Welcome to Telecreative DevDiary!

Fuadit Muhammad
Telecreative
Published in
4 min readMar 26, 2018

Selamat datang teman-teman, para pencinta Javascript, dan orang-orang yang sedang kebingungan dengan dinamisnya pemrograman, tools, library dan framework di dunia Javascript. Percayalah, kami di Telecreative juga merasakan hal yang sama.

Finally! We are here.

Telecreative adalah sebuah Software Agency yang juga menyediakan servis CTO as a Service sebagai tambahan apabila sebuah perusahaan membutuhkan CTO untuk menghandle segala urusan teknikal yang ada di perusahaan mereka. Ini tidak mudah tentunya, ditengah kurangnya sumber daya developer(terutama Javascript), source dan dokumentasi berbahasa Indonesia, membuat kami berinisiatif untuk hadir mempersembahkan konten publikasi ini kepada kalian.

Kami melakukan misi mulia, yaitu mengIndonesiakan Javascript. Terdengar agak naif memang, dan kami merasakan hal yang sama seperti anda, sekali lagi “Kurangnya resource atau dokumentasi berbahasa Indonesia yang membahas pemrograman, khususnya Javascript”. Ada, tapi apa yang selalu kita temukan di Google? Kalau bukan CodeIgniter ya Laravel, semuanya PHP. Dari sana semakin menambah poin penting bagi saya sebagai CEO Telecreative, kenapa publikasi ini harus ada.

Tentunya halaman publikasi ini juga di konsumsi oleh para junior developer kami di Telecreative. Seperti apa konten ini nantinya? Konten ini akan membahas seputar Javascipt, React dan Redux, juga beberapa hal yang tidak kamu temukan di Stack Overflow (yaiyalah, kan bahasa Indonesia). Satu kasus yang akan diulas dengan tajam beserta source code nya, kasus yang tentunya bisa bikin kepala anda pecah dan benci dengan Javascript.

Sedikit pesan dari saya, Javascript dan teman-teman framework nya akan membuat kita benci tapi rindu di beberapa hal, dan itu lah yang saya temukan selama mencari nafkah dengan bahasa ini. Error yang bukan pada tempatnya, juga membuat kita sumpah serapah membuat saya sangat yakin, halaman publikasi ini sangat berguna buat kamu.

Ada beberapa hal yang mungkin bisa saya share sebagai pengalaman saya menjadi Full Stack Javascript selama (kurang lebih) 4 tahun. Javascript itu…

Bertele-tele

Javascript termasuk sebagai bahasa pemrograman yang buruk (setelah C dan antek-anteknya, Java, dll) dibandingkan dengan beberapa pesaingnya dalam urusan server-side/backend. Kita bisa sebut beberapa yang tidak seburuk Javascript, yaitu Python atau Ruby. Python dan Ruby adalah bahasa yang syntax nya relatif lebih mudah dicerna ketimbang Javascript.

Kalau saya boleh analogikan bahasa pemrograman seperti seorang manusia, Javascript itu seperti seseorang yang bertele-tele ketika menginginkan suatu hal. Atau, ketika membahas satu topik, topik tersebut dibawa berputar-putar sebelum kita bertemu dengan topik utama pembahasan.

Berbeda dengan Python yang lebih direct(langsung) dan Ruby yang memang ada sedikit basa-basi tetapi cenderung lebih singkat.

Javascript;

var a = 'a'
let b = 2
const c = true

Python;

a = 'a'
b = 2
c = True

Ruby;

a = 'a'
b = 2
c = true

Bagaimana? Mengerti kan maksud saya?

Kencang Tapi Lambat

Javascript adalah bahasa yang sangat kencang secara performa, jika dibandingkan dengan bahasa-bahasa lain (jangan masukkan PHP), Javascript cukup bisa mengimbangi baik dari server maupun client.

Lambat, ya lambat kalau kamu mempercayakan algoritma kamu sendiri apabila kamu belum cukup berpengalaman dalam sisi rendering, unit testing ataupun TDD. So, memang agak tricky apabila kita membangun sebuah program/fungsi dengan bahasa Javascript. Saran saya, selama satu atau dua tahun dengan bahasa ini tetaplah mencari referensi algoritma para bule di Github.

Ramai

Ini adalah hal yang paling saya heran, kenapa di Indonesia sumber daya developer Javascript sangat minim, sedangkan di Stack Overflow, Github dan forum-forum pengembang Javascript adalah bahasa yang sangat ramai seperti pasar.

Selain itu, munculnya tools, library dan framework yang aneh-aneh mengaku paling cepat dan paling handal. Trust me, apabila kamu sudah memasuki dunia Javascript, kamu bahkan akan bingung memilih di framework mana kamu harus berdiri.

Canggih

Javascript adalah bahasa yang paling sakti yang pernah saya temui di kancah pemrograman. Bayangkan saja, kamu hanya menggunakan satu bahasa untuk membangun sebuah aplikasi end-to-end. Dari web sampai PWA(Progressive Web Apps), dari mobile sampa desktop, semua kamu bangun hanya dengan satu bahasa, JAVASCRIPT!

Penutup

Ditengah industri startup yang sedang berlomba-lomba menjadi paling mumpuni dari sisi teknologi, Javascript hadir menjadi barrier dengan permintaan yang luar biasa banyak di industri startup. Javascript bak sebuah solusi hemat bagi para entrepreneur, dimana dia dapat menemukan satu programmer yang bisa menghandle banyak hal, seperti aplikasi mobile, desktop apalagi cuma web. Yang paling-paling hanya menambah sedikit budget untuk satu DevOps yang mengurusi bagian server, dan jadilah produk startupnya.

Yang pasti tidak ada ruginya sama sekali mempelajari bahasa yang bertele-tele ini karena memang setimpal dengan apa yang kamu dapatkan setelah kamu uring-uringan dengan masalah pada setiap syntax nya. Javascript akan selalu berkembang, mengingat Google sudah mulai iri dengan Facebook yang rajin me-maintenance framework buatannya dan menjadi pionir di dunia Javascript.

Info terakhir, Javascript juga akan mulai merambah ke bidang data scientist seperti AI(Artificial Intelligence) atau ML(Machine Learning). Otomatis, semua hal bisa dilakukan oleh bahasa ini.

Semoga kamu jatuh cinta dengan Javascript, seperti saya mencintai kekurangan-kekurangannya. Tetap support kami, agar kami selalu memberikan insight menarik ditengah kamu yang sedang mencari source unggul Javascript yang berbahasa Indonesia. Selamat berjuang!

standing applause for us!

--

--

Fuadit Muhammad
Telecreative

Programmer,, UI UX Specialist, and ex blues guitarist.