Di Balik “Shabu”

Kenapa orang tertarik pakai, apa kandungannya, plus akibatnya

Temali
Published in
3 min readFeb 19, 2018

--

“Sudah ada Indomie masih saja pake narkoba. Heran saya,ujar Arfi Sulthani Syam, lewat akun Twitternya @arifsulthani pada 17 Februari lalu, yang diretweet hingga lebih dari 1.200 kali.

Hm. Ya juga sih.

Kamu termasuk salah satu orang yang merasa heran? Simak deh penjelasan kenapa orang bisa tertarik mengkonsumsi narkoba — dalam hal ini shabu — hingga kecanduan.

Kenapa orang tertarik?

Biar lebih produktif

Pengguna shabu kerap merasa sanggup tidak tidur salam beberapa hari, karena menggunakan zat ini bisa membuat badanmu tetap terjaga. Atas motivasi ini pula, sejumlah orang menggunakan shabu karena merasa tidak sanggup menanggung beban pekerjaan sehari-hari. Padahal, rata-rata pengguna shabu akan lebih sulit berfokus pada pekerjaan dan bahkan berpotensi merusak hubungan sosialnya ketika sudah sangat tergantung dan sudah mengalami efek samping dari zat ini.

Perlu ‘Party Drug’

Untuk sebagian orang, shabu digunakan agar mereka kuat untuk berpesta semalam suntuk, dari kelab ke kelab. Atau, biar nggak awkward dan lebih santai saat ‘melantai’, dan sebagainya.

Pengen kurus

Motivasi ini terutama muncul di kalangan wanita. Nggak jarang, mereka berpikiran bahwa menggunakan zat adiktif ini bakal menurunkan berat badan. Sebagai stimulant, methamphetamine bisa menekan nafsu makan dan menyebabkan penurunan berat badan. Tapi, hal ini hanya sementara karena tubuh lama kelamaan akan menjadi toleran terhadap zat tersebut. Berat badan biasanya naik kembali setelah enam minggu pemakaian.

Jadi ‘tameng’ diri

Sebagian orang meggunakan shabu untuk menyembunyikan kondisi mentalnya yang tidak sehat. Soalnya, pengguna shabu kerap merasa memiliki ‘rasa kuat’, yang bisa menutupi perasaan lemah, ketidak-berdayaan, permasalahan citra diri, rasa depresi, dan masalah lainnya. Padahal, menggunakan shabu hanya akan menjadi distraksi sementara — pikiran dan perasaan negative kerap muncul kembali.

Apa aja kandungan di dalamnya?

Shabu, meth, atau crystal meth mengacu pada zat adiktif dari penyalahggunaan stimulan methamphetamine.

Bahan-bahan pembuat shabu sebenarnya adalah bahan yang legal bila dipakai sesuai fungsinya. Namun, ketika dicampur dan diproses dengan tujuan menjadi sitmulan, hasilnya bisa sangat mebahayakan. Bukan hanya bahaya untuk kesehatan penggunanya, tapi juga berbahaya untuk lingkungan karena menyebabkan pencemaran.

Shabu dibuat dari bahan-bahan seperti iodine, fosfor merah, asam belerang, aseton, Freon, ammonia, lithium, dan lain sebagainya.

Bahan pembuatnya bisa diganti menjadi sesuatu yang lebih murah dan berbahaya, untuk meraup untung lebih besar bagi penjual.

Apa yang terjadi ketika dikonsumsi?

Hampir sama dengan kokain, pengguna shabu bisa mendapat limpahan energi yang intens ketika mengkonsumsinya. Hal ini bisa menaikkan detak jantung, suhu tubuh, dan tekanan darah. Termasuk salah satunya adalah memicu pelepasan dopamin dalam tubuh. Pengguna bisa merasa fly yang bertahan hingga lebih dari 12 jam. Lonjakan dopamin inilah yang bisa membuat orang kecanduan.

Pengguna shabu biasanya memiliki ciri-ciri seperti berkeringat terus, pupil membesar, banyak melakuakn aktivitas fisik, tidak tidur, mudah tersinggung dana tau merasa paranoid.

Mereka juga bisa mengalami muntah-muntah, diare, mulut kering, bau mulut, perilaku mengarah pada kekerasan, rasa depresi, kejang-kejang, hingga overdosis yang menyebabkan kematian.

Studi Clinical Oral Investigations pada 2016 menemukan fakta bahwa orang yang menggunakan shabu memiliki resiko lebih besar dibanding non-pengguna, untuk mengalami gusi berdarah dan penyakit gigi lainnya.

Selain itu, berdasarkan penelitian International Organization Research Group, pengguna shabu memiliki resiko mengalami kerusakan kognisi. Kondisi ini, ditambah dengan perasaan euforia telah terbukti menjadi kombinasi yang mematikan untuk banyak orang.

Bagaimana agar bisa berhenti?

Menurut NIDA (National Institute on Drug Abuse), komponen yang paling efektif dari program pengobatan kecanduan shabu adalah terapi perilaku kognitif, pendidikan keluarga, konseling individu, dukungan dan dorongan dari ahli dan lingkungan sekitar, perawatan dari lingkungan dan program yang sangat terstruktur, rehabilitasi, hingga pelatihan keterampilan hidup.

Terapi perilaku kognitif (CBT) adalah aspek paling penting dari pengobatan kecanduan meth, untuk membantu orang yang bersangkutan belajar mengenali apa yang menyebabkan mereka menggunakan shabu, dan bagaimana cara menghindari perilaku serupa di kemudian hari.

Sumber :

[1] American Addiction Center (americanaddictioncenters.org) : Side Effects of Crystal Meth Use and Abuse , diakses 20 Feb 2018

[2] crystalmethaddiction.org : Crystal Meth Ingredients , diakses 20 Feb 2018

[3] meth-addiction-treatment.com : Why People Turn to Crystal Meth , Meth Addiction Treatment, diakses 20 feb 2018



--

--