Teknologi Deteksi Anemia Hanya Menggunakan Foto Kuku

Era teknologi ponsel pintar mendorong berbagai kemudahan terjadi di banyak bidang. Seperti dalam bidang kesehatan yang saat ini telah memberikan pengguna kemampuan untuk mendeteksi kesehatannya sendiri. Salah satunya adalah mendeteksi keadaan seseorang apakah mengalami Anemia atau tidak hanya dengan foto jari kuku.

Sebuah inovasi tercipta dari karya para perekayasa biomedis yang berhasil mengembangkan aplikasi pendeteksi anemia tanpa harus mengeluarkan darah. Caranya adalah dengan menggunakan foto jari kuku dari orang yang menguji kondisi kandungan hemoglobin dalam darah. Lewat foto ini kemudian aplikasi akan mampu menganalisis secara otomasi status dari pasien.

Dikutip dari Georgia Tech, para peneliti tersebut mempublikasikan inovasinya dalam Nature Communications. “Semua alat deteksi anemia lainnya selama ini membutuhkan alat tambahan, dan harus memilih apakah invasif, biaya dan keakuratan,” kata kepala peneliti, Wilbur Lam. Seorang insinyur biologi khusus untuk ilmu hematologi kinis di Aflac Cancer and Blood Disorders Center of Children’s Healthcare of Atlanta.

“Aplikasi ini akan bisa melihat tingkat hemoglobin tanpa harus mengambil darah,” tambah Wilbur.

Namun aplikasi ini tentu saja bukan digunakan untuk diagnosa klinis namun hanya untuk pengawasan.

Inovasi deteksi anemia ini merupakan hasil pengalaman dari Rob Mannino yang terinspirasi dari kasusnya pribadi. Ia merupakan seorang pengidap beta-thalassemia yang membutuhkan transfusi darah secara rutin.

“Dokter saya akan menguji tingkat hemoglobin saya, namun proses ini membuat saya enggan untuk ke rumah sakit ketika hasilnya telah keluar. Sekarang, dokter saya hanya memberikan estimasi kapan saya memerlukan transfusi berdasarkan tren tingkat hemoglobin saya,”

“Projek inovasi ini tidak akan bisa terjadi tanpa Rob,” kata Lam.

Selama pengembangan projek, Rob mengambil foto dirinya sendiri setiap sebelum dan sesudah transfusi darah. Perubahan tingkat hemoglobin Rob kemudian diawasi dan direkam menggunakan teknologi.

Inovasi ini diklaim akan bermanfaat untuk para pasien yang mengalami anemia kronis. Lewat aplikasi ini mereka akan bisa mengawasi kondisi dirinya dan mengetahui apakah mereka sudah saatnya membutuhkan transfusi atau melakukan terapi. Hal ini akan mengurangi efek samping atau komplikasi akibat keterlambatan transfusi atau transfusi terlalu awal.

Aplikasi ini juga dapat digunakan untuk siapapun terutama orang-orang yang beresiko mengalami anemia seperti perempuan hamil atau perempuan dengan pendarahan menstruasi. Aplikasinya yang sederhana juga sangat berguna untuk negara-negara berkembang.

Cara kerja Anemia App (Foto: Georgia Tech)

Semakin Pintar

Karya Lam dan Mannino ini memang masih jauh dari standar diagnosa klinis yang harus mencapai tingkat akurasi ketat. Namun keduanya percaya dengan penelitian yang lebih lanjut, mereka akan bisa mencapai tingkat akurasi tinggi yang akan mampu menggantikan tes anemia berbasis darah.

Sementara saat ini, aplikasi ini mampu membaca tingkat keakuratan hingga 2,4 gram/desilitier dengan sesitifitas hingga 97 persen. Kemudian dengan personalisasi kalibrasi personalisasi yang diujikan pada empat pasien dalam beberapa minggu tingkat akurasinya meningkat sebesar 0,92 gram/desiliter, tingkat akurasi yang sama dengan tes uji kadar hemoglobin berbasis darah. Angka normalnya adalah sekitar 13,5–17,5 gram/desiliter untuk pria dan 12–15.5 gram/desiliter untuk perempuan.

Aplikasi ini yang hanya menggunakan permukaan kuku yang tidak mengandun melanin membuatnya menjadi tes yang valid untuk berbagi jenis kulit. Akurasinya konsisten untuk kulit berwarna gelap atau terang. Kemampuan ini berkat metadata gambar yang mampu mengoreksi kecerahan latar belakangnya. Sehingga dapat digunakan untuk ponsel apapun dari produsen manapun.

“Algoritmanya akan semakin pintar setiap kali ada pasien yang terilbat,” tambah Lam.

Paten aplikasi ini telah diajukan dan anenmia ini diperkirakan akan tersedia secara komersial pada musim semi tahun 2019 ini.

--

--

Bagus Ramadhan
TEKNOIA — Inspirasimu untuk Berinovasi dan Bertumbuh

Content Performer with over 7 years experience, I've led content teams for 10+ tech brands, achieving 500,000+ traffic. Reach me at bagusdr@teknoia.com.