Tek Analogi #8 — Non-Fungible Token (NFT)
“NFT’s are digital birth certificates” — Dane Scarborough (Inventor / Product Developer)
Halo pembaca 👋 Selamat datang di seri Teknologi Analogi jilid delapan. Teknologi Analogi merupakan seri publikasi yang membahas teknologi dengan menggunakan analogi. Kamu bisa baca seri-seri sebelumnya di:
NFT adalah salah satu topik yang hangat sedang dibicarakan akhir-akhir ini. Semua berawal dari mas Ghozali yang katanya menjadi milyader karena berhasil menjual sekumpulan NFT berupa foto dirinya yang diambil setiap hari sejak tahun 2017. Namun, apa sih sebetulnya NFT itu?
1. Menjual Lukisan
Bayangkan kamu adalah seorang pelukis yang ingin menjual lukisan. Kamu berinisiatif untuk menjualnya di platform internet, entah itu di e-commerce atau di sosial media. Namun karna harga lukisanmu yang bernilai fantastis dan kebetulan kamu adalah seorang pelukis terkenal, banyak pihak-pihak jahat yang ingin mencari keuntungan dengan memanfaatkan peluang. Mereka mulai mengaku bahwa mereka juga menjual lukisan yang sama. Sebetulnya mereka tidak punya, mereka hanya mengaku saja. Atau ada juga yang membuat duplikat atas lukisanmu dan mulai menjualnya dengan harga yang lebih murah. Dengan kondisi demikian, bagaimana caranya pembeli bisa membedakan mana lukisanmu yang asli? 🤔
Untuk menghindari hal tersebut, kamu memutuskan untuk membuat sertifikat yang menunjukan keaslian lukisanmu. Sehingga pihak yang betul-betul ingin membeli lukisan yang asli, harus mencari penjual yang memegang sertifikat kepemilikan lukisan yang asli. NFT adalah sertifikat yang digunakan untuk produk digital.
2. Sertifikat Digital
Pada era digital ini, banyak produk kreatif yang bermunculan di Internet mulai dari seni rupa, games, musik, sampai barang koleksi. Namun karena mudahnya terjadi reproduksi dan distribusi produk digital di Internet, seringkali kita sulit melakukan klaim terhadap suatu produk. Pencipta kerap kali tidak mendapatkan royalti sepeser pun atas produk mereka yang tersebar di internet. NFT hadir sebagai solusi untuk mengatasi permasalahaan tersebut. Bayangkan ada sebuah sertifikat digital yang melekat dengan suatu produk digital. Sertifikat ini memiliki nilai yang tidak dapat ditukar yang biasa disebut sebagai Non-Fungible.
Non-Fungible artinya tidak dapat dipertukarkan. Beda dengan barang-barang fungible lainnya semisal uang sebagai alat tukar. Uang memiliki nilai yang bisa kamu tukar, misal kamu bisa menukar uang Rp. 10.000 dengan 2 lembar Rp. 5.000 atau 5 lembar Rp. 2.000.
NFT yang beredar di internet memiliki bentuk yaitu sebuah token.
3. Token
Apa sih itu token? Token yang dimaksud dalam dunia digital adalah sebuah objek yang merepresentasikan suatu hal. Analoginya seperti sebuah KTP. Hubungan antara seseorang dengan KTP adalah one to one, yang artinya 1 KTP pasti hanya bisa merepresentasikan 1 orang saja. KTP juga memiliki sifat unik dimana tidak ada 2 KTP dengan nomor induk yang sama. Karena keunikan inilah, NFT tidak memiliki nilai yang dapat dipertukarkan satu dengan yang lainnya. Hubungan one to one dan keunikan inilah yang membuat NFT digunakan untuk merepresentasikan sertifikat untuk sebuah produk digital.
Di OpenSea, token yang mepresentasikan sebuah produk digital adalah kode hash. Kode ini unik dan hanya terikat dengan produk digital yang bersangkutan. Kode hash ini merupakan serangkaian alfanumerik yang memiliki panjang yang tetap.
