Kenapa Earth Hour?

Berawal dari Australia, kini diadopsi 178 negara

Temali
Published in
2 min readMar 26, 2018

--

Sabtu (24/3) lalu, sejumlah negara, termasuk beberapa kota di Indonesia secara simbolis memadamkan lampu sejumlah ikon wisata kota, diikuti oleh pemadaman sukarela yang dilakukan warga di rumah masing-masing.

Jawa Barat malah mengeluarkan Surat Edaran yang menghimbau warga untuk memadamkan listrik selama satu jam mulai pukul 20.30 sampai 21.30.

Semua kegiatan ‘gelap-gelapan’ ini adalah rangkaian puncak perayaan Earth Hour, kegiatan penghematan energi global yang diadakan oleh World Wild Fund (WWF) pada Sabtu terakhir di bulan Maret setiap tahun.

Upaya penghematan energi dilakukan dengan mematikan listrik di tempat masing-masing selama satu jam secara serentak.

1. Berawal di Australia

Awalnya, kegiatan ini muncul di Sydney, Australia, 11 tahun silam. Saat itu, 2.2 juta orang dan 2.100 bisnis di seantero kota ikut berpartisipasi.

Karena kesuksesannya, saat ini nggak kurang dari 178 negara di 7 benua terlibat perayaan hemat energi.

2. Ikon wisata dunia ikut “padam”.

Nggak hanya rumah-rumah warga, sejumlah ikon wisata di berbagai negara juga ikutan mattin lampu lho. Mulai dari Sydney Opera House di Australia, Piramida Agung Giza di Mesir, sampai Gedung Empire State di New York.

Bahkan, Paris yang dijuluki “Kota Cahaya” pun ikut merayakan seremoni setiap tahunnya dengan memadamkan lampu Menara Eiffel.

3. Kenapa Maret?

Ternyata, pelaksanaan Earth Hour di bulan Maret setiap tahunnya bukan tanpa alasan. Penyelenggara ingin perayaan ini bertepatan dengan fenomena Equinox, untuk mendapat efek visual terbaik. Equinox adalah fenomena ketika matahari berada di atas lintasan garis khatulistiwa. Fenomena ini terjadi dua kali dalam setahun, tiap 21 Maret dan 23 September. Saat equinox, waktu matahari tenggelam di Kutub Selatan dan Kutub Utara hampir terjadi bersamaan.

4. Bertujuan meningkatkan kesadaran isu perubahan iklim

Awalnya, proyek ini dinamai “The Big Flick”, diinisiasi WWF sebagai respons atas dampak buruk perubahan iklim di dunia. Meskipun belum ada data pasti mengenai dampak Earth Hour di dunia, di Jawa Barat setidaknya perayaan ini telah berhasil menghemat 89 megawatt pada 2017, menurunkan beban konsumsi listrik dari 6.867 MW menjadi 6.778 MW di waktu yang sama ketika Earth Hour dilaksanakan.

Kalau kamu, ikut matiin lampu juga nggak nih?

Sumber :

*semua berita diakses pada 25 Maret 2018

--

--