Titik Terendah untuk Pencapaian Titik Tertinggi

Didik Tri Susanto
Teknomuslim
Published in
4 min readJan 2, 2014

Bismillaahirrohmaanirohiim

berdoa

Pernahkah kita mendapatkan masalah yang membuat kita sangat down dengan jenis seperti ini?

  1. Satu masalah yang besar sekali
  2. Lebih dari satu masalah besar dan datangnya bersama-sama
  3. Lebih dari satu masalah kecil namun kerasa besar karena datangnya bersama-sama
  4. Kombinasi dari 3 point di atas

Ya ketika kita dihantam berbagai macam masalah hingga membuat rasanya hidup ini sulit, susah, gak ada harapan, bahkan pengen berhenti hidup, naudzubillaah. Sepertinya memang setiap orang pernah mengalami hal seperti itu, tak terkecuali saya. Yang membedakan hanya proses bagaimana kita menyelesaikan dan menyikapi setiap permasalahan tersebut.

Saya sudah tidak bisa menghitung ada berapa masalah yang sudah diberikan di kehidupan saya. Bahkan baru-baru ini atas izin Allah saya mengalaminya kembali. Beberapa hal yang datang dan menekan saya hinga ke titik terendah kehidupan yang dapat saya rasakan. Rendah sehingga rasanya sulit sekali untuk bangkit. Tapi disinilah kemudian kekuatan hati diuji sejauh mana bisa berdamai dan kemudian memerintahkan jiwa untuk segera bangkit.

Masalah datang bukan tanpa alasan

Perhatikan ayat Al-Qur’an berikut yang menyatakan manusia itu akan diuji untuk membuktikan keimanannya.

Artinya: Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan, “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?” (Qs. Al-Ankabut [29]:2)

Diuji untuk apa sebenarnya ya? Lanjutkan ke ayat berikut yang menyingkap sebuah rahasia dibalik suatu ujian.

Artinya: “Dan sungguh Kami akan berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (Qs. Al-Baqarah [2]:155)

Ada kabar gembira ketika diberi ujian dari Allah? Seperti apa ya? Saya rasa hadits berikut mewakili apa jawabannya:

“Tidaklah seorang muslim ditimpa keletihan/kelelahan, sakit, sedih, duka, gangguan ataupun gundah gulana sampai pun duri yang menusuknya kecuali Allah akan hapuskan dengannya kesalahan-kesalahannya (HR. Al-Bukhari no 5641, 5642 dari Abu Said Al-khudri dan Abu Hurairah)”

Subhanallah, Allah tidak menurunkan ujian tanpa ada maksudnya sob. Justru saat berada di titik terendah itu seringkali kita lebih peka dengan hikmah-hikmah mampirnya ujian Allah pada kehidupan kita. Akhir-akhir ini hadits di atas sukses membuat saya lebih cepat mengangkat kesedihan-kesedihan saya. Belum bisa mengangkat secara keseluruhan, tapi sangat membantu untuk menyiapkan langkah untuk menyikapi permasalahan-permasalahan tersebut.

Berdoa, Berusaha, Bertawakkal

Kalo ujian itu datangnya dari Allah, jelas meminta pertolongan itu ya kepada Allah. Jadikan doa sebagai senjata utama, lalu kombinasikan dengan usaha dan tawakkal. Seringkali doa itu menguatkan kita, menenangkan hati, dan pengingat betapa kita manusia selalu butuh sama Allah. Sadarlah bahwa itu semua butuh proses dan bisa jadi kita membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menyelesaikan masalah. Tapi tidak perlu khawatir karena penentu hasilnya adalah Allah yang Maha Tahu mana yang terbaik untuk kita.

Beranjak dari titik terendah ke titik tertinggi

Yang namanya naik ke titik tertinggi itu memang usahanya besar apalagi setelah berada di titik terendah. Tapi setidaknya kita sudah punya bekal pengetahuan mengapa ujian itu datang, pentingnya berdoa dan berusaha, tinggal bagaimana menjaga itu semua bisa mengantarkan kita ke titik tertinggi. Titik tertingginya adalah pahala atau ampunan dari Allah atas perjuangan kita, masalah yang terselesaikan, dan kita naik kelas dalam kehidupan. Naik kelas gimana nih maksudnya? Maksudnya ketika mendapatkan masalah yang memiliki level serupa dengan masalah sebelumnya, kita bisa mengatasinya dengan mudah. Anak SMP bisa lebih mudah mengerjakan soal ujian anak SD karena dia sudah pernah melalui ujian saat SD, bukan begitu sob?

Bisa juga dianalogikan seperti bola yang ditekan. Semakin keras bola ditekan, semakin tinggi pula dia melanting. Nah, semakin keras masalah yang kita dapatkan, itu adalah kesempatan kita untuk menjadi pribadi yang lebih tinggi lagi tentunya dengan izin Allah. Jadi, jangan keluhkan masalah-masalahmu karena itu hanya akan menyakitimu sendiri. Kalau memang perlu mengeluh dan mengadu, adukan saja kepada Allah lalu ganti keluhan itu dengan doa karena doa itu menguatkan. Berdamailah dengan masalah-masalahmu karena di sana ada hikmah yang tersembunyi dan bisa mengantarmu menjadi pribadi yang lebih baik.

Saatnya bilang,

“Masalah yang besar, aku tidak takut kepadamu. Ada Allah Yang Maha Besar bersamaku”.

Wallahua’lam bisshowab

Semoga bermanfaat :)

--

--

Didik Tri Susanto
Teknomuslim

Proud to be Moslem | Introvert | Backend Engineer | Laravel Developer