Untuk menjaga keasliannya, token-token ini disimpan di sebuah rantai blok (blockchain). Kalo kamu belum paham apa itu rantai blok, yuk bisa mampir ke sini:
Rantai blok sendiri dipilih sebagai sistem untuk menyimpan NFT karena sudah teruji keamanannya, karena mampu diverifikasi secara publik. Karena itu sangatlah sulit jika seseorang ingin berbuat curang dengan mengotak-atik sebuah NFT. Alhasil untuk setiap NFT yang beredar, kita bisa yakin dan percaya dengan keasliannya.
4. Uangnya?
Nah mungkin ini yang paling ditunggu-tunggu… Salah satu yang membuat NFT booming di tahun lalu adalah uang yang dihasilkan yang katanya bisa mencapai milyaran rupiah. Lalu darimana uangnya?
a. Jualan
Ya jualan… dengan membuat sebuah produk digital, kamu bisa membuat NFT untuk produkmu kemudian menjualnya. Namun nilai untuk masing-masing produk digital juga berbeda, tergantung dari nilai nya. Misal analoginya, jika sebuah situs lelang sedang menjual 2 lukisan. Yang satu adalah Monalisa, dan yang satu oleh pelukis amatir. Mereka sama-sama lukisan, dengan cat yang sama, dengan media yang sama yaitu kanvas. Tapi harga kedua lukisan itu tentu akan jauh berbeda. Kenapa? Karna kita semua tau lukisan Monalisa yang dilukis oleh pelukis terkenal Leonardo Da Vinci.
Sama halnya dengan NFT. Semakin bernilai produk digital yang kamu jual, maka akan semakin tinggi juga potensi harga ketika kamu menjualnya. Salah satu NFT yang cukup terkenal adalah cuitan pertama CEO Twitter yang berhasil terjual sampai dengan $2.9 M.
Nah sebagai kreator atau pencipta produk, kamu juga bisa mendapat royalti. Setiap kali NFT berpindah-tangan, kamu akan mendapat royalti sebesar 10%. Potongan ini akan dikenakan pada biaya saat kamu membeli suatu NFT. Maka itu tidak heran bila para kreator yang memiliki produk dengan nilai yang tinggi bisa mendapat uang hingga milyaran rupiah.
b. Jual-Beli
Cara lain untuk menghasilkan uang dengan NFT adalah dengan kegiatan jual-beli atau biasa disebut sebagai trading. Harga sebuah NFT bisa saja berubah, harga jual bisa jadi tidak sama dengan harga pas kamu membelinya. Karena itu banyak sekali orang-orang yang berinvestasi di NFT, kemudian menjualnya pada waktu yang tepat sehingga mendapat keuntungan.
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi perubahan harga NFT. Salah satu nya adalah permintaan (demand). Semakin banyak orang yang mau menawar (bid), maka semakin tinggi pula harganya karena dianggap sangat bernilai. Keadaan kripto juga menjadi faktor yang sangat mempengaruhi dikarenakan transaksi jual-beli NFT dilakukan dengan menggunakan mata uang ini.
Berikut video dari Tech In Asia ID yang menjelaskan juga mengenai apa saja faktor yang dapat mempengaruhi harga NFT
Akhirnya
NFT atau non-fungible token adalah sebuah sertifikat digital yang tersimpan di suatu rantai blok (blockchain). NFT tidak dapat dipertukarkan secara nilai, dan memiliki sifat yang unik. Sehingga satu NFT hanya terikat untuk satu produk digital saja.
NFT dapat diperjualbelikan menggunakan mata uang kripto. Harga suatu NFT tergantung dengan beberapa faktor seperti banyaknya permintaan, nilai produk itu sendiri, dan keadaan cryptocurrencies. Untuk setiap transaksi yang terjadi di suatu NFT, sang kreator akan mendapat royalti sebesar 10% dari total penjualan.
Semoga tulisan kali ini bermanfaat. Saya berharap sekarang kamu memiliki sedikit gambaran tentang apa itu NFT.
Terima kasih sudah membaca 😃
See you in a bit 01 — Ferzos