Wow, Membran Ini Diklaim Mampu Ubah Seluruh Air Laut Menjadi Air Tawar

(Foto: Ivan Bajic/Getty Images)

Krisis air merupakan salah satu isu penting yang harus dihadapi umat manusia ketika kondisi perubahan iklim semakin memburuk. Saat permukaan laut semakin tinggi daratan akan semakin sedikit dan tentu saja jumlah air bersih akan semakin berkurang. Oleh karena itu para ilmuwan mulai mencari cara bagaimana mendapatkan air bersih langsung dari persediaan air terbesar di bumi, laut.

Sebagaimana diberitakan oleh ScienceAlert, para peneliti dari University of Manchester di Inggris Raya telah mencapai keberhasilan penting dalam menemukan cara untuk melakukan desalinasi air laut menjadi air tawar. Para yang dipimpin oleh Rahul Nair tersebut berhasil menemukan inovasi berupa membran yang terbuat dari grafenaoksida yang mampu menyaring garam dari air laut.

Meskipun saat ini, teknik yang ditemukan tersebut masih terbatas dalam skala laboratorium. Namun hal ini menunjukkan bahwa ada harapan untuk suatu saat kita akan bisa secara langsung meminum sumber air yang berlimpah di lautan menjadi air yang layak untuk dikonsumsi.

Hasil penemuan inovasi ini menunjukkan bahwa grafena mampu secara efisien menyaring garam, dan tahap berikutnya adalah dengan mengujinya dengan membran desalinasi.

“Mewujudkan membran yang mampu membentuk pori-pori dalam ukuran atom adalah sebuah langkah maju dan akan membuka kemungkinan-kemungkinan baru untuk mengembangkan efisiensi dari teknologi desalinasi,” jelas Rahul.

Rahul menyebutkan bahwa timnya juga telah mendemonstrasikan cara yang realistis untuk mengembangkan teknologi ini dalam skala yang lebih besar.

Membran berbasis grafenaoksida telah lama dianggap sebagai bahan yang menjanjikan untuk teknologi desalinasi dan filtrasi. Namun meskipun tim Rahul telah mengembangkan membran yang mampu menyaring partikel-partikel dari air, menyaring garam membutuhkan saringan yang lebih kecil yang para ilmuwan masih kesulitan untuk membuatnya.

Membran grafenaoksida (Foto: Home of Graphene/youtube.com)

Salah satu masalah utamanya adalah, membran berbasis grapheneoksida memiliki sifat menyerap air, kemudian mengembang, sehingga membuat garam mampu melewati pori-pori.

Masalah ini kemudian diselesaikan oleh para peneliti dari Manchester dengan membuat semacam dinding yang terbuat dari resin epoksi pada kedua sisi membran grapheneoksida. Cara ini dinilai ampuh mencegah pori-pori mengembang. Sehingga mampu menyaring garam dari air laut.

Nair menjelaskan bahwa molekul air mampu melewati pori-pori ini dengan mudah namun tidak dengan sodium klorida. Saat garam larut dalam air, garam akan membentuk semacam perisai yang terbuat dari molekul air.

“Ukuran perisai air disekitar garam lebih besar daripada pori-pori sehingga garam tidak akan mampu lewat,” ujarnya pada BBC.

Grafenaoksida dianggap sebagai bahan yang relatif mudah untuk diproduksi dan murah. Sehingga teknologi desalinasi diprediksi akan semakin terjangkau dan mudah dibuat.

Sampai saat ini sudah terdapat banyak pabrik-pabrik desalinasi air di seluruh dunia yang menggunakan membran polimer untuk menyaring garam, namun prosesnya masih tidak efisien dan mahal. Oleh karena itu menemukan cara yang cepat, murah dan mudah adalah tujuan utama para peneliti.

Krisis air bersih merupakan isu yang penting untuk ditanggulangi di masa mendatang. Pada tahun 2025 diprediksi 14% populasi dunia akan mengalami krisis air bersih. Di saat jumlah air tawar akan semakin berkurang, perubahan iklim mengakibatkan jumlah air laut semakin banyak. Inilah yang menjadi sumber air bersih di masa mendatang.

Tantangan selanjutnya dari penemuan ini adalah mengetahui seberapa awet teknologinya saat digunakan dalam waktu lama dan harus seberapa sering untuk mengganti. Semoga teknologi ini dapat dengan segera diterapkan di berbagai negara di dunia.

--

--

Bagus Ramadhan
TEKNOIA — Inspirasimu untuk Berinovasi dan Bertumbuh

Content Performer with over 7 years experience, I've led content teams for 10+ tech brands, achieving 500,000+ traffic. Reach me at bagusdr@teknoia.com.