONY Indonesia menjelaskan bahwa sistem ini adalah sistem yang sangat berbeda bila dibandingkan dengan televisi konvensional yang menempatkan sistem suaranya di luar dari ‘tubuh’ televisi. Akibatnya suara hanya berasal dari satu sumber saja sehingga tidak mampu untuk menghasilkan kualitas suara layaknya sebuah bioskop. Selain itu, sistem ini memberikan ruang bagi desain SONY Bravia OLED untuk tidak ‘terkotori’ dengan tampilan sound system. Desainnya menjadi sangat simpel namun tetap elegan dan mewah.

Namun sayang, sistem ini rasanya akan terbuang sia-sia bila SONY menyasar pasar pecinta film dan gaming. Sebab movie anthusiast dan gamer pada umumnya lebih menggunakan sistem suara eksternal ataupun headset. Pun subwoofer yang dipasang di panel belakang tidak akan berfungsi banyak apabila tv ini ditempelkan di dinding.

Kombinasi antara layar OLED, HDR image processing dan accoustic surface membuat SONY Bravia OLED menjadi produk yang unggul. Tidak heran bila kemudian produk ini mendapatkan penghargaan Reddot Award 2017 dengan predikat best of the best. Salah satu penghargaan desain paling prestise di dunia dari Jerman.

Desain panel belakang yang simpel dan masih mengakomodir kabel antena (Foto: Bagus DR)

Televisi ini diharapkan untuk bisa memikat para pecinta film dan games yang ingin mendapatkan pengalaman premium. Bagi kawan yang jatuh cinta dengan televisi yang memiliki 8 juta pixel ini, SONY Indonesia memasarkan SONY Bravia OLED A1 yang berukuran 65 inch dengan kisaran harga Rp 60.000.000. Sementara untuk ukuran 55 inch dibanderol berkisar Rp 40.000.000.

Keduanya telah dilengkapi dengan Androidtv berbasis Android Nougat 7.0, Wi-Fi 802, bluteooth 4.1, 4 koneksi HDMI HDCP 2.2, dan 3 USB connector. Spesifikasi lebih lengkap bisa kunjungi situs resmi SONY Indonesia.

Kami merasa bahwa televisi ini memang memberikan pengalaman yang baru dalam menikmati entertainment. Untuk kawan yang ingin memiliki tv ini, pertimbangkan baik-baik kebutuhan. Sebab dengan kemampuan menampilkan warna true black sejatinya layar ini cocok untuk keperluan grafis maupun editing. Namun ukurannya yang sangat besar hanya membuatnya cocok digunakan untuk menonton film dan gaming.

--

--

Bagus Ramadhan
TEKNOIA — Inspirasimu untuk Berinovasi dan Bertumbuh

Content Performer with over 7 years experience, I've led content teams for 10+ tech brands, achieving 500,000+ traffic. Reach me at bagusdr@teknoia.com.