Di Balik Orang Ke-Pede-an

Dunning Krugger Effect bisa menjelaskan kenapa sebagian orang yang nggak kompeten bisa (terlalu) percaya diri

Temali
Published in
3 min readMar 8, 2018

--

“One of the painful things about our time is that those who feel certainty are stupid, and those with any imagination and understanding are filled with doubt and indecision.” — Bertrand Russell

Petikan quotes di atas cukup bisa menggambarkan situasi yang bakal di bahas di sini, terutama untuk kondisi yang pertama.

Bahwa ternyata, ada fenomena khusus yang menggambarkan betapa orang yang tidak kompeten bisa memberi penilaian yang salah terhadap dirinya sendiri ; menganggap dirinya hebat dan kompeten. Fenomena ini disebut Dunning Kruger Effect.

Dunning Kruger Vs Impostor Syndrome

Dunning Kruger Efect bisa dikatakan merupakan kebalikan dari Impostor Syndrome, dimana orang yang sesungguhnya kompeten terus-terusan meragukan kemampuannya sendiri dan selalu merasa kurang cakap.

Istilah ini awalnya muncul dari hasil penelitian yang dilakukan psikolog David Dunning dan Justin Kruger, bertitel Unskilled and unaware of it: how difficulties in recognizing one’s own incompetence lead to inflated self-assessments.

Peneliti melakukan empat studi dalam bidang humor, grammar, dan tes logika. Hasilnya menunjukan bahwa peserta studi yang berada pada rata-rata hasil skor tes terbawah memiliki persepsi bahwa mereka sebenarnya memiliki skor tes di atas rata-rata peserta. Bukan hanya gagal mengambil pemahaman dan keputusan yang tepat, kurangnya kompetensi para peserta ini juga sekaligus membuat kemampuan metagoknisi mereka tidak mampu melihat kekurangan diri sendiri.

Metakognisi sederhananya adalah kemampuan seseorang untuk membedakan hal yang akurat dengan kesalahan. Kemampuan metakognisi mencakup ingatan, pemahaman, terapan, analisis, sintesis dan hasil evaluasi. Rendahnya kemampuan metakognisi seseorang akan membuat orang tersebut kesulitan menyadari kesalahannya.

Menurut Dunning dan Kruger, hal sebaliknya juga terjadi pada orang dengan kemampuan metakognisi yang lebih baik. Hal tersebut akan membuat orang yang bersangkutan memiliki pengetahuan yang lebih baik atas batas dan kemampuan dirinya.

Nggak jarang, hal ini-lah yang kemudian pada titik tertentu menjadikan seseorang menderita Impostor Syndrome.

Hmm..ribet juga ya.

Menemukan Dunning Kruger Syndorme dalam keseharian

Beberapa perilaku yang secara garis besar dimiliki oleh para pengidap sindrom ini di antaranya adalah :

· Cenderung overestimate kemampuan diri sendiri

· Gagal menyadari kemampuan dan kelebihan orang lain

· Gagal menyadari ketidak-mampuan dan atau kesalahan diri sendiri

· Apabila dilatih untuk terus berkembang, mereka bisa mengetahui dan menyadari kekurangannya yang lalu.

Contoh perilaku ini tergambar dari hasil penelitian yang dilakukan Dunning dan Kruger sendiri. Mahasiswa Cornell University melakukan tes grammar yang terdiri dari 20 hal. Setelah menyelesaikan tes, para mahasiswa diminta memberi estimasi bagaimana performa mereka dalam mengidentifikasi grammar yang benar, dibandingkan dengan peserta lain.

Dan, hasilnya menunjukan, mahasiswa yang skor tes-nya berada dalam kelompok terendah cenderung ‘kepedean’ dengan kemampuannya sendiri.

Hal-hal serupa juga bisa kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari; muncul di obrolan santai bareng teman, atau nongol di forum-forum internet. Wacana seputar anti-vaksin,merebaknya teori bumi datar, atau orang-orang nekat di ajang pencarian bakat sedikit banyak bisa menggambarkan sindrom ini. Bahkan, nggak jarang sindrom ini dijumpai pada orang-orang yang memegang posisi pemimpin dan pengambil keputusan lho.

Apa yang bisa dilakukan?

1. Gunakan standar pengukuran yang akurat dan konkrit untuk mengukur performa

Buatlah panduan kriteria atau alat ukur yang bisa menentukan sejauh mana performa kita dapat dibilang baik atau kurang baik. Kalau kita sudah punya standar pengukuran performa yang tepat, maka nggak ada yang bisa ngeles kalau ada yang ‘keluar jalur’ atau bekerja di bawah standar yang ditetapkan.

2. Minta tanggapan orang lain, dan dengarkan

Jangan hanya menerima komentar yang positif dan sesuai dengan apa yang kita rasakan aja ya. Penting juga benar-benar menyimak pendapat orang sekitar yang mengkritik kekurangan dan kelemahan kita.

3. Teruslah belajar

Ini juga penting banget. Karena, semakin kita memiliki pengetahuan dan berwawasan, maka kita akan semakin sadar akan batas kemampuan dan kompetensi diri dalam suatu bidang.

Sumber :

[1] Kruger, J. and Dunning, D., 1999. Unskilled and unaware of it: how difficulties in recognizing one’s own incompetence lead to inflated self-assessments. Journal of personality and social psychology, 77(6), p.1121.

[2] Vox.com : Why incompetent people often think they’re actually the best (diakses 8 Maret 2018)

[3] Forbes.com : The Dunning-Kruger Effect Shows Why Some People Think They’re Great Even When Their Work Is Terrible (diakses 8 Maret 2018)

--

--