How to built personal branding “ala” Butet Manurung

Rhea
Temali
Published in
3 min readNov 1, 2018

Sesi sharing session bersama kak Butet Manurung pada Sabtu (27/10) lalu mengandung banyak pembelajaran yang dapat dipetik, salah satunya adalah bagaimana cara beliau mempertahankan pendiriannya untuk berkecimpung di dunia yang ia inginkan sejak kecil. Hal ini yang membuat beliau memiliki karakter yang kuat di bidang yang ia tekuni.

Nah, untuk Temalian yang tidak sempat datang dan ingin mendapatkan ilmu yang beliau bagian, berikut adalah resume tentang bagaimana membangun personal branding “ala” Butet Manurung.

1. Define yourself

Perjalanan kak Butet untuk menjadi seorang pemerhati pendidikan bagi anak rimba tidaklah semudah dalam bayangan. Kak Butet menemukan ketertarikan uniknya berawal dari keingintahuannya tentang dunia luar dan hal-hal yang berhubungan dengan petualangan. Berbagai macam buku tentang petualangan di alam bebas sudah menjadi buku favoritnya sejak kecil. Itulah yang membuat ia menjadi sangat tertarik dengan petualangan.

2. Explore your interest

Menyukai dunia bertema petualangan, kak Butet tak hanya sebatas mengagumi melalui buku maupun media. Tetapi kak Butet juga mengeksplor rasa ingin tahunya tentang petualangan dengan cara mendaftar kuliah di jurusan anthropologi dan juga keikutsertaannya di berbagai kegiatan seperti mendaki gunung, water sport, hingga beliau bergabung dengan komunitas peduli pedalaman bernama WARSI.

3. Decide & Dont let go

Memantapkan hati untuk terjun di WARSI untuk meneliti anak anak pedalaman di hutan merupakan hal yang sangat beliau nantikan, tetapi perjuangan beliau juga tidaklah mudah. Konflik dengan keluarga, kesulitan dalam bertahan dan membaur dengan penduduk rimba, dan masih banyak lagi. Tetapi kak Butet tak menyerah, karena ia mengerti bahwa ini yang ia inginkan. Ia takut akan penyesalan di hari tua jika tak bertahan saat itu juga.

4. Learning by doing

Menyukai sesuatu bukan berarti selalu mengetahui berbagai hal dan berhenti belajar. Begitu pula yang dilakukan kak Butet. Beliau dengan sabar mempelajari bagaimana cara bertahan di hutan, cara berkomunikasi dengan penduduk rimba, dan lain-lain. Selain itu, berbagai cara ia lakukan untuk menemukan bagaimana metode yang tepat untuk mengajar anak-anak rimba yang kebanyakan menolak untuk belajar karena larangan dari orangtuanya. Tak jarang beliau mendapat ancaman dari orangtua maupun ketua adat karena mencoba mengajar anak-anak rimba tersebut.

5. Growth

Dengan semangat kak Butet untuk memberikan edukasi pada anak-anak rimba, perlahan beliau dapat mencapai satu demi satu poin yang beliau perjuangkan. Anak-anak memiliki keinginan belajar dengan sendirinya, beberapa orangtua mulai menyadari betapa pentingnya pendidikan baca tulis bagi anak-anak mereka, kepercayaan yang mulai tumbuh antara penduduk rimba dengan niatan kak Butet, dan sebagainya. Hingga satu demi satu keberhasilan itu menuntun kak Butet untuk mendirikan Sokola Rimba, menulis buku, membuat film, dan juga diselingi berbagai penghargaan yang beliau terima berkat kerja kerasnya memperjuangkan pendidikan untuk anak-anak pedalaman.

Kurang lebih itulah ringkasan dari materi yang disampaikan oleh kak Butet. Semoga Temalian juga dapat menemukan dan mengembangkan diri di bidang yang kalian sukai.

--

